Sukses

Delegasi Surabaya Cross Culture 2019 Kunjungi Tempat Wisata Ini, Tertarik?

Para delegasi Surabaya Cross Culture juga menikmati jalan-jalan di Surabaya, Jawa Timur.

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur menggelar Festival Seni Lintas Budaya atau Surabaya Cross Culture International bertema Folk Art 2019. Festival tersebut berlangsung pada 21 Juli-25 Juli 2019.

Pembukaan acara dilakukan di Jalan Tunjungan, Surabaya pada Minggu, 21 Juli 2019. Acara tersebut diikuti oleh sejumlah negara antara lain Republik Ceko, Jepang, India, Polandia, Timor Leste, Bulgaria, Uzbekistan, Rusia, Italia, Thailand, Meksiko dan China.

Selain itu juga diikuti dari sejumlah provinsi di Indonesia antara lain Kabupaten Banggai, Pangkalpinang, Kota Solok, Jawa Barat dan Mengwi (Bali). Diperkirakan ada 248 peserta dari mancanegara yang ikut berpartisipasi dan 94 peserta dari dalam negeri lintas provinsi.

Nah, para peserta delegasi tersebut diajak untuk mengunjungi sejumlah tempat wisata di Surabaya, Jawa Timur. Para delegasi diajak berwisata sejarah dan alam.

Mengutip instagram@surabayasparkling, pada Senin 22 Juli 2019, para peserta Surabaya Cross Culture Festival 2019 city tour berkeliling ke Tugu Pahlawan Museum 10 November, Museum HOS Sampoerna dan Museum Bank Indonesia.

 

Adapun Museum 10 November ini dibangun untuk memperjelas keberadaan Tugu Pahlawan dan sebagai bukti-bukti sejarah pada 10 November 1945. Tugu Pahlawan tersebut juga dibangun untuk menghormati para pahlawan.

Sedangkan di Museum of Sampoerna tersebut, para delegasi menikmati ilmu sejarah rokok di Indonesia. Selain itu juga dapat menikmati pameran yang berhubungan dengan produksi rokok. Kalau di De Javasche Bank, para delegasi dapat melihat koleksi mata uang lama, mesin kuno yang dulu digunakan di bank dan beberapa perabotan kuno.

Kemudian para delegasi juga diajak peduli lingkungan. Para delegasi diajak untuk menanam pohon bersama di Taman Hiburan Pantai Kenjeran. Para delegasi pun menikmati aneka bakaran ikan dan es kelapa muda.

 

Mengutip buku travelicious, jalan hemat, jajan nikmat edisi Surabaya, Malang dan Madura karya Ariyanto, di kawasan Kenjeran ada satu bangunan pagoda di dekat pantai yang memiliki ciri arsitektur kental China. Namanya Pagoda Tian Ti yang berada di Kenjeran Park. Selain itu ada juga Patung Buddha empat muka.

Ini pagoda yang oleh pendirinya Soetiadji Yudho dibangun sebagai duplikat pagoda sejenis yang ada di Beijing. Sebelum masuk ke areal Pagoda Tian Ti, akan melewati dulu Kya Kya 12 shio. Di sana dapat menyaksikan berbagai jenis shio dan simbolnya. Di Kenjeran itu juga terdapat Sanggar Agung, klentheng yang menyimpan patung dua naga raksasa di belakangnya.

Para delegasi tersebut juga diajak ke Taman Harmoni Surabaya. Taman tersebut dekat dengan hutan bambu Keputih yang banyak rumpun bambu yang menjulang tinggi dan berjajar rapi. Selain itu, pengunjung dapat menemukan berbagai bunga seperti bunga matahari dan mawar.

Para delegasi Surabaya Cross Culture 2019 tersebut sudah mengunjung tempat-tempat menarik di Surabaya, kalau Anda kapan?

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Risma Sebut Festival Seni Lintas Budaya 2019 Genjot Ekonomi Surabaya

Sebelumnya, ratusan peserta mancanegara dan perwakilan kota dari berbagai provinsi di Indonesia meramaikan pembukaan Festival Surabaya Cross Culture International bertema Folk Art 2019 di sepanjang Jalan Tunjungan, Surabaya, Minggu, 21 Juli 2019. 

