Sukses

6 Kutipan Inspirasi dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

Selama dua periode menjabat sebagai wali kota Surabaya, banyak hal yang bisa diambil dari Tri Rismaharini. Berikut adalah enam kutipan inspirasi dari Risma.

Liputan6.com, Jakarta - Warga Surabaya sudah sepantasnya mengenal sosok Tri Rismaharini. Tri Rismaharini atau yang lebih akrab dipanggil Risma ini adalah wali kota Surabaya wanita pertama yang sudah menjabat sejak 2010 lalu.

Sebelum menjabat sebagai wali kota, Risma sempat menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya periode 2005-2008. Setelah itu, Risma juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (BAPPEKO) periode 2008-2010.

Sejak Risma memimpin, sudah banyak perubahan yang terjadi di Ibu Kota Jawa Timur ini. Dengan gaya khas kepemimpinannya, Risma dapat membawa Surabaya menjadi lebih baik. 

Hal ini terbukti pada Februari 2014, Risma dinobatkan sebagai wali kota terbaik nomor tiga sedunia. Surabaya juga memenangkan penghargaan Adipura Kencanana sebanyak tujuh kali secara berturut-turut dari 2011-2017. 

Risma sudah mulai menjabat wali kota sejak periode 2010-2015 dengan pasangan Bambang Dwi Hartono. Risma kemudian terpilih lagi menjadi wali kota Surabaya periode 2015-2020  bersama Whisnu Sakiti buana. 

Selama dua periode menjabat sebagai wali kota Surabaya ada banyak hal yang bisa diambil dari sosok perempuan kelahiran 20 November 1961 Kediri ini. Berikut adalah enam kutipan Tri Rismaharini yang penuh inspirasi yang berasal dari berbagai sumber:

“Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang bisa memberi kesempatan sukses kepada semua orang.”

“Keberhasilan dan kesuksesan adalah hak semua orang”

“Saya akan merasa puas dan senang kalau pekerjaan bisa berjalan baik. Itu yang buat saya semangat lagi.”

“Jabatan cuma titipan. Kalau saya tidak mampu, ya tidak bisa dipaksakan.”

“Gagal sekali tidak apa-apa. Gagal dua. Hingga gagal itu takut mendekati kita karena kita maju terus. Kita bisa belajar dari kegagalan kita. Suatu saat gagal takut mendekati kita. Karena tidak ada yang tidak mungkin."

"Jadi, tidak ada hubungannya orang tua kalian kurang mampu lalu putus sekolah. Kalian semua berhak untuk sukses dan berhasil, asal kalian mau atau tidak,”

(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jurus Risma Selamatkan Anak Surabaya yang Terjaring Razia

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) memiliki jurus terus berupaya menyelamatkan anak-anak Surabaya yang terjaring razia Satpol PP Surabaya.

Salah satu yang dilakukannya adalah dengan mendekati persuasif dan mengumpulkannya di rumah dinas Wali Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam, Selasa (10/9/2019).

Selain mengumpulkan anak-anak yang terjaring razia, Risma juga mengundang orangtua dan guru sekolah tempat anak-anak itu menempuh pendidikan. Bahkan, Risma juga mengundang anak-anak yang sudah berhasil dan ada pula yang masih menempuh kuliah berkat beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya karena memang berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Saat itu, satu per satu anak-anak itu ditanyakan masalahnya hingga terjaring razia Satpol PP. Ternyata, ada beberapa masalah yang dihadapi oleh anak-anak tersebut, ada yang minum-minuman miras dan ngelem, ada yang tawuran dan ada pula yang ngamen.

Akhirnya, anak-anak tersebut dicarikan jalan keluarnya satu persatu. Bagi yang terkena masalah psikis, Risma langsung meminta para psikolog untuk mengindentifikasi lebih lanjut.

Bagi yang putus sekolah dan ingin sekolah, langsung disuruh carikan sekolah kepada jajaran Dinas Pendidikan. Bahkan, saat itu ada yang bersedia untuk tinggal di lingkungan pondok sosial (liponsos)

Pada kesempatan itu, Risma juga memberikan motivasi kepada anak-anak itu. Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu memastikan ingin melindungi anak-anak Surabaya semuanya, termasuk yang terjaring razia. Ia juga mencontohkan ada beberapa anak yang terjaring razia karena ngamen lalu dibantu Pemkot Surabaya dan akhirnya sekarang bisa berhasil.

"Jadi, sekarang tidak ada alasan lagi untuk tidak berhasil, meskipun orang tua kalian tidak mampu. Ini contohnya kakak-kakak kalian yang juga berasal dari keluarga yang kurang mampu tapi sekarang sudah bisa berhasil," kata Wali Kota Risma kepada anak-anak itu.

Oleh karena itu, ia meminta supaya anak-anak itu tidak boleh menyerah dan tidak putus asa. Sebab, semua anak berhak sukses dan berhasil, karena Tuhan itu adil.

"Jadi, tidak ada hubungannya orang tua kalian kurang mampu lalu putus sekolah. Kalian semua berhak untuk sukses dan berhasil, asal kalian mau atau tidak,” tegasnya.

Seusai pertemuan itu, Risma menuturkan, anak-anak yang dikumpulkan itu memang berasal dari anak-anak yang terjaring razia Satpol PP Surabaya. Bagi Risma, dia harus terus berusaha menyelamatkan anak-anak itu untuk sukses dan berhasil.

"Hasil akhirnya bagaimana, itu Tuhan yang menentukan. Tapi saya harus berusaha menyelamatkannya, makanya tadi juga ada orangtua dan gurunya lengkap," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Perlu Sinergi Lindungi Anak Surabaya

Presiden UCLG ASPAC ini juga mengatakan tujuan mengundang anak-anak yang sudah kuliah berkat beasiswa Pemkot Surabaya itu adalah untuk mengangkat semangat anak-anak yang terjaring razia itu. Sebab, banyak di antara mereka yang merasa dia anaknya orang tidak mampu dan merasa tidak berhak untuk berhasil.

"Makanya kita temukan dengan anak-anak yang berhasil dan sukses itu. Mereka ini juga berangkat dari keluarga yang tidak mampu lalu bisa berhasil. Ternyata, pertemuan dan contoh semacam ini sangat bermanfaat dan bisa membuat mereka bangkit, oh ternyata bisa ya meskipun anaknya orang tidak mampu," kata dia.

Risma mengatakan, semua pihak mulai dari orangtua, pihak sekolah dan lingkungannya harus saling bersinergi untuk bersama-sama menjaga anak-anak Surabaya. Oleh karena itu, dia sejak lama membuat komitmen anak Surabaya adalah anak kita semuanya. 

"Ini penting karena mereka ada di mana-mana. Ada yang kenal di sekolah, di rumah dan bahkan di medsos juga, sehingga macam-macam masalahnya,” ujarnya.

Risma menambahkan, di usia anak-anak itu memang rasa keingin tahuannya sangat tinggi, sehingga dia ingin mencoba minum-minuman keras, ingin mencoba ngelem dan ingin mencoba tawuran supaya dianggap jagoan. 

Karenanya, anak-anak itu harus diberi tahu dan dibuat mengerti bahwa perbuatan tersebut tidak boleh dan berdampak tidak baik ke depannya. "Jadi, mari kita jaga anak-anak bersama-sama," pungkasnya. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.