Sukses

Jasa Penitipan Anak hingga Power Bank Masuk Metode Ukur Inflasi Terbaru

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur akan merilis data inflasi Jatim dengan metode baru mulai 3 Februari 2020. Metode pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk mengukur inflasi akan menggunakan 11 kelompok pengeluaran dari sebelumnya tujuh kelompok pengeluaran.

“Metode baru penghitungan IHK ini selalu bergeser setiap lima tahun sekali. Karena dalam rentang waktu lima tahun ini pola konsumsi untuk penghitungan IHK sudah berubah akibat perubahan pola konsumsi masyarakat dari waktu ke waktu,” ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jatim Satriyo Wibowo, seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/1/2020).

Ia menuturkan, awalnya pengelompokan IHK terbagi menjadi tujuh kelompok pengeluaran, dan kini berubah menjadi 11 kelompok pengeluaran. Beberapa kelompok yang baru di antaranya kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

"Dengan pengembangan ini, ada beberapa komoditas yang hilang dan ada beberapa komoditas baru yang masuk penghitungan," ujar Satriyo.

Untuk komoditas baru yang terpilih di antaranya lampu LED atau hemat energi, jasa penitipan anak, tas travel atau koper, spring bed dan make up salon. Kemudian obat-obatan herbal, mainan anak, power bank, aksesoris HP dan tarif taksi online.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Komoditas Lama yang Hilang

Sedangkan komoditas lama yang hilang gelas minum, tarif Puskesmas, lampu emergency, CD-tape-REC-radio dan handy cam. "Begitu pula dengan VCD/DVD, majalah remaja, tarif sewa motor, biaya kirim surat dan kapur cat tembok juga hilang dalam survei biaya hidup 2018," katanya.

Ia mengatakan, siap merilis data inflasi Jatim dengan metode baru itu mulai 3 Februari 2020 dengan mengacu pada "Classification Of Individual Consumption According to Purpose (COICOP)" tahun dasar 2018, dari penghitungan sebelumnya tahun dasar 2012.

"Dari metode baru, muncul hampir 3.000 komoditas. Tapi kami tidak mengikuti perubahan harga semuanya. Akhirnya kami potong hanya yang 0,02 persen. Yang di bawah itu kami gabungkan dengan komoditas yang nilainya di atas 0,02 persen," tutur dia.

Dari hasil tersebut, ada 563 jumlah komoditas terpilih dengan 100 komoditas baru yang terpilih. Sedangkan jumlah yang hilang sebanyak 71 komoditas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.