Sukses

Pundi-Pundi Kekayaan Tahir, Orang Terkaya RI Kelahiran Surabaya

Pengusaha kelahiran Surabaya, Jawa Timur Dato Sri Tahir ini menjadi orang terkaya ke-6 di Indonesia versi Forbes.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha kelahiran Surabaya, Jawa Timur Dato Sri Tahir ini menjadi orang terkaya ke-6 di Indonesia versi Forbes. Pria kelahiran 26 Maret 1952 ini mencatatkan total kekayaan USD 4,6 miliar per 25 Juli 2019.

Dari daftar Forbes 50 orang terkaya di Indonesia, Tahir masuk jajaran 10 besar orang terkaya di Indonesia pada 2018. Total kekayaannya mencapai USD 4,5 miliar. Pundi-pundi kekayaan pria yang pernah dibesarkan di Surabaya tersebut berasal dari sejumlah usaha yang dilakukan mulai dari perbankan, jaringan rumah sakit, dan properti, tekstil.

Mengutip laman Mayapada, suami dari Rosy Riady ini membangun usahanya sejak 1980-an. Dari usaha tersebut, ada sejumlah perusahaan yang mencatatkan saham di pasar modal Indonesia.

Berikut sejumlah perusahaan yang dibangun Tahir yang menjadi perusahaan publik di pasar modal yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber:

1.PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA)

PT Bank Mayapada Internasional Tbk didirikan oleh Tahir lebih dari 25 tahun lalu. Ini pertama dimulai dengan Bank Mayapada dan sebagai mitra lokal untuk duty free shoppers, anak perusahaan dari LVMH pada 1980-an. Bank ini dibentuk pertama kali pada 7 September 1989 di Jakarta. Kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman pada 10 Januari 1990, dan mulai beroperasi secara komersial pada 16 Maret 1990.

Sejak 23 Maret 1990, perusahaan resmi menjadi bank umum. Kemudian mendapatkan izin dari Bank Indonesia sebagai bank devisa pada 1993. Pada 1995, perseroan berubah nama menjadi PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Kemudian perseroan berinisiatif untuk go public pada Agustus 1997 dan hingga kini dikenal dengan nama PT Bank Mayapada Internasional Tbk.

Lalu bagaimana kinerja perseroan pada 2019? Perseroan mencatatkan laba tahun berjalan merosot 37,40 persen menjadi Rp 142,78 miliar hingga kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 228,10 miliar.

Pendapatan bunga bersih tercatat susut menjadi Rp 653,36 miliar hingga kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 683,52 miliar. Pendapatan operasional naik menjadi Rp 14,69 miliar hingga Maret 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,10 miliar.

Total aset Bank Mayapada yang didirikan pengusaha lulusan SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya tercatat Rp 89,69 triliun pada 31 Maret 2019 dari periode Desember 2018 sebesar Rp 86,97 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 180,69 miliar pada 31 Maret 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rumah Sakit Mayapada

2. PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ)

Perusahan yang mengoperatori Rumah Sakit Mayapada ini mencatatkan saham di pasar modal Indonesia pada 11 April 2011 dengan kode saham SRAJ. Rumah Sakit Mayapada ini ada berada di Tangerang dan Jakarta Selatan.

Perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,98 miliar hingga Maret 2019 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 24,42 miliar. Pendapatan perseroan naik 43,11 persen menjadi Rp 259,14 miliar hingga kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 181,07 miliar.

3. PT Propertindo Mulia Investama Tbk (MPRO)

Perusahaan properti ini mencatatkan saham pada 9 Oktober 2018 dengan kode saham MPRO. Proyek perseroan antara lain The Kahyangan, Simprug Signature, The Grand Maja dan Tanjung Layar Beach Front City.

Proyek The Kahyangan tersebut dikembangkan di Solo dengan luas area 7 hektare. Proyek Simprug Signature berada di luas lahan 51.676m2. Kemudian The Grand Maja memiliki luas lahan 283,8 hektare dan Tanjung Layar Beach seluas 74.000m2.

Perseroan masih mencatatkan kerugian meski sudah menyusut. Rugi periode berjalan tercatat Rp 8,2 miliar hingga kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 15,81 miliar. Penjualan perseroan turu menjadi Rp 4,45 miliar hingga kuartal I 2019 dari periode kuartal I 2018 sebesar Rp 5,02 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.