Sukses

Pola Hidup Sehat hingga Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Dokter Onkologi RS Mitra Keluarga Surabaya Desak Gede Agung menuturkan, pemberian vaksin kini menjadi salah satu cara cegah kanker.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 4 Februari diperingati sebagai hari kanker sedunia.  Peringatan hari kanker sedunia ini untuk meningkatkan kesadaran mengenai kanker.

Adapun pentingnya menjalankan pola hidup sehat dan deteksi dini dinilai menjadi cara untuk mencegah penyakit kanker dan memperpanjang harapan hidup.

Kanker menjadi salah satu penyebab kematian nomor dua di dunia. Ada beberapa jenis kanker termasuk kanker payudara, kanker paru-paru, kanker usus besar, kanker kulit, kanker prostat dan lainnya.

Menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO, sepertiga kematian akibat kanker disebabkan oleh lima risiko perilaku dan pola makan utama antara lain indeks massa tubuh yang tinggi, asupan buah dan sayuran yang kurang, kurangnya aktivitas fisik, merokok dan alkohol. Demikian mengutip ndtv, Selasa (4/2/2020).

Selain itu, menurut WHO, satu dari enam kematian disebabkan oleh kanker. Sekitar 70 persen kematian akibat kanker terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Hanya satu dari lima negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki data diperlukan untuk mendorong kebijakan kanker.

Dokter onkologi dr Desak Gede Agung Suprabawati menuturkan, penyebab kanker hingga kini belum diketahui pasti. Namun, ada faktor risiko menjadi penyebab kanker mulai dari infeksi, perubahan gaya hidup dan makanan. Meski demikian, faktor risiko seperti infeksi, menurut dokter Desak kini dapat dicegah dengan pemberian vaksin.

"Kanker leher rahim kini dapat dicegah dengan pemberian vaksin HPV (human papilloma virus). Kini pemberian vaksinasi HPV jadi program nasonal. Kanker liver dengan pemberian vaksin hepatitis. Kalau kanker berkaitan dengan sinar matahari, maka dengan hindari paparan sinar matahari pada pukul 09.00-14.00 dan memakai tabir surya, topi, dan pelindung lainnya," ujar Desak saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/2/2020).

Selain itu, menurut dokter onkologi di RS Mitra Keluarga Surabaya ini, melakukan deteksi dini seperti kanker payudara juga dapat membantu untuk memperpanjang harapan hidup. Ditambah riset dan pengembangan obat untuk kanker payudara makin berkembang sehingga membantu pengobatan kanker payudara. “Deteksi dini dan segera berobat ketika kanker masih stadium dini maka harapan hidup lebih Panjang,” tutur dia.

Desak menilai, penerapan pola hidup sehat juga dapat mencegah kanker. Namun, tidak hanya kanker tetapi juga penyakit lain seperti jantung dan degeneratif. Desak menuturkan, gaya hidup seperti konsumsi alkohol, kurang bergerak dan obesitas juga menjadi faktor risiko sejumlah penyakit.

Oleh karena itu, Desak menuturkan, pola hidup sehat dengan makan makanan yang banyak mengandung serat, mengelola stres dan berolahraga menjadi upaya untuk mencegah kanker. "Bergerak 30 menit sehari, makan makanan berserat, kurangi berat badan, dan pola hidup sehat. Namun ini jangan dijadikan beban,” tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kenapa Hari Kanker Sedunia Diperingati Setiap 4 Februari?

Sebelumnya, setiap 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Peringatan ini bermula sejak tahun 2000, berdasarkan Piagam Paris (Paris Charter) pada 4 Februari 2000 saat pertemuan ‘World Summit Against Cancer for the New Millenium’.

Tepatnya pada pasal 10 di Piagam tersebut tercantum setiap 4 Februari sebagai Hari Kanker Sedunia.

"Dengan adanya peringatan Hari Kanker Sedunia berharap bisa menyelamatkan dan mencegah kematian akibat kanker lewat edukasi, meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengajak pemerintah dan individu sedunia untuk ambil langkah nyata," seperti tertulis dalam laman worldcancerday.org dikutip Minggu, 4 Februari 2018.

Tak dipungkiri, edukasi serta upaya pencegahan dan deteksi dini kanker memang perlu dilakukan di tengah gaya hidup modern saat ini.

Di Indonesia, prevalensi kanker 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 347 ribu orang. Kasus kanker paru dan usus paling banyak ditemukan pada laki-laki sementara pada wanita yang terbanyak adalah kanker payudara dan leher rahim.

Penyakit kanker juga menjadi beban ekonomi nomor dua terbesar setelah penyakit jantung. Menilik data BPJS Kesehatan September 2017, setiap tahun pemerintah harus menggelontorkan dana untuk kanker sebesar Rp2,1 triliun seperti mengutip rilis Sehat Negeriku dari Kementerian Kesehatan RI.

Di 2018, Kemenkes RI berupaya mengedukasi masyarakat pentingnya deteksi kanker sedari dini. Karena semakin dini sel kanker ditemukan, semakin cepat pengobatannya.  Selain itu, angka harapan hidup pun semakin tinggi.

Salah satu tindakan deteksi dini kanker yang digencarkan pemerintah adalah IVA ( Inspeksi Visual Asam asetat ) untuk pemeriksaan leher rahim ( serviks ). Selain itu juga Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dan Periksa Payudara Klinis (SADANIS).

Menurut Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Subuh, cakupan deteksi dini IVA dan SADANIS di Indonesia di 2017 meningkat bila dibandingkan 2016. Cakupan pemeriksaan dari 1.925.943 orang atau 5,2 persen menjadi 3.038.296 atau sekitar 8,1 persen. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.