Sukses

Polda Jatim: Tingkat Kerawanan Pilkada Berpotensi Lebih Tinggi Ketimbang Pilpres

Kepolisian Daerah Jawa Timur mulai memetakan kerawanan pada Pilkada serentak 2020 di 18 kabupaten dan kota di wilayah setempat.

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) melihat potensi tingkat kerawanan pemilihan kepala daerah (pilkada) lebih tinggi dari pemilihan presden (pilpres).

Hal itu disampaikan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan. Luki mengatakan, tingkat kerawanan tersebut dilihat dari pemetaan potensi kericuhan ini.

"Seperti pilpres kemarin saya rasa potensi kerawanannya sama seperti pilpres. Yang jelas pilkada mungkin lebih potensi kerawanannya lebih tinggi karena serentak,” tutur dia, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 13 Februari 2020.

Polda Jatim mulai memetakan kerawanan pada Pilkada serentak 2020 di 18 kabupaten dan kota di wilayah setempat dengan mengumpulkan KPU, Bawaslu hingga kapolres se-jajaran di Surabaya pada Kamis pekan ini.

"Ini dalam rangka mengkonsolidasi. Tadi pagi KPU diundang, juga Bawaslu dan ini para kapolres dengan Kabag Ops. Sekarang kami sudah melakukan pemetaan dari kesiapan di wilayah 19 polres menghadapi pilkada,” tutur Luki.

Luki menambahkan, meski hanya 19 polres yang mengamankan pilkada, tetapi polres-polres lainnya akan membantu. Misalnya dengan mengirim personel untuk membantu mengamankan.

"Karena ini membutuhkan personel yang banyak. Butuh berapa personel dari sekarang kita data dan siapa saja para tetangga yang enggak ikut nanti didata. Kalau kurang nanti baru Polda dan Brimob dari SPN yang mendukung,” tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Khofifah Apresiasi Upaya Kepolisian

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menuturkan, pertemuan kali ini cukup penting untuk mengetahui apa yang harus diantisipasi sejak dini.

"Kalau dari potensi kemungkinan untuk menjadi disharmoni, kemudian terjadi politisasi SARA dan politik identitas, angkanya cukup tinggi. Maka kemudian itu dijadikan referensi, maka antisipasi koordinasi dan intensitas kita untuk membangun silaturahim cukup tinggi,” ujar dia.

Khofifah menyatakan tak memungkiri jika ada dinamika yang terjadi pada pagelaran Pilkada 2020 nanti. Oleh karena itu, dia apresiasi upaya kepolisian ini.

"Pilkada 2020 ini 19 kabupaten dan kota yang rata-rata sangat besar. Nah ini daerah-daerah yang dengan DPT sangat besar dan dengan tingkat heterogenitas dan varian-varian dinamika yang harus diantisipasi bersama,” ujar dia.

“Maka sebagai bagian dari keluarga besar di Pemprov tentu kami menyampaikan terima kasih. Pak Kapolda sudah menginisiasi untuk pertemuan rapat seperti ini,” ia menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.