Sukses

Polisi Kesulitan Olah TKP Dugaan Teror di Asrama Mahasiswa Papua

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan menjelaskan mengenai insiden kasus dugaan teror yang terjadi di dalam asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya, pada awal pekan ini.

Liputan6.com, Surabaya - Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Pol Luki Hermawan menjelaskan mengenai insiden kasus dugaan teror yang terjadi di dalam asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya, pada awal pekan ini.

Polda Jawa Timur akan menindak tegas segala perbuatan yang merugikan warga negara atau yang berbuat melawan hukum.

"Hambatan bagi kami yaitu tidak diizinkan atau tidak bisa masuk ke asrama pada saat akan melakukan olah TKP dan tidak ada yang melapor ke petugas kepolisian tentang kejadian tersebut," tutur Luki, Selasa (10/9/2019).

Luki juga mengaku kesulitan meminta keterangan saksi mahasiswa Papua bagi tersangka yang telah kita lakukan penahanan. "Kami berharap saudara kita dari Papua mentaati hukum yang berlaku di negara kita," kata Luki.

Luki berharap,  kalau ada wartawan yang bisa masuk ke dalam asrama mahasiswa Papua, tolong disampaikan pihak kepolisian ingin melakukan olah TKP di dalam.

"Pada prinsipnya kami akan lakukan proses hukum kalau ada pihak yang merasa dirugikan. Yang penting kami bisa olah TKP. Kalau tidak bisa olah TKP, bagaimana kita bisa tahu kasus yang sebenarnya. Dan sampai saat ini juga tidak ada laporan mengenai kejadian tersebut," ujar Luki.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wakil Wali Kota Surabaya Sesalkan Upaya Teror

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menyesalkan aksi pelemparan ular ke Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin dini hari.

"Aksi teror ular itu mengancam kondusifitas keamanan. Kami meminta pihak kepolisian dan TNI segera mengusut tuntas dan segera menangkap pelaku," ujar Whisnu Sakti Buana di Surabaya, dilansir Antara, Senin, 9 September 2019.

Ia mengatakan, kondisi Surabaya sudah berangsur kondusif setelah dampak insiden di Asrama Mahasiswa Papua pada 16-17 Agustus 2019 memunculkan tuduhan aksi rasialis terhadap warga Papua dan memicu demonstrasi.

Whisnu mengatakan, pemerintah kota sudah bekerja keras untuk meredam dampak insiden tersebut dan meyakinkan semua pihak tidak ada rasisme di Kota Pahlawan. Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya itu menegaskan, warga Kota Pahlawan tidak mudah terpancing oleh aksi-aksi provokasi.

"Kami mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan keamanan di Kota Pahlawan," ujar dia.

Beberapa orang yang mengendarai dua sepeda motor diduga melemparkan dua karung berisi empat ular ke halaman Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Kota Surabaya, Senin dini hari. Satu ular jenis piton ditangkap oleh mahasiswa Papua yang tinggal di asrama setelah insiden itu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.