Sukses

Sulap Sampah Jadi Tas, Warga Sidoarjo Raup Untung Jutaan Rupiah

Seorang ibu rumah tangga di Sidoarjo menyulap limbah sampah menjadi barang-barang antara lain tas, baju, dan lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ibu rumah tangga di Sidoarjo menyulap limbah sampah menjadi barang-barang antara lain tas, baju, dan lainnya. Dari usaha tersebut, warga Candi, Sidoarjo Mailiyah Himatud Dinayah mampu hasilkan pundi-pundi uang sekitar Rp 5 juta-Rp 12 juta per bulan.

Dinah memiliki karya kreatif berbahan sampah plastik. Jika dilihat sepintas, tas dan baju karya ibu rumah tangga ini, tidak kalah dengan baju dan tas buatan pabrik. 

Perpaduan warna dan corak, dengan memanfaatkan ciri khas merk tertentu, menjadikan kerajinan ini unik dan bernilai ekonomis. Sampah plastik bekas yang biasa digunakan sebagai bahan kerajinan mulai dari plastik bungkus mie instan, minuman air kemasan dan beberapa bungkus plastik lainnya, yang ia kumpulkan setiap tiga hari sekali dari lingkungan sekitarnya.

Sampah plastik ini, kemudian digunting, diambil bagian tertentu, kemudian dicuci agar bersih dari kotoran, selanjutnya dirakit. Butuh ketelatenan dan kesabaran dalam membuat berbagai karya kerajinan ini, agar hasilnya maksimal. Untuk sebuah produk kerajinan, Mailiyah biasanya membutuhkan waktu sehari penuh.

Usaha kerajinan berawal dari keprihatinannya dengan banyaknya sampah plastik, yang tidak dimanfaatkan. Mailiyah kemudian mencoba merangkai dan membuat  karya kerajinan tangan. Usaha  yang sudah tiga tahun digelutinya ini, kini menuai keberhasilan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dijual Online

Karya Mailiyah ini dijual melalui media sosial dengan harga bervariatif, mulai dari Rp 100-Rp 300 ribu per buah. Selain dijual online, karyanya juga disewakan untuk kegiatan pawai, maupun parade pada hari-hari besar maupun perayaan tertentu. Untuk satu potong baju, disewakan seharga Rp 50 ribu selama 12 jam.

Para pembelinya tidak saja dari Sidoarjo, Surabaya, Gresik, tapi banyak dari luar Jawa, seperti Balikpapan, Manado, dan beberapa kota lain di luar pulau Jawa. Omzet penjualannya pun bisa mencapai Rp 2 juta – Rp 5 juta per bulan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.