Sukses

Mini Agrowisata, Wisata Edukasi Pertanian di Kota Metropolitan Surabaya

Tempat wisata tersebut dapat dijumpai di belakang kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota yang berada di Jalan Pagesangan, Surabaya dan sering disebut mini agrowisata.

Liputan6.com, Jakarta - Menikmati liburan di Surabaya, Jawa Timur tidak harus ke pusat perbelanjaan. Di Kota Pahlawan ini juga dapat ditemui wisata edukasi soal pertanian, peternakan, perikanan tanpa perlu jauh-jauh ke luar kota.

Tempat wisata tersebut dapat dijumpai di belakang kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota yang berada di Jalan Pagesangan, Surabaya dan sering disebut mini agrowisata.

Ketika kunjungi tempat ini Anda bisa mengajak anak sambil belajar mengenai pertanian, peternakan, dan perikanan. Tak hanya itu, di tempat seluas 0,6 hektar ini, masyarakat juga dapat belajar soal budidaya tanaman seperti di pot dan hidroponik.

Kasi Pengembangan Pertanian Perkotaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antin Kusmira menceritakan, mini agrowisata ini dimulai sejak 2002. Namun, saat itu mini agrowisata belum dibuka untuk umum. Mini agrowisata ditujukan percontohan bagi masyarakat untuk belajar budidaya tanaman.

“Baru pada 2018 itu mulai dibuka untuk umum pada Sabtu-Minggu. Kalau Senin-Jumat untuk edukasi anak-anak, PAUD, bapak dan ibu yang tergabung dalam komunitas,” ujar Antin, saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (6/10/2019).

Antin menuturkan, di miniagrowisata ini seperti pertanian terpadu yang ada peternakan, perikanan dan pertanian. Di tempat ini dapat ditemui peternakan ayam, domba, dan lainnya. Sedangkan perikanan ada ikan nila, lele, dan udang.

Kalau pertanian ada berbagai jenis tanaman tumbuhan dan sayuran antara lain kangkung, selada, cabai, dan buah-buahan seperti nangka, golden melon dan belimbing.

Di miniagrowisata Surabaya ini juga disediakan tempat bersantai dengan ada ikan terapi yang bisa memijat kaki pengunjung. Bagi masyarakat yang ingin berwisata di mini agrowisata ini dapat dilakukan pada Sabtu-Minggu.

Meski demikian, buah dan sayur di tempat ini belum boleh dipetik jika tidak masa panen. Pengunjung pun dibatasi maksimal sekitar 100 orang per hari. Hal ini agar menjaga kelestarian mini agrowisata.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Panen Sayur di Mini Agrowisata Surabaya

Sebelumnya, lahan yang semakin minim tak menyurutkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk melakukan pertanian terpadu. Bahkan, Pemkot Surabaya pun membuat mini agrowisata di area kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya.

Di Mini Agrowisata itu, terdapat berbagai sayuran, buah-buahan, udang dan berbagai jenis ikan. Pemkot Surabaya panen raya sayur-sayuran, buah-buahan dan udang serta ikan pada Selasa (1/10/2019). Warga Kota Surabaya pun diperkenankan untuk ikut memanen dan merasakan sensasi memetik sayuran sendiri.

Panen raya itu dihadiri oleh sejumlah kepala dinas Pemkot Surabaya, di antaranya Kepala Dinas Pendidikan Ikhsan, Kepala Dinas Kesehatan Febria Rachmanita, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Antiek Sugiharti.

Sedangkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas DKPP Erna Purnawati yang juga Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan dengan senang hati menyambut mereka di Mini Agrowisata itu.

Awalnya, Erna memanen Udang Vaname yang besar-besar karena usianya sudah tiga bulan. Kemudian, dia memanen sayuran, golden melon dan ikan. Wajah sumringah dan kegembiraan terpancar dari wajah Erna dan jajarannya kala panen raya itu.

Pada kesempatan itu, Erna menuturkan, kali ini sedang panen raya Udang Vaname, telur, bayam, Golden Melon, dan Ikan Pare. Ia memastikan, panen semacam itu rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali.

"Tiga bulan sekali itu pasti panen. Sekali panen macam-macam, baik sayur dan buah-buahan," kata Erna usai panen raya di Mini Agrowisata DKPP Kota Surabaya.

3 dari 3 halaman

Dibagikan kepada Masyarakat

Erna menuturkan, hasil panen itu tidak boleh dijual oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma), sehingga bisa dipakai sendiri dan dibagikan kepada warga secara gratis.

Oleh karena itu, dia sengaja mengajak awak media dan sejumlah kepala dinas ke panen raya itu untuk merasakan sendiri sensasi memetik sayuran dan buah-buahan sendiri. "Karena berbeda dengan ketika beli di pasar atau di mini market," kata dia.

Bagi Erna, pertanian terpadu semacam itu sangat penting bagi DKPP karena untuk memberikan contoh kepada warga Kota Surabaya. Selama ini, jajarannya selalu rutin mengadakan penyuluhan, pelatihan dan membagikan bibit sayur-sayuran dan buah-buahan, sehingga dia juga merasa penting di kantornya menanam hal serupa.

"Kita sering mengadakan penyuluhan dan juga membagikan bibit serta pelataihannya untuk urban farming, nah paling tidak di kantor kita juga bisa prakteknya seperti apa. Kita ngajari orang tapi di kantor kita juga tidak ada contohnya, tidak mungkin seperti itu," tegasnya.

Oleh karena itu, dia mengaku terus memanfaatkan lahan di Mini Agrowisata itu untuk melakukan pertanian terpadu dan urban farming. Di samping itu, dia mengaku terus menggalakkan penyuluhan dan pembagian bibit, seperti bibit Lombok dan berbagai bibit lainnya.

"Apalagi sekarang di DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau) ada program smart kampung, sehingga semakin banyak warga yang meminta bibit ke sini, dan kami bagikan gratis," imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.