Sukses

Mahasiswa Asing Belajar Sejarah Surabaya lewat Tur Urban Legends

FIB Universitas Airlangga menggelar kegiatan out of the box untuk mengenalkan sejarah kepada mahasiswa asing dengan menelusuri tempat-tempat yang dianggap "angker".

Liputan6.com, Jakarta - Jelajah kota Surabaya, Jawa Timur bertema sejarah barangkali hal lumrah. Namun, menelusuri "urban legends" dengan melihat aspek supranatural objek-objek di Surabaya barangkali masih menjadi hal yang langka.

Oleh karena itu, Fakultas Ilmu Budaya Unair menyelenggarakan tur jalan-jalan ke beberapa objek yang selama ini dianggap 'angker'. Antara lain, Museum Kesehatan atau yang populer disebut dengan Museum Santet.

Selain itu, mahasiswa mengunjungi Taman Jayengrono dan beberapa bangunan peninggalan kolonial di Kota Tua Surabaya di Jalan Karet dan sekitarnya. Kemudian di Tugu Pahlawan yang mana di bawahnya konon adalah pemakaman massal para pejuang saat pertempuran 10 November 1945. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Sabtu, 23 November 2019.

"Kami sengaja mengajak mahasiswa asing di Surabaya, karena bagi mereka mungkin selama ini mengenal Surabaya sebagai kota Pahlawan, tapi tidak benar-benar tahu objek-objek atau situs-situs yang merekam hal tersebut," ujar Rizki Andini, Wakil Dekan III FIB Unair, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (24/11/2019).

Tak hanya mengajak berjalan-jalan, para peserta juga berdiskusi dengan komunitas Prana Indigo Surabaya untuk mendapat wawasan seputar energi-energi 'gaib' yang bisa dirasakan seseorang. Komunitas d ghost bust memberikan materi seputar cara "menangkap" mahluk astral melalui kamera. Sementara komunitas Surabaya on Foot mengatur hal teknis saat acara berlangsung.

Adapun peserta berasal dari mahasiswa asing yang berkuliah di beberapa universitas di Surabaya antara lain, Universitas Narotama dan Universitas Ciputra. Selain itu, ada juga dari Yaman dan Amerika Serikat. FIB Universitas Airlangga mengajak keliling ke tempat yang tidak biasa ini agar belajar sejarah dan budaya dari perspektif berbeda.

"Kami sengaja membidik target peserta dari luar Unair karena kalau mahasiswa Unair sudah banyak agenda serupa. Kami tidak memungut biaya sedikit pun dari peserta. Gratis. Tujuannya agar lebih banyak mahasiswa asing yang semakin mengenal sejarah Surabaya dari perspektif yang 'berbeda'," pungkas Rizki Andini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.