Sukses

PT Pal Indonesia Serahkan Kapal Cepat Rudal kepada Menhan

PT PAL lndonesia (Persero) kembali menyerahkan satu unit Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter "Kerambit" kepada Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu di Surabaya, Jawa Timur.

Liputan6.com, Surabaya - PT PAL lndonesia (Persero) kembali menyerahkan satu unit Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter "Kerambit" kepada Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu di Surabaya, Jawa Timur.

"Pembangunan kapal ini terdiri dari dua tahap kontrak yaitu kontrak platform dan kontrak pengembangan platform, yang akan diserahkan ke Menhan tepat waktu dan tepat dana," tutur Direktur Utama PT PAL Indonesia, Budiman Saleh di Surabaya, Kamis (25/7/2019).

Lalu bagaimana spesifikasi kapal ini? Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter memiliki panjang 60 meter, dengan lebar 8,10 meter, sarat 2,57 meter serta memiliki bobot 467 ton mampu berlayar hingga kecepatan 28 knots resmi dinamakan "Kerambit" pada 27 Februari 2018.

Kapal ini memiliki fungsi pokak sebagai peperangan anti kapal permukaan, dan offshore patroIs di perairan territorial hingga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Selain fungsi pokok itu, KCR 60 Meter Kerambit juga memiliki fungsi tambahan untuk aktivitas pengintaian, serta Search and Resuce (SAR).

 

 

 

Pengembangan kebutuhan TNI Angkatan Laut khususnya pada sistem senjata yang lebih  terintegrasi serta kemampuan stabilitas yang lebih baik menjadi keunggulan pada KCR 60 meter "Kerambit". Ini sebagai bagian untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negeri, dan sebagai tambahan kekuatan pertahanan laut Indonesia.

"Kapal ini merupakan pesanan Kementerian Pertahanan untuk TNI Angkatan Laut. Harapan kami, PT PAL Indonesia segera menyelesaikan pengerjaan kapal yang lainnya," ujar Rymizard. 

Rangkaian serah terima KCR 60 Meter "Kerambit" dilanjutkan dengan upacara peresmian dan pengukuhan Komandan KRI Kerambit-627 oleh Laksamana TNI Siwi Sukma Adji selaku Kepata Staf Angkatan Laut. Adapun Komandan KRI Kerambit-627 adalah Letkol laut (P) Arief Kurniawan Hartanto dikukuhkan bersama 53 awak kapal lainnya.  

Sebelumnya dilaksanakan rangkaian uji layak laut. Uji layak laut yang dilakukan meliputi pengujian kecepatan, pengujian peralatan, perrnesinan hingga pengujian maneuver kapal yang telah dilaksanakan sebelumnya.  

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PT PAL Indonesia Garap Proyek Kapal Bantu Rumah Sakit

Sebelumnya, PT PAL Indonesia menggarap proyek pengerjaan kapal bantu rumah sakit untuk pertama kali. Pengerjaan kapal ini untuk memenuhi pesanan dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

Pengerjaan proyek tersebut ditandai dengan pemotongan baja pertama (first steel cutting) yang merupakan langkah awal proses fabrikasi atau pembangunan kapal yang dilaksanakan di Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur.

Direktur Utama PT PAL, Budiman Saleh menuturkan, pesanan tersebut mampu diselesaikan sesuai kontrak pada Oktober 2021. Dia mengatakan, kapal bernomor pembangunan W000302 itu desainnya sejak awal benar-benar untuk fungsi rumah sakit untuk bantuan kesehatan. Rumah sakit terapung ini memiliki fasilitas poliklinik, unit gawat darurat, fasilitas operasi, rawat inap dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya.

"Bedanya dengan sejumlah kapal jenis serupa milik TNI AL yang sudah ada dan telah beroperasi adalah merupakan alih fungsi dari kapal perang yang semula berjenis Landing Platform Dockatau LPD," tutur dia, Selasa, 9 Juli 2019.

Budiman mengatakan, kapal yang akan dibangun sepanjang 124 meter, lebar 22 meter, tinggi 6,8 meter, dengan bobot 7.300 ton itu juga akan difungsikan untuk bantuan kemanusiaan, bencana alam, transportasi logistik, pencarian dan penyelamatan, serta evakuasi massal.

"Indonesia sebagai negara kepulauan memang sangat memerlukan kapal rumah sakit seperti ini. Kita merasakan sendiri saat terjadi gempa di Palu, betapa KRI dari Soeharso dan KRI Makassar sangat membantu dalam proses evakuasi korban," ujar dia.

Budiman menyampaikan, negara kepulauan seluas Indonesia memerlukan tiga unit kapal rumah sakit seperti ini. "Sementara TNI AL saat ini masih memesan satu unit. Mudah-mudahan setelah yang ini jadi akan ada kontrak kapal sejenis lainnya," tutur dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.