Sukses

Jalani Program Diet hingga Latihan Fisik di Mojokerto, Bagaimana Kondisi 50 Polisi Jatim?

50 anggota Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) mengikuti program diet dan latihan fisik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jatim.

Liputan6.com, Surabaya - 50 anggota Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) atau disebut Polda Jatim mengikuti program diet dan latihan fisik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jatim. 

Bagaimana kondisi puluhan anggota Korps Bhayangkara tersebut setelah mengikuti latihan fisik dan program diet di SPN Mojokerto dalam seminggu terakhir ini, apakah mengalami penurunan berat badan, atau stagnan, atau bahkan justru malah tambah gendut?

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol, Frans Barung Mangera mengatakan, ada beberapa polisi yang turun hingga lima kg. Namun, rata-rata penurunan berat badan polisi ini mulai 1 kg hingga 3 kg.

"Sudah ada signifikan penurunan masa tubuh anggota yang over weight," tutur Barung di Mapolda Jatim, Senin (22/7/2019).

Saat disinggung mengenai tiga anggota polisi yang mengikuti program diet, berat badan masih stagnan (Data Bid Dokkes Polda Jatim), Barung menjawab bahwa itu tergantung metabolisme tubuh dan usaha anggota tersebut. "Yang stagnan cuma beberapa, tergantung orangnya itu," ujar Barung.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

50 Polisi Jalani Latihan Fisik dan Program Diet di SPN Mojokerto

Sebelumnya, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) membina anggotanya yang mengalami kelebihan berat badan alias tambun.

"Sebanyak 50 personel polisi Polda Jatim yang berat tubuhnya mengalami over atau tambun menjalani pembinaan penurunan berat badan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Bangsal, Kabupaten Mojokerto," tutur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kamis, 18 Juli 2019. 

Barung menjelaskan bahwa pembinaan ini dilakukan untuk kebugaran tubuh personel. Peserta diberi kegiatan olah gerak tubuh yang dapat membakar lemak berupa lari menggunakan jaket parasut, long march, senam aerobik, renang dan lainnya, supaya berat badannya tidak tambun  lagi. 

"Program ini dilaksanakan selama sebelas hari, terhitung mulia tanggal 15 hingga 26 Juli 2019," kata Barung di Mapolda Jatim. 

Tak hanya diberikan kegiatan olah gerak tubuh, peserta polisi tambun juga diberikan materi psikologi dari pelatih.

"Peserta juga diberikan materi psikologi, pola makan dan menu juga disesuaikan untuk menunjang pencapaian tujuan dari program ini berdasarkan petunjuk dari ahli gizi bidang Dokkes Polda Jatim," tambah Barung.

 

3 dari 3 halaman

Pernah Dilakukan di Gorontalo

Pembinaan polisi tambun juga pernah dilakukan Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo. Personel yang memiliki berat badan berlebih atau berbadan gendut dikumpul dan ditimbang. Mereka diberi target harus mampu menurunkan berat badan selama Ramadan.

Pengukuran berat badan personel obesitas ini dilakukan usai pelaksanaan apel pagi di lapangan apel Mapolda Gorontalo, Senin, 13 Mei 2019. Pengukuran tersebut dipimpin langsung Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Gorontalo Kombes Murbani Budi Pitono.

Menurut Murbani, pengukuran dilakukan untuk mencatat berat badan awal setiap personel yang memiliki berat badan berlebih. Selanjutnya setelah Ramadan, akan dilakukan pengukuran atau penimbangan kembali.

"Kegiatan ini merupakan tindak lanjut program dari Mabes Polri yang mencanangkan program pengendalian berat badan bagi personel Polri," ujar mantan Kapolresta Bandar Lampung itu.

Apabila setelah Ramadan, berat badan dari polisi gendut itu tidak mengalami perubahan maka akan diberikan pembinaan fisik, sehingga berat badannya ideal kembali.

Sementara itu, dari hasil pengukuran berat badan, ada beberapa personel Polda Gorontalo yang memiliki berat badan berlebih. Bahkan, ada polisi gendut yang melebihi berat badan 100 kilogram.

Terkait hal itu, Kombes Pol Murbani Budi Pitono memberi atensi khusus. Menurut dia, polisi yang memiliki berat badan berlebih tersebut harus memperhatikan pola makan.

"Apalagi selama pelaksanaan puasa Ramadan ini. Harusnya berat badannya menurun," kata pria yang pernah menjabat Kasatlantas Polrestabes Manado itu.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Gorontalo AKBP Wahyu Tri Cahyono menyampaikan, berat badan berlebih memiliki dampak buruk terhadap kesehatan.

Sehingga banyak orang berusaha untuk senantiasa menjaga agar berat badannya tetap ideal. Terlebih, bagi anggota Polri wajib untuk menjaga berat badan ideal untuk menunjang pelaksanaan tugas.

"Bagi anggota Polri yang memiliki berat badan yang tak ideal nantinya akan diberikan program untuk menurunkan berat badan," kata Wahyu Tri Cahyono.

Penurunan berat badan bertujuan mendapatkan postur Polri yang ideal sehingga dengan berat tubuh yang tidak tambun alias ideal maka personel Polri lebih sigap di lapangan.

"Tantangan tugas Polri yang semakin berat dalam memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, tentunya dibutuhkan fisik yang bugar dan prima," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.