Sukses

Hari Pangan Sedunia, Begini 4 Jurus Pemkot Perkuat Pangan di Surabaya

Banyak langkah yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya untuk memperkuat pangan di Kota Pahlawan. Berikut uraiannya.

Liputan6.com, Jakarta - Hari Pangan Sedunia diperingati setiap 16 Oktober. Tahun ini adalah Hari Pangan Sedunia yang ke-39. Peringatan hari pangan sedunia ini dibentuk oleh negara-negara yang tergabung dalam Food and Agriculture Organization (FAO).

Peringatan ini sudah dilakukan setiap tahunnya oleh lebih dari 150 negara. Maksud dari Hari Pangan Sedunia adalah untuk meningkatkan kepedulian khususnya masalah kemiskinan dan kelaparan. 

Sejak peringatan pada 1981, Hari Pangan Sedunia selalu mengusung tema yang berbeda-beda setiap tahunnya. Pada 2019, Hari Pangan Sedunia atau World Food Day mengusung tema "Our action are our future, healthy diets #zerohungerworld”. 

Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan banyak upaya dalam hal ketahanan pangan di Kota Pahlawan. Mulai dari urban farming hingga ubinan padi telah dilakukan untuk memperkuat pangan di Surabaya. 

Berikut berbagai langkah ketahanan pangan Pemkot Surabaya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber dan Antara:

1. Urban Farming

Urban farming atau pertanian perkotaan telah diterapkan sejak 2010. Melalui program ini, warga diajak untuk menanam berbagai macam buah, sayur dan padi di tanah milik pemerintah dan di lingkungannya masing-masing. 

Pemkot juga menyediakan benih dan peralatan gratis untuk warga. Urban farming yang diterapkan Pemkot Surabaya ini tidak menggunakan pestisida dan hanya menggunakan pupuk alami. Hal ini membuat tidak ada bahan kimia di dalam pangan yang ditanam. 

Program ini dinilai mampu memberdayakan kelompok-kelompok tani di suatu daerah. Salah satu daerah yang menerapkan urban farming adalah Kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Sebagaian besar masyarakat di wilayah tersebut bekerja di bidang pertanian. 

Mereka memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan usaha berbagai jenis pertanian seperti bertanam padi, sayuran, cabai, jagung dan lain-lain. Namun, hampir sekitar 80 persen masyarakat di sana memilih untuk bertanam cabai karena dinila lebih menghasilkan keuntungan dengan masa tanam yang relatif cepat. 

Tak hanya di kampung, program ini juga diterapkan hingga di sekolah dan kampus di Surabaya. Hasil dari urban farming akan digunakan untuk kebutuhan kota, seperti menjadi suplai ke hotel dan restoran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kegiatan Minggu Pertanian

2. Minggu Pertanian

Pemkot Surabaya memiliki acara “Minggu Pertanian” di Halaman Taman Surya Kota Surabaya. Acara ini rutin dilakukan setiap hari Minggu, mulai pukul 06:00. 

Dalam kegiatan ini, banyak agenda acara yang dilakukan. Setiap minggu agendanya selalu berubah-ubah dan menarik. 

Acara ini menjadi wadah digelarnya produk olahan pertanian, perikanan dan peternakan. Hasil dari urban farming juga tak jarang dipamerkan di acara ini. Selain hasil, produk alat teknologi untuk pertanian juga dapat ditemukan di acara ini. 

Selain itu, di sini pengunjung dibagikan bibit tanaman sayuran secara gratis dan dapat melakukan konsultasi agribisnis. Pengunjung juga dapat menyaksikan demo-demo masak yang dipandu oleh berbagai komunitas.

3. Membagikan Makanan Gratis

Setiap hari Pemkot Surabaya membagikan makanan gratis kepada sekitar 35 ribu orang di Surabaya. Orang-orang tersebut termasuk anak yatim, lansia, orang berpenghasilan rendah, orang yang memiliki penyakit HIV, TBC dan sebagainya. 

Makanan gratis tersebut disajikan dalam bentuk nasi kotak. Pembagiannya dilakukan organisasi masyarakat dan relawan yang ada di tempat ibadah. 

Dana pemberian makanan gratis itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya. Biayanya Rp 100 miliar untuk satu tahun. Masyarakat yang ingin turut menyumbang dapat dilakukan melalui Pemkot Surabaya.

3 dari 3 halaman

Program di Sawah Surabaya

4. Program di Sawah Surabaya

Surabaya adalah kota metropolitan yang masih dapat ditemui lahan persawahan. Hal ini dapat mempengaruhi produksi pangan di Kota Pahlawan.

Pemkot Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) juga menerapkan berbagai metode dalam dunia pertanian. Salah satunya dalah metode ubinan. Metode ubinan adalah salah satu metode dalam dunia pertanian agar dapat mengetahui perkiraan jumlah hasil yang diperoleh saat panen.

Metode ini dapat diterapkan pada budidaya tanaman padi. Metode ini dapat membantu petani dalam menghitung jumlah panen dan melakukan evaluasi. 

Selain itu, terdapat pula metode penanaman 3 pariode yaitu padi, hortikultura, padi. Dengan tiga pariode ini, para petani bisa menanam sesuai dengan musimnya. Metode adalah salah satu bentuk solusi untuk para petani agar hasil panen dapat dipertahankan.

(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.