Sukses

Petani di Surabaya Panen Tomat Servo, Apa Keunggulannya?

Salah satu daerah di Surabaya memanen tomat hingga 1000 kilogram. Ingin tahu teknik apa yang digunakan? Simak rangkumannya

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok Tani Bringin Makmur memanen 1.000 kilogram tomat. Tomat dipanen di Kelurahan Bringin Kecamatan Sambikerep, Surabaya, Jawa Timur. Panen tomat 1.000 kilogram ini diperoleh dari hamparan tanah seluas dua hektare.

Kelompok Tani Bringin Makmur tersebut adalah salah satu kelompok tani yang dibina oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui lembaga Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya. Kelompok tani tersebut diberikan fasilitas seperti peminjaman alat berat, pompa air, sampai obat-obatan untuk mengelola tanaman.

Tomat yang ditanam di lahan ini membutuhkan waktu selama 45 hari untuk panen. Tomat yang dipanen merupakan tomat servo. Selain tomat servo, terdapat hasil produksi lain yang ditanam oleh Kelompok Tani Bringin Makmur ini, yaitu kacang tanah dan labu putih.

Kasi Pengembangan Pertanian Perkotaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (dkpp) Kota Surabaya, Antin Kusmira menuturkan, tomat jenis servo ini baru dikembangkan. Tomat servo ini dipilih karena tahan virus. Hasil panen tomat servo tersebut pun dijual ke pasar.

"Sehingga agak bisa bertahan terhadap iklim yang ekstrem sehingga produksi tetap tinggi," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Selasa (4/2/2020).

Antin menuturkan, budidaya tomat sudah lama dilakukan oleh para petani. Saat ini, di Surabaya terdapat 35 kelompok petani. Kelompok petani tersebut ada yang beranggotakan 10 orang dan ratusan.

"Karena tergantung juga wilayah tempat tinggal, apakah masih menggantungkan hidupnya dengan tani," ujar Antin.

Mengutip dari instagram DKPP Surabaya @dkppsurabaya, panen tomat yang dilakukan oleh Kelompok Tani Bringin Makmur ini mempunyai keunikan. Kelompok tani ini menggunakan teknik tumpang sari. Teknik ini ada sejak lama dan banyak digunakan oleh petani-petani yang ada di Indonesia.

Teknik tumpang sari mempunyai prinsip, yaitu teknik untuk menanam dengan memadukan dua tanaman untuk menjadi tanaman tumpang dan tanaman sari. Teknik ini dipercaya dapat mengoptimalkan pengolahan lahan dan meningkatkan panen, bahkan teknik tumpang sari juga dapat menyuburkan tanah.

 

 

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Manfaat Buah Mentega

Sebelumnya, Anda pernah mendengar buah mentega? Buah ini juga sering disebut orang dengan nama buah bisbul. Buah ini berasal dari negara tetangga, Filipina.

Buah ini mempunyai nama lain, yaitu Velvet Apple. Nama ilmiahnya adalah Diospyros Blancoi. Buah ini sudah menyebar luas di wilayah tropis termasuk di Indonesia. Melansir dari instagram DKPP Surabaya @dkppsurabaya, buah ini tumbuh menyebar di wilayah tropis beriklim basah, tepatnya di dataran rendah hingga menengah.

Buah ini bisa dikategorikan sebagai buah langka karena keberadaannya yang sulit ditemukan. Biasanya buah bisbul atau buah mentega ini sering dijumpai di Bogor.

Namun, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya ini membudidayakannya. Buah ini tidak diperjualbelikan oleh DKPP Surabaya. Tekstur dari buah mentega ini mirip dengan tekstur mentega. Kulit dari buah mentega ini memiliki bulu halus mirip beludru.

Rasa dari buah mentega ini manis dan sedikit sepat. Namun, buah mentega ini memiliki banyak manfaat yang terkandung di dalamnya.

Beberapa manfaat yang terkandung di buah mentega di antaranya adalah menjaga kesehatan sistem pencernaan, melancarkan peredaran darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, merawat kesehatan kulit, meminimalisir risiko penyakit kanker, dan lain-lain.

Ada juga yang berkomentar di akun instagram @dkppsurabaya buah ini mempunyai rasa seperti durian. Salah satunya oleh akun @airinserena. Ia menyebutkan, kalau buah mentega rasanya seperti durian. "Enak itu buah bisbul rasanya kayak duren".

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.