Sukses

Mengolah Popok Bekas Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomis

Komunitas Peduli Limbah Tambah Baru (Komplit) ini berinovasi mengolah limbah pokok bayi menjadi sesuatu bernilai ekonomis.

Liputan6.com, Jakarta - Kerajinan pot bunga, hiasan dinding, dan asbak biasanya berasal dari bahan kertas dan plastik. Namun, bahan kerajinan dibuat oleh Komunitas Peduli Limbah Taman Baru (Komplit) bukan berasal dari bahan biasa tetapi limbah popok.

Limbah popok yang sering dibuang masyarakat di sungai dapat membuat saluran air mudah tersumbat dan mencemari lingkungan. Akan tetapi, Komunitas Peduli Limbah Tambah Baru (Komplit) ini berinovasi mengolah limbah pokok bayi menjadi sesuatu bernilai ekonomis.

"Di dalam pikiran saya insyaallah popok bisa didaur ulang. Yang lainnya bisa kenapa popok tidak bisa berawal dari situ, kemudian buat formula alhamdullilah, akhirnya saya temukan dan saya bisa karyakan,” pengagas Komplit, Choirul Anwar, dikutip dari Fokus, ditulis Sabtu, (18/1/2020).

Sementara itu, Lurah Taman Baru Abdur Rachman menuturkan, masyarakat nanti akan sadar lingkungan dan tidak membuang popok sembarangan. "Tidak repot-repot buang, cari tempat sampah, masyarakat barang kali biasa buang di kali mudah saja tak perlu buang di kali, bisa didonasikan di teman-teman komunitas," ujar dia.

Di rumah salah satu anggota komunitas selalu ramai setiap hari didatangi warga yang mendonasikan popok-popok bekas bayi untuk dijadikan bahan baku kerajinan. Warga yang datang pun tak perlu khawatir harus membersihkan terlebih dahulu popok bekas itu sebelum diserahkan. Hal ini karena komunitas menerima popok bekas tersebut meski masih tersisa kotoran bayi.

Sebelum diolah, limbah popok direndam semalaman agar terpisah dari kotoran dan tekstur popok menjadi lembek dan siap dijadikan adonan. Dengan direndam juga untuk memudahkan proses pemilahan gel yang ada di dalam kain popok untuk dijadikan bahan baku.

Gel popok bayi yang direndam selama semalam ini dicampur dengan sebuah formula agar adonan bisa lengket, dan mudah dibentuk. Selama proses ini, seluruh pengrajin harus menggunakan masker dan sarung tangan agar tak mudah terkena virus-virus yang ada pada popok. Setelah adonan gel bersih, selanjutnya dicetak sesuai bentuk kerajinan yang diinginkan.

Kemudian kerajinan setengah jadi diberi warna menggunakan cat tembok kemudian dijemur di bawah terik matahari. Dalam sehari, jika cuaca mendukung, komunitas ini bisa memproduksi lima hingga 10 macam kerajinan berbagai bentuk, maupun paving blok dan bata ringan.

Sementara itu, Lurah Taman Baru Abdur Rachman menuturkan, masyarakat nanti akan sadar lingkungan dan tidak membuang popok sembarangan. “Tidak repot-repot buang, cari tempat sampah, masyarakat barang kali biasa buang di kali mudah saja tak perlu buang di kali, bisa didonasikan di teman-teman komunitas,” ujar dia.

Warga pun sangat berminat dengan ide kreatif mengolah limbah popok bayi menjadi barang bernilai ekonomis meski baru berjalan tiga bulan. Ini ditunjukkan dari banyak warga yang datang untuk mendonasikan limbah popok bayi dan membeli hasil kerajinan.

Perajin tidak mematok harga, yang terpenting, dari hasil inovasi ini bisa mengedukasi agar warga tak lagi membuang limbah popok secara sembarangan, seperti ke sungai maupun lahan kosong. Karena hal ini dapat mencemari lingkungan, dan menimbulkan banjir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.