Sukses

Menengok Kuburan Kereta Api di Dipo Lokomotif Stasiun Sidotopo Surabaya

Di Surabaya, terdapat kuburan untuk kereta api. Kuburan tersebut adalah Dipo Lokomotif Stasiun Sidotopo. Di sana terdapat banyak bangkai kereta api yang sudah tak dipakai.

Liputan6.com, Jakarta - Kuburan disebut juga sebagai tempat peristirahatan terakhir. Biasanya, kuburan dihubungkan dengan hal-hal yang menyeramkan. Namun, apa jadinya bila kuburan yang dimaksud adalah tempat peristirahtan suatu transportasi?

Di Surabaya, terdapat kuburan untuk kereta api. Kuburan tersebut adalah Dipo Lokomotif Stasiun Sidotopo. Sesuai namanya, dipo lokomotif tersebut ada dalam Stasiun Sidotopo.

Meski namanya "Sidotopo", stasiun tersebut tidak ada di kelurahan Sidotopo. Lokasi Stasiun Sidotopo ada di Jalan Sidopaten Wetan, Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto, Surabaya, Jawa Timur.

Dipo lokomotif Sidotopo atau Dipo Induk SDT dijadikan sebagai bengkel sekaligus tempat peristirahatan lokomotif. Melansir informasi dari laman kereta-api.info, lokomotif yang diletakkan di sini adalah lokomotif yang pernah beroperasi di Daerah Operasi 8 dan daerah operasi lain di pulau Jawa.

Depot Lokomotif Sidotopo ini menjadi dipo terluas yang ada di Pulau Jawa. Jumlah emplasemen yang ada dipo ini mencapai angka 18, jumlah emplasemen terbanyak di Indonesia.

Di sana, pengunjung dapat melihat bagian kereta yang sudah tidak terpakai bertumpuk dan berdampingan. Pemandangan unik ini membuat Dipo Sidotopo dijadikan objek pengambilan foto. 

Namun, bagi Anda yang ini berkunjung ke dipo ini, diperlukan beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi. Hal ini karena Stasiun Sidotopo sendiri, tidak digunakan sebagai stasiun pemberangkatan penumpang. Stasiun ini digunakan untuk pengangkutan barang. 

Untuk itu, masyarakat tidak dapat memasuki tempat ini dengan sembarangan. Terdapat petugas yang menjaga dalam area Stasiun.

Stasiun ini dikelola oleh oleh PT KAI Daop VIII Surabaya. Daerah operasi VIII Surabaya sendiri adalah salah satu daop (daerah operasi) perkeretapaian Indonesia yang ada di bawah pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

(Kezia Priscilla – Mahasiswa UMN)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Balai Yasa Surabaya Gubeng, Bengkel Kereta Api Peninggalan Belanda

Sebelumnya, setiap transportasi membutuhkan perawatan terhadap mesinnya. Hal ini penting dilakukan, untuk keamanan dan kenyamanan pengguna transportasi itu sendiri.

Begitu pula dengan kereta api. Ada kalanya transportasi dengan badan panjang ini diperiksa dan diperbaiki. Bengkel khusus kereta api disebut dengan Balai Yasa.

Balai Yasa (BY) merupakan tempat yang dipakai untuk perawatan besar sarana perkeretaapian. Di sinilah, transportasi kereta api memperoleh semi perawatan akhir (SPA), pemeliharaan akhir (PA) hingga modifikasi.

Istilah "Balai Yasa" pertama kali muncul pada 1959 untuk Balai Yasa Yogyakarta. Kini di Jawa telah ada lima Balai Yasa, salah satunya di Surabaya.

Balai yasa yang ada di Surabaya adalah Balai Yasa Surabaya Gubeng (SGU). Balai yasa ini terletak di Jalan Tampak Siring, Surabaya, tak jauh dari Stasiun Gubeng.

Melansir informasi dari situs resmi heritage.kai.id, Balai Yasa SGU dibangun pada 1912 oleh Pemerintahan Belanda, Staatspoorwegen, perusahaan kereta api milik Hindia Belanda. Pada masa itu,perusahaan kereta api tersebut memelihara lokomotif uap atau listrik serta kereta yang terbuat dari kayu.

Di sini banyak kereta diperbaiki. Setiap satu kereta dibutuhkan kurang lebih lima hari untuk perbaikan. Sedangkan untuk perbaikan besar, misalnya pada kereta api kecelakaan, dibutuhkan waktu paling lama sekitar dua minggu.

Selain di Surabaya, Balai Yasa juga terdapat di beberapa kota lain. Di Yogyakarta terdapat Balai Yasa Pengok yang dibangun pada 1914. Tugas pokok balai yasa ini adalah melaksanakan overhaul lokomotif. 

Kota lain yang terdapat balai yasa adalah Tegal. Di Balai Yasa Tegal perawatan dan perbaikan kereta api dikhususkan untuk gerbong barang dan kereta penumpang.

(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.