Sukses

Ini Fakta-Fakta Menarik Tradisi Ceprotan Khas Kabupaten Pacitan

Tradisi Ceprotan memiliki tujuan sebagai rasa syukur kepada Tuhan.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keanekaragamaan dengan berbagai tradisinya. Salah satunya Jawa Timur menyimpan berbagai macam tradisi unik. 

Tradisi di Jawa Timur masih sering dijalankan, seperti tradisi Ceprotan khas Kabupaten Pacitan. Tradisi Ceprotan merupakan ritual khusus masyarakat Desa Sekar Kecamatan Donorejo yang selalu dilaksanakan setahun sekali dengan perhitungan kalender Jawa pada bulan Dzulqaidah (Longkang), tepat hari Senin Kliwon.

Tradisi Ceprotan memiliki tujuan sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas segala yang telah dilimpahkan. Acara tradisi ini dimulai sejak pagi hari dengan diiringi tari-tarian.

Berikut fakta-fakta menarik tradisi Ceprotan khas Pacitan, seperti Liputan6.com kutip dari laman resmi Pacitankab, Jumat (23/8/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Puncak Acara Tradisi Ceprotan dimulai saat Matahari Mulai Terbenam

Tradisi Ceprotan dimulai dari pengumpulan ayam dari beberapa warga. Upacara Ceprotan dipimpin oleh kepala desa dan juga melibatkan kepala dusun.

Selain itu, puncak acara tradisi Ceprotan ini berlangsung pada sore hari dimana matahari mulai terbenam. Diawali dengan tarian surup atau Terbenamnya Matahari dan kemudian juru kunci akan membacakan doa.

3 dari 4 halaman

2. Kelapa Muda Digunakan Sebagai Alat Ceprotan

Kelapa muda yang biasanya dinikmati sebagai minuman segar, lain dengan tradisi Ceprotan. Kelapa Muda di acara ini digunakan sebagai alat Ceprotan.

Warga akan saling lempar kelapa muda yang sudah dikupas kulit luarnya dan direndam selama beberapa hari sehingga tempurungnya lunak. Konon, orang yang terkena lemparan kelapa hingga tempurungnya pecah, ia akan mendapat rejeki berlimpah.

"Mereka saling melempar cengkir atau kelapa muda, jadi unik sekali" Ujar Agus Ansori Mudzakir anggota Calender Of Event 2019 sebagaimana dikutip dari Pacitankab.go.id.

4 dari 4 halaman

3. Tradisi Ceprotan Memiliki Makna Simbolik

Tari-tarian yang ditampilkan di awal acara menceritakan tentang pertemuan Ki Godeg dengan Dewi Sekartaji. Ki Godeg nama lain dari Panji Asmorobangun adalah seseorang yang memiliki kesaktian.

Tak hanya sakti, keuletan dan keahlian dari Ki Godeg tersebut membuat wilayah yang semula berupa hutan belantara berhasil diubah menjadi lahan pertanian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini