Sukses

Bondowoso hingga Pacitan Bakal Alami Hari Tanpa Bayangan Hari Ini

Sekitar 12 wilayah di Jatim akan alami hari tanpa bayangan pada Senin (14/10/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Awal pekan ini, sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim) akan alami hari tanpa bayangan atau kulminasi. Sekitar 12 wilayah di Jatim akan alami hari tanpa bayangan pada Senin (14/10/2019). Ingin tahu di mana saja daerah yang akan alami hari tanpa bayangan?

Mengutip instagram @infobmkgjuanda, wilayah di Jatim yang akan alami hari tanpa bayangan antara lain di Bondowoso pukul 11:10:51 WIB, Jember pukul 11:11:20 WIB, Lumajang pukul 11:13:14 WIB, Malang pukul 11:15:36 WIB, Kepanjeng pukul 11:15:53 WIB, dan Batu pukul 11:16:01 WIB.

Selain itu, di  Kanigoro pukul 11:17:15 WIB, Blitar pukul 11:17:28 WIB, Tulungagung pukul 11:18:32 WIB, Trenggalek pukul 11:19:17 WIB, Ponorogo pukul 11;20:17 WIB, dan Pacitan pukul 11:21:43 WIB.

Kulminasi atau transit atau istiwa adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.

Sebelumnya, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya, Teguh Tri Susanto mengatakan, kulminasi merupakan fenomena biasa.Setiap tahun juga alami kulminasi atau hari tanpa bayangan.

Kulminasi ini saat posisi matahari tepat berada di atas kepala dan merupakan posisi terdekat. Adapun kulminasi ini merupakan kulminasi kedua yang akan terjadi di Jawa Timur pada pertengahan Oktober 2019.

"Akan tetapi sedikit imbauan yang bisa kami sampaikan, karena posisi matahari paling tinggi di atas langit akan tepat berasa di atas kepala pengamat, perlu diwaspadai potensi peningkatan suhu sekitar 0,5-1 derajat celsius dari normalnya yang berpotensi menyebabkan dehidrasi. Tetap menjaga kondisi dengan asupan air yang cukup bagi tubuh," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Suhu Udara Surabaya Lebih Panas

Sebelumnya, Surabaya, Jawa Timur salah satu wilayah yang terkenal dengan cuaca panasnya. Pada awal Oktober 2019, suhu di Surabaya mencapai 35 derajat celsius.

Prakirawan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Toni Setiawan menuturkan, suhu panas tersebut karena Surabaya masih masuk musim kemarau. Selain itu, kondisi posisi matahari juga berada di sebelah selatan sehingga lebih panas dari biasanya. Pada Oktober 2019 juga merupakan puncak musim kemarau.

"Sejak September matahari bergerak ke arah selatan. Daerah selatan Pontianak, Jawa, Sulawesi bagian selatan dan Kalimantan bagian selatan," ujar Toni, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 11 Oktober 2019.

Toni mengatakan, suhu di Surabaya maksimal 37 derajat celsius. Surabaya juga akan alami hari tanpa bayangan pada 12 Oktober 2019, pukul 11.15.46 WIB. Pada hari tanpa bayangan atau kulminasi itu, matahari tepat berada di atas kita. Hal ini juga membuat suhu di Surabaya akan lebih panas.

"Relatif panas 1-1,5 derajat celsius. Posisi matahari di atas kita, dan tidak ada bayangan," ujar dia.

Toni menuturkan, saat hadapi hari tanpa bayangan waspadai dehidrasi dan air tanah akan turun. “Oleh karena itu waktu tepat untuk penggalian sumur,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.