Sukses

Bukit Kapur Sekapuk Gresik, Eksotis dan Mirip Bangunan Yunani

Gresik mempunyai banyak bukit kapur. Namun siapa sangka jika bukit kapur itu menjadi daya tarik untuk wisatawan karena bangunannya yang mirip dengan bangunan peradaban Yunani?

Liputan6.com, Jakarta - Gresik, salah satu kota di Jawa Timur lebih dikenal dengan kawasan industrinya, bukan kawasan pariwisata. Akan tetapi, siapa sangka Gresik mempunyai beberapa tempat wisata yang dapat menarik perhatian karena mempunyai spot foto yang instagramable.

Salah satu wilayah di Gresik mempunyai tempat wisata yang instagramable, yaitu Desa Kapuk. Desa Kapuk adalah sebuah desa kecil yang ada di Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik. Desa Kapuk ini terletak 5km dari arah utara Jawa.

Di Desa Kapuk ini, ada tempat wisata yang sedang ramai dibicarakan yaitu Bukit Kapur Sekapuk. Bukit Kapur Sekapuk ini berada di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Penduduk Desa Kapuk mayoritas bekerja sebagai petani dan penggali tambang gunung kapur.

Mulanya, Bukit Kapur Sekapuk ini hanya salah satu dari beberapa perbukitan kapur di Gresik. Melansir dari gresikkab.go.id, pada tahun 1950-an bukit ini mulai digali, digergaji, dan dipahat. Akibat penggalian dan pemahatan liar oleh para warga ini membentuk sebuah arsitektur yang eksotis dan menawan.

Bukit Kapur Sekapuk ini baru direnovasi.  Bangunannya yang disebut-sebut mirip dengan bangunan peradaban Yunani Kuno ini sudah bertambah fasilitasnya. Mau tahu apa saja? Simak ulasannya yang dikutip dari berbagai sumber, Jumat (6/12/2019).

Yang pertama, adanya penambahan rumah-rumah kecil. Rumah-rumah berukuran kecil ini berbentuk bulat dengan atap seperti paying. Untuk dindingnya sendiri, terbuat dari kayu dilengkapi dengan pintu. Sedangkan atapnya terbuat dari tumpukkan jerami. Tempat ini cocok dijadikan spot untuk berswafoto.

Kemudian ada patung-patung berukuran besar. Patung-patung ini berbentuk unik. Ada dua patung manusia bertubuh gempal dan menggunakan pakaian seperti pakaian pekerja di kerajaan. Selain itu, patung ini menarik perhatian karena ia mengangkat dua jarinya seperti sedang berpose foto “peace”.

Yang terakhir adalah adanya cerukan yang berbentuk menyerupai danau kecil yang di dalamnya terdapat danau-danau berukuran lebih kecil dengan air yang berwarna hijau. Sehingga jika dilihat dari atas, akan sangat kontras warna dari bukit kapur dan warna air danau tersebut. Danau ini cocok dijadikan background untuk berfoto karena instagramable.

Kawasan ini terbentang sepanjang 2-3km. Akses menuju Bukit Kapur Sekapuk ini masih belum rata, tetapi bisa ditempuh dengan berjalan kaki, sepeda gunung, sepeda motor, dan mobil. Yuk coba eksplorasi Bukit Kapur Sekapuk Gresik.

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengenal Sarung asal Gresik yang Diproduksi Tradisional

Sebelumnya, salah satu produk khas dari Indonesia adalah sarung. Hingga saat ini, masih banyak penduduk Indonesia yang menggunakan sarung.  

Sarung biasa digunakan sebagai pelengkap busana. Bentuknya yang sederhana, membuat sarung dapat digunakan untuk berbagai hal, seperti untuk sarana ibadah, sebagai selimut atau pengganti jaket. 

Banyak daerah di Indonesia yang memproduksi sarung. Jenis sarungnya pun beragam, seperti sarung tenun, sarung songket, atau sarung batik. Salah satu daerah di Indonesia yang turut memproduksi adalah Gresik, Jawa Timur. Sarung asal Gresik ini dikenal dengan sarung BHS.

Melansir dari unggahan akun Instagram @gresiktourism, sarung BHS sudah dikenal luas. Tak hanya dalam negeri, sarung ini juga sudah sampai hingga di pasar internasional. 

Walau dikenal sebagai sarung pabrikan yang diproduksi secara massal, sarung BHS memiliki keunggulannya tersendiri. Sarung BHS tidak dibuat oleh mesin modern melainkan secara manual atau dikenal dengan bantuan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). 

Pengerjaan tersebut memberikan keunikan dan nilai tambah tersendiri bagi sarung asal Gresik ini. Terdapat penanda logo ATBM disetiap produk sarung BHS yang dikemas. Logo ini merupakan penanda bahwa produk tersebut  dikerjakan secara manual. 

Selain sarung BHS, terdapat pula sarung khas Gresik lainnya. Desa Boboh (Menganti), Wedani dan Jambu (Cerme) juga memproduksi sarung. Sarung-sarung tersebut juga dibuat secara tradisional dengan ATBM. 

(Kezia Priscilla – Mahasiswa UMN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.