Sukses

Melihat Teknologi Segala Zaman di Museum Teknoform Surabaya

Di Surabaya terdapat museum yang menunjukkan perkembangan teknologi informasi dari masa ke masa. Museum itu adalah Museum Teknoform.

Liputan6.com, Jakarta - Di zaman modern ini, teknologi sudah berkembang sangat maju. Banyak kemajuan teknologi yang bermunculan dan membantu banyak sektor kehidupan manusia. Di Surabaya, Jawa Timur banyak inovasi yang pemerintah kota sediakan menggunakan kemajuan teknologi.

Sebelum maju seperti saat ini, teknologi mengalami revolusi di setiap zamannya. Di Surabaya, terdapat museum yang menunjukkan perkembangan tekonologi informasi dari masa ke masa. Museum itu adalah Museum Teknoform. 

Museum Teknoform sudah diresmikan oleh Wali Kota Surabaya,Tri Rismaharini sejak November 2017. Letaknya ada di Jalan Raya Kedung Baruk, Nomor 98, Surabaya tepatnya di Insitut Bisnis dan Informatika Stikom. 

Museum ini menampilkan berbagai hal tentang komputer dari waktu ke waktu. Di dalamnya terdapat hampir 400 barang koleksi yang terdiri atas 200 jenis.

Mengutip berbagai sumber, Museum Teknoform terbagi atas dua area. Area pertama dikhususkan untuk era sebelum kedatangan komputer. Area selanjutnya adalah untuk era setelah kedatangan komputer.

Di era pertama, pengunjung dapat melihat zaman manusia pribumi. Zaman itu, terlihat manusia masih menulis di dinding dengan simbol-simbol untuk berkomunikasi.

Perkembangan terus maju hingga berbagai teknologi baru bermunculan.Smartphone, laptop dan 3D simulation terjajar di era kedua. Barang yang ditunjukkan juga beragam jenis. Salah contohnya adalah mesin ketik yang dipajang mulai dari Braille hingga mesin ketik elektrik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berbagai Koleksi Antik

Museum ini menyimpan banyak barang peninggalan yang berhubungan dengan teknologi informasi.  Salah satu koleksi tertua yang ada di Museum Teknoform adalah Addiator.

Addiator merupakan kalkulator mekanik penambahan dan pengurangan yang berasal dari tahun 1920. Kalkulator kuno ini dibuat oleh oleh pria Berlin bernama Addiator Gesselschaft.

Selain itu terdapat pula Apple IIe. Apple IIe yang merupakan salah satu dari seri Personal Computer Apple II yang dirilis pada 1983. Apple IIe saat itu masih memiliki 64KB RAM. Untuk penyimpanan eksternalnya sendiri, menggunakan Floppy Disk 5,25 Inch. 

Masih banyak koleksi unik yang bisa ditemukan di Museum Teknoform, di antaranya sempoa, telepon putar, sabak dan lain-lain. Sebagian besar koleksi didapat dari berburu toko antik atau pemberian dari kolektor. 

Bagi pengunjung yang ingin berwisata sekaligus menambah ilmu pengetahuan, museum ini dapat dikunjungi secara gratis. Museum Teknoform buka setiap Senin – Jumat, pukul 09.00-16.00 WIB.

(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.