Sukses

Sempat Viral, Cerita KKN Desa Penari Diterbitkan Jadi Novel

Penerbit Bukune yang akan terbitkan naskah KKN Desa Penari mengakui kalau telah menerima naskah tersebut sejak Agustus.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah misteri KKN Desa Penari yang ramai diperbincangkan sejak akhir pekan lalu diterbitkan menjadi novel dan beredar pada September 2019 .

Pemilik akun simpleman @SimpleM81378523 pun menggunggah gambar naskah buku  KKN Desa Penari tersebut di akun media sosial twitter. Ia pun menulis status "Wah sudah sampai juga naskah saya di Bukune dengan emoticon"

Editor Bukune, MB Winata menuturkan, naskah KKN di Desa Penari akan terbit pada September 2019. Pihaknya mengakui kalau telah menerima naskah tersebut sejak Agustus lalu. "Kami telah menerima dan memprodses naskah ini sekitar sebulan lalu,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (2/9/2019).

Ia menambahkan, pihaknya tertarik menerbitkan buku dengan para penulis yang bisa mengangkat cerita lokal yang otentik sehingga dapat dinikmati pembaca di luar daerah tersebut.

Winata mengatakan, cerita KKN Desa Penari akan menyesuaikan cara bertutur di media sosial twiitter ke bentuk buku. Ada beberapa bagian yang belum ada di twitter yang akan ada dimasukkan di buku. Ia menuturkan, kalau pihaknya selalu merencanakan strategi promosi baik pra maupun pascaterbit pada setiap buku terbitannya.

"Mengupload foto naskah KKN Desa Penari yang sudah kami terima di twitter dan instagram merupakan salah satu bentuk pengenalan produk baru kami ke para pembaca," ujar dia.

Kisah misteri di KKN Desa Penari ini sempat menjadi trending dengan tanda pagar #kkndidesapenari dan #kknpenari hingga Sabtu 31 Agustus 2019.

Cerita misteri KKN Desa Penari diceritakan oleh admin simpleman lewat akun twitternya. Ia menceritakan pengalaman sejumlah mahasiswa sekitar enam orang yang menjalani KKN di sebuah desa penari. Disebutkan memang kalau nama kampus, fakultas, desa dan latar cerita akan sangat dirahasiakan.

Warganet berupaya untuk menebak lokasi KKN Desa Penari tersebut. Diceritakan kalau dalam kisah penari itu disebutkan hanya nama kota dan kabupaten berinisial saja. Misalkan dalam salah satunya disebutkan "nang kota B, gok deso, kabupaten K***li**,akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN (di kota B, di sebuah desa di kabupaten K*******,  banyak proker untuk dikerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita).

Di Jawa Timur sendiri terdapat 29 kabupaten, 9 kota, sekitar 666 kecamatan, kelurahan 777 dan desa 7.724. Kota-kota di Jawa Timur ada Batu, Blitar, Kediri, Madiun, Malang, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, dan Surabaya.

Sedangkan kabupaten terutama berawal B antara lain Bondowoso, Bojonegoro, Blitar, Banyuwangi, Bangkalan. Sedangkan kabupaten lainnya yaitu Tulungagung, Tuban, Trenggalek, Sumenep, Situbondo, Sidoarjo, Sampang, Probolinggo, Ponorogo, Pasuruan.

Kemudian ada Pamekasan, Pacitan, Ngawi, Nganjuk, Mojokerto, Malang. Magetan, Madiun, Lumajang, Lamongan, Kediri, Jombang, Jember dan Gresik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Viral KKN di Desa Penari, Ini Penjelasan Ilmiah Kenapa Orang Suka Cerita Horor

Sebelumnya. warganet Indonesia akhir-akhir ini dihebohkan dengan cerita horor berjudul "KKN di Desa Penari." Kisah yang diklaim diangkat dari kisah nyata tersebut sukses membuat orang penasaran dan mengikuti cerita viral tersebut.

Masyarakat Indonesia sendiri memang dikenal mudah tertarik dengan cerita horor, khususnya yang berbau mistis dan dunia gaib. Walaupun begitu, kecintaan seseorang akan kisah-kisah seram banyak adalah hal yang umum di seluruh dunia. Ada penjelasan ilmiah untuk hal ini.

Menurut Irving Biederman, profesor ilmu saraf di Harold W. Dornsife Professor of Neuroscience di USC (University of Southern California) Dornsife College of Letters, Arts and Sciences hal tersebut karena seseorang suka akan pengalaman yang berbeda dari yang dirasakannya sehari-hari.

"Beberapa daya tarik ketakutan berasal dari penyimpangan dari pengalaman baru yang selama ini kita tahu aman," kata Biederman seperti dikutip dari laman USC News pada Jumat (30/8/2019).

Alex Ago, pakar film dari USC mengatakan bahwa rasa takut yang juga terkait dengan perasaan aman, melepaskan opioid alami seperti endorfin yang menandakan kesenangan, bersama dopamin, kimia yang terkait dengan perasaan dihargai di otak.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.