Sukses

PPIH Surabaya Temukan Rokok dan Obat Tradisional di 23 Koper Jemaah Haji

Pada 23 koper milik jemaah calon haji itu tidak berisi pakaian. Semuanya terlihat penuh berisi rokok dan obat tradisional berbagai merek.

Liputan6.com, Surabaya - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya menemukan rokok dan obat tradisional berbagai merek, yang melanggar aturan penerbangan internasional dari 23 koper milik jemaah calon haji Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Jemaah calon haji asal Kabupaten Sumenep tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 6 dan 7 yang pada Minggu sekitar pukul 14.00 WIB memasuki Asrama Haji Sukolilo Surabaya untuk menjalani proses keimigrasian serta pemeriksaan kesehatan. Jemaah ini dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada Senin 8 Juli 2019.

"Kami mendeteksi 23 koper milik jemaah calon haji Kloter 6 dan 7 asal Sumenep yang mencurigakan. Setelah dilakukan pemeriksaan isinya rokok dan obat tradisional berbagai merek," ujar Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya Jamal kepada wartawan di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, seperti dikutip dari laman Antara, Minggu (8/7/2019).

Dari jemaah calon haji asal Sumenep yang tergabung dalam kloter 6, petugas mengamankan 11 koper. Sedangkan dari kloter 7 mengamankan 12 koper.

Pada 23 koper milik jemaah calon haji itu tidak berisi pakaian. Semuanya terlihat penuh berisi rokok dan obat tradisional berbagai merek.

"Ini sebenarnya kejadian yang terus berulang setiap tahun. Padahal kami sudah gencar menyosialisasikan bahwa untuk barang bawaan rokok tiap jemaah hanya diperbolehkan membawa sebanyak dua slof atau 24 bungkus," tutur Jamal.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harus Sertakan Dokumen dan Resep Dokter

Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuan Kelas 1 Surabaya, Muhammad Budi Hidayat mengungkapkan untuk obat-obatan yang diperbolehkan dibawa pada penerbangan internasional, berapapun jumlahnya, harus menyertakan dokumen dan resep dari dokter.

"Kalau obat-obatan yang ditemukan pada jemaah calon haji kloter 6 dan 7 asal Kabupaten Sumenep ini tadi jumlahnya berlebihan. Kami juga harus memeriksa apakah obat-obatan tersebut memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan," ujar dia.

Matnawai, salah seorang pemilik koper yang dinyatakan bermasalah tersebut menuturkan, kalau barang-barang berupa rokok dan obat tradisional yang kini disita petugas PPIH Embarkasi Surabaya itu bukan miliknya.

"Semua di dalam koper ini punya tetangga di Pulau Masalembu. Dia sendiri yang masukkan ke dalam koper sudah dalam kondisi dikemas dan dilakban, nitip untuk diberikan kepada saudaranya di Arab Saudi. Saya tidak tahu isinya apa. Ternyata berisi barang-barang yang dilarang penerbangan internasional," kata dia.

3 dari 3 halaman

8.337 Jemaah Haji Tiba di Madinah

Sebelumnya, sebanyak 8.337 jemaah haji Indonesia telah tiba di Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz, di Madinah, hingga 8 Juli 2019, pukul 05.50 Waktu Arab Saudi (SAW). Jumlah jemaah yang tiba berasal dari 20 kloter.

Data ini seperti mengutip Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Siskohat. Senin (8/7/2019). Jemaah yang telah tiba antara lain berasal dari Embarkasi Jakarta Pondok Gede, Jakarta Bekasi, Surabaya, Solo, Batam, Ujung Pandang, Padang, Palembang.

Di antara para jemaah tersebut, lima kloter dari dua embarkasi, mendapatkan fasilitas fast track atau jalur cepat keimigrasian pada saat kedatangan di Bandara Madinah. 

Dengan layanan fast track ini, jemaah dapat menghemat waktu setibanya di bandara tujuan sekitar setengah jam sampai 1,5 jam. Sebab, proses pre departure clearence atau pemeriksaan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor, sudah dilakukan sejak di bandara asal jemaah.

"Jumlah jemaahnya (yang menerima layanan fast track) 70 ribuan. Kalau dari total jemaah yang kita punya ya cukup banyak ya, 30 sampai 33 persen jemaah kita berangkat dengan fasilitas fast track," kata Kepala Daker Bandara, Arsyad Hidayat saat ditemui Tim MCH di Bandara Madinah.

Tahun ini, hanya ada dua embarkasi yang menerima layanan fast track. Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) dan embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS), yang jemaahnya berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Jemaah dari embarkasi ini berasal tiga provinsi, yakni Lampung, Jakarta dan Jawa Barat.

Fasilitas fast track baru terlayani di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta. Pihak imigrasi Arab Saudi membuka konter di Bandara Soetta, dan melakukan pengecekan visa sebelum jemaah haji naik pesawat. Dengan demikian, semua proses keimigrasian sudah selesai sejak masih di Bandara Soetta.

Setibanya di Bandara Madinah, lanjut Arsyad, pergerakan jemaah juga relatif lebih cepat. Sejak turun pesawat, jemaah sudah diarahkan ke terminal khusus, Mekah Route, terminal yang didedikasikan untuk jemaah fast track.

"Sangat membantu jemaah, jemaah tidak ngantre-ngantre, dan yang penting juga jemaah sudah dipastikan clear semenjak dri Tanah Air," ungkapnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.