Sukses

Wali Kota Risma Ajak Warga Surabaya Tanamkan Nilai Kejujuran kepada Anak

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengajak para orangtua agar mengajarkan anak-anak untuk disiplin, kerja dan berintegritas.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengajak para orangtua agar mengajarkan anak-anak untuk disiplin, kerja dan berintegritas.

Risma ingin anak-anak sejak dini di Surabaya, Jawa Timur sudah mulai ditanamkan nilai-nilai kejujuran. Ia menilai, anak-anak merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan masa depan bangsa.

"Ayo kita mari bersama ajarkan anak-anak kita, saya yakin suatu saat anak-anak Surabaya bukan hanya jadi pemimpin Indonesia, tapi juga tersebar di seluruh dunia," kata dia, Minggu (14/7/2019).

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini yakin jika anak-anak sejak dini diajari untuk berlaku jujur, Indonesia khususnya Surabaya ke depan akan semakin maju. Hal ini karena integritas kejujuran merupakan awal dalam meraih sebuah kesuksesan. Namun demikian, masyarakat juga harus turut andil dalam mendukung pemerintah.

"Karena itu ayo kita ajarkan anak-anak kita jujur, disiplin, kerja keras, kita yakin suatu saat someday akan terjadi Negara yang gemah ripah loh jinawi (kekayaan alam yang berlimpah),” ujar dia.

Sebelumnya, Tri Rismaharini bersama Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang menyapa warga Surabaya yang memadati gelaran Car Free Day (CFD) di Taman Bungkul Surabaya, Minggu, 14 Juli 2019. Kegiatan ini merupakan hari terakhir rangkaian acara Roadshow Bus KPK 2019 bertajuk “Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi” di Surabaya.

Pada roadshow, masyarakat juga diberi kesempatan untuk melihat secara langsung isi dalam bus yang terdapat beberapa unit komputer yang terkoneksi internet dan situs KPK dengan beragam fitur di dalamnya. Melalui bus itu, masyarakat bisa belajar banyak hal tentang upaya-upaya pencegahan korupsi. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Risma Bakal Siapkan Aturan untuk Masukkan Kurikulum Antikorupsi

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berencana rancang kisi-kisi untuk membuat mata pelajaran (mapel) atau kurikulum antikorupsi.

Wali Kota Surabaya yang akrab disapa Risma menyampaikan hal itu saat menghadiri sejumlah rangkaian acara Roadshow Bus KPK 2019 ‘Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi’ di Gedung Siola, Surabaya, Sabtu, 13 Juli 2019.

Awalnya, Risma memberikan materi di hadapan guru dan kepala sekolah jenjang TK, SD/MI, dan SMP/MTs. Setelah itu, ia mendongeng dan bercerita di hadapan siswa, kemudian dilanjutkan dengan berbicara di hadapan para pelaku UMKM dan pengusaha. 

Ketiga acara itu didampingi langsung oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono.

Pada saat menjadi pembicara pertama dalam workshop Insersi Pendidikan Antikorupsi dan Sosialisasi Aplikasi Jaga, Risma menuturkan, guru memiliki peranan penting bagi perkembangan anak-anak. Sebab, anak-anak inilah yang nanti ke depannya menjadi penerus perjuangan pendahulunya.

"Layani dengan sungguh-sungguh dan berikan yang terbaik. Panjenengan (Anda) mendidik anak-anak bangsa untuk meneruskan perjuangan pendahulunya,” ujar Risma.

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga meminta para guru atau kepala sekolah untuk tidak malu ketika siswa meraih nilai jelek saat ujian. Yang terpenting, lanjut dia, didik anak dengan kebiasaan jujur, kerja keras serta daya juang tinggi dalam memperoleh nilai. "Kalau suka mencontoh atau menyontek, itu namanya cari jalan pintas. Anak ini tidak akan survive di masa mendatang," tuturnya.

Oleh karena itu, ia juga berencana membuat kisi-kisi untuk membuat mata pelajaran (mapel) atau kurikulum antikorupsi. Meskipun demikian, setiap hari pelajaran tentang antikorupsi harus diajarkan, bukan hanya sekadar dihafalkan. 

"Nanti saya bersama Dinas Pendidikan (Dispendik) akan membuat peraturan wali kota (Perwali) pendidikan antikorupsi," tegasnya.

Risma mengatakan, kurikulum anti korupsi itu nantinya akan diintegrasikan dalam pelajaran PPKN yang ada di sekolah. Bagi dia, kurikulum itu yang paling penting adalah penerapan dalam kehidupan sehari-hari, seperti nilai kedisiplinan, kejujuran, tidak mencontek dan mampu membentuk karakter siswa yang lebih baik lagi. 

"Pelajaran itu untuk perilaku bukan dihafalkan, jadi untuk membentuk perilaku siswa sehari-hari,” kata dia.

Selain itu, Tri Rismaharini menuturkan, pendidikan antikorupsi ini sangat penting ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, apalagi nantinya akan membentuk sebuah karakter postif ketika mereka dewasa nanti.

Bahkan, ia memastikan,  jika pendidikan anti korupsi itu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak,  maka ke depannya mereka akan terbiasa untuk berbuat jujur serta membentuk sikap positif bagi generasi Indonesia yang akan datang. 

"Mulai kecil kita tanamkan, maka besarnya akan sulit untuk berubah. Saya yakin kalau ini kita lakukan akan menjadi anak-anak yang luar biasa,” ungkapnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Pendidikan Antikorupsi

Sementara itu, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, kurikulum anti korupsi janganlah dijadikan beban bagi anak-anak. Namun, kurikulum itu yang paling penting adalah penerapannya. 

"Jadi jangan dijadikan beban kurikulum agar siswa mampu menerapkannya, nanti  juga tidak ada ujiannya, karena sudah diterapkan setiap hari," kata Saut.

Pada kesempatan itu, Saut juga berpesan kepada peserta workshop yang merupakan guru dan kepala sekolah itu untuk menanamkan sembilan nilai dasar yang sudah dijalankan di KPK. 

"Tanamkan nilai kesederhanaan, kejujuran, berani, adil, dan lain-lain itu ke dalam pelajaran. Semua itu harus terintegrasi dengan pelajaran," ungkapnya.

Kondisi sekarang ini, lanjut Saut, anak-anak sudah mengukur dunia ini dari benda. Hal ini sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia ketika dijadikan ukuran. "Tanamkan nilai-nilai integritas. Pengayaan bisa melalui kearifan lokal," katanya.

Saut menuturkan, jangan sampai anak-anak ini yang bersekolah di tempat bagus, kemudian memiliki karier bagus hingga menjadi pejabat, malah terjerumus.

"Banyak yang ditangkap KPK itu pendidikannya S2, S3. Maka dari itu, kita jaga integritas mereka dengan memasukkan pendidikan antikorupsi," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.