Sukses

BMKG Juanda Prediksi Jawa Timur Alami Musim Hujan pada November 2019

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan musim hujan di Jawa Timur (Jatim) terjadi pada November 2019.

Berdasarkan data BMKG Juanda, musim kemarau dan pancaroba masih terjadi pada Oktober 2019. Sebagian kecil wilayah Jawa Timur sudah memasuki awal musim hujan sekitar lima persen. Di sisi lain, sebagian besar wilayah Jawa Timur atau 95 persen diperkirakan masih kekeringan panjang hingga ekstrem atau tidak ada hujan selama 21-60 hari bahkan lebih.

Jawa Timur diprediksi alami musim hujan pada November 2019. Sebagian besar wilayah Jawa Timur sudah memasuki awal musim hujan sekitar 63 persen. Mengacu pada data tahun lalu, November juga termasuk bulan yang sering terjadi puting beliung mencapai 25 persen.

"Awal musim penghujan hampir merata di Jawa Timur pada November dasarian 1-3," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya, Teguh Tri Susanto, saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Jumat (18/10/2019).

Dasarian merupakan rentang waktu selama 10 hari. Dalam satu bulan dibagi menjadi tiga dasarian antara lain dasarian I dari tanggal 1 hingga 10, dasarian II tanggal 11 hingga 20, dan dasarian III tanggal 21 hingga akhir bulan.

Diperkirakan daerah yang awalnya alami musim hujan di Jawa Timur antara lain di Lumajang, Banyuwangi, sekitar Malang, Pacitan dan Trenggalek.

Adapun selama musim penghujan ini diimbau ada puting beliung, hujan deras disertai kilat, hujan deras disertai angin kencang sesaat, dan tanah longsor.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imbauan Musim Kemarau pada Oktober

Sedangkan selama Oktober ini, Teguh mengingatkan masih terjadi musim kemarau. Pihaknya mengimbau untuk memperbaharui info cuaca di instansi terkait termasuk BMKG, menjaga kondisi tubuh terkait berlangsungnya musim kemarau hingga Oktober, dan merupakan fase akhir kemarau.

"Ini karena perbedaan suhu yang masih sangat terasa di malam dan siang hari dapat ganggu kesehatan," ujar dia.

Selain itu, mewaspadai jalan berdebu dan gangguan potensi angin kencang di siang, sore dan malam hari pada saat berkendara terutama di jalur tol dan jembatan. Pada wilayah perairan diwaspadai peningkatan ketinggian gelombang.

"Karena masih kemarau wilayah-wilayah masih terasa kering waspadai potensi kebakaran hutan dan lahan terutama jika melakukan pembakaran sampah, pembukaan lahan dan tanpa pengawasan," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.