Mereka satu per satu tampil untuk menunjukkan budaya dari daerahnya melalui atraksi yang disuguhkan kepada masyarakat Surabaya. Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB itu, diikuti oleh 13 perwakilan negara dan 5 lintas provinsi di Indonesia. Silih berganti para peserta menampilkan atraksi budaya dan tarian tradisional dengan iringan musik khas kota masing-masing. 

Penampilan diawali dari Republik Ceko, Jepang, Jawa Barat, Banggai, Polandia, Timor Leste, Solok, Uzbekhistan, Pangkal Pinang, Italia, Thailand dan Mexico.

Selama penampilan berlangsung, warga terlihat begitu antusias menyaksikan. Teriakan dan tepuk tangan hampir menutupi suara musik pengiring di tiap awal dan akhir pertunjukkan. Tak terkecuali, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sambil melambai-lambaikan tangan ia memberi salam dan semangat kepada para peserta. 

Setelah menampilkan festival tari-tarian. Para peserta diarak menggunakan becak yang sudah dihias menuju rumah kediaman wali kota, Jalan Sedap Malam, Surabaya.

Tri Rismaharini menyampaikan, acara ini kembali digelar kesekian kalinya untuk memberikan asupan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terutama warga Surabaya.  Melalui perhelatan Cross Culture 2019 ini, ia ingin memberikan edukasi melalui kebudayaan lintas daerah kepada masyarakat Surabaya.

"Ini salah satunya masuk ke pendidikan, kita selalu berupaya dan meningkatkan kesiapan acara ini dari tahun ke tahun agar terus lebih baik lagi," kata Risma.

 

3 dari 3 halaman

Surabaya Buktikan Jadi Kota Wisata Dunia

Menurut dia, nilai pendidikan yang ditanamkan pada warga Surabaya itu, merupakan hal yang paling penting. Mengingat  2020 nanti, Indonesia akan memasuki perdagangan era pasar bebas. Setiap Negara di belahan dunia bebas berlalu lalang dalam proses perdagangan. 

Harapan saya itu anak-anak bisa menjadi one work nation. Tahun 2020 ini tepatnya sudah tahun depan, kita semua mengalami kesepakatan perdagangan pasar bebas,” ujar dia.

Ia menjelaskan, sikap dari one work nation atau bangsa yang bersatu ini, harus benar-benar tertanam dan diaplikasikan di setiap individu. “Ini adalah suatu tantangan, kesempatan dan peluang untuk kita bisa hidup dibelahan dunia,” katanya.

Tidak hanya itu, Wali Kota Risma menyebut, salah satu keberhasilan acara ini adalah menaikkan sektor ekonomi secara langsung. Hal tersebut dapat dirasakan dari hotel, tempat wisata, kuliner, yang nyaris penuh setiap hari selama seminggu ini. "Ini adalah bukti bahwa Surabaya sudah menjadi kota wisata di Indonesia,” ujar dia.

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini memastikan akan terus berupaya untuk mengembangkan kegiata tersebut. Oleh karena itu ia berharap, perhelatan ini bisa lebih meriah di tahun-tahun ke depan. "Konsepnya terus kita kembangkan, bisa nanti dibuat semacam flow jalan, setelah itu baru pesertanya bisa menari," ujar dia.

Acara tahunan ini mendapat apresiasi dari President Ciof, Said Rachmad. Ia mengaku, ketika mengundang teman-temannya untuk mengikuti Festival Cross Culture di Surabaya ini,  langsung banyak mendapat respons positif. Bahkan menurut dia, festival ini sudah dikenal di luar negeri.

"Sebenarnya banyak sekali yang mau ikut tergabung. Festival Cross Culture 2019 ini sudah sangat dikenal di luar negeri. Apalagi Kota Surabaya yang sekarang banyak sekali dipuji-puji kebersihannya oleh orang luar," kata Said.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.