Sukses

Ahli Toksikologi Unair: RI Perlu Contoh Inggris Terapkan Produk Tembakau Alternatif

Ahli Toksikologi Universitas Airlangga, Sho’im Hidayat mengatakan, sejumlah negara di Eropa, antara lain Inggris, Prancis, Polandia, dan Rusia sudah memiliki regulasi khusus bagi produk tembakau alternatif.

Liputan6.com, Surabaya - Sejumlah negara maju di Eropa telah menerapkan penggunaan produk tembakau alternatif untuk mengatasi masalah penyakit tidak menular yang salah satu faktor risikonya diakibatkan oleh rokok. 

Penggunaan produk tersebut pun diatur melalui regulasi yang berdasarkan kajian ilmiah yang komprehensif agar tidak terjadi penyalahgunaan. Contoh faktor risiko lainnya yang turut berkontribusi pada penyakit tidak menular adalah pola makan tidak berimbang, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol. 

Ahli Toksikologi dari Universitas Airlangga, Sho’im Hidayat mengatakan, sejumlah negara di Eropa, antara lain Inggris, Prancis, Polandia, dan Rusia sudah memiliki regulasi khusus bagi produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, yang terpisah dari rokok. Sho’im mengatakan, Inggris sudah mengatur secara ketat penggunaan produk tembakau alternatif sejak 2015.

"Hasilnya positif. Kalau perokok dewasa sudah banyak yang beralih ke produk tembakau alternatif, maka risiko terkena penyakit tidak menular yang salah satunya bisa disebabkan oleh rokok juga dapat menurun. Oleh karena itu, sudah seharusnya Indonesia mencontoh Inggris dan menjadi pelopor di kawasan Asia Tenggara agar tujuan kesehatan masyarakat dapat tercapai," tegas dia yang juga turut menghadiri kegiatan International Conference on Harm Reduction in Non-Communicable Diseases yang diselenggarakan di Paris, Prancis pada 2-3 Februari , Jumat (14/2/2020). 

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian terbesar kedua di dunia dan bertanggung jawab atas sekitar 9,6 juta kematian pada 2018. Secara global, sekitar satu dari enam kematian disebabkan oleh kanker. 

Penggunaan tembakau yang dibakar yang menghasilkan lebih dari 7.000 zat kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya adalah faktor risiko tertinggi dan bertanggung jawab atas sekitar 22 persen kematian akibat kanker. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penggunaan Produk Tembakau Alternatif

Dr. Peter Harper, Mantan Kepala Onkologi di Guys Kings and St Thomas Hospital, dalam paparannya yang mengacu dari laporan Public Health England Februari 2019, menjelaskan penggunaan produk tembakau alternatif di Inggris menimbulkan risiko kesehatan yang jauh lebih rendah daripada penggunaan rokok. 

Dengan beralih sepenuhnya ke produk tembakau alternatif, menurut Harper, perokok dewasa akan mendapatkan manfaat kesehatan yang substansial.

Laporan ini sekaligus menguatkan laporan Public Health England sebelumnya yang menyatakan rokok elektronik 95 persen lebih tidak berbahaya bagi kesehatan dibandingkan rokok, serta berpotensi membantu perokok untuk berhenti.

"Penggunaan produk tembakau alternatif dengan didampingi terapi dukungan perilaku berhenti merokok dikaitkan dengan peningkatan tingkat keberhasilan perokok untuk berhenti merokok selama setahun. Produk tembakau alternatif setidaknya dapat berkontribusi terhadap 20.000 keberhasilan perokok untuk berhenti merokok per tahunnya dan mungkin lebih banyak lagi," kata Harper.  

Dengan ada regulasi, angka penyalahgunaan rokok elektrik pada anak di bawah umur di Inggris juga menjadi rendah. Harper mengungkapkan penggunaan rokok elektrik secara reguler oleh anak muda, dari rentang usia 11 hingga 18 tahun, tetap rendah sekitar 1,7 persen. 

Adapun proposi penggunaan rokok elektrik terhadap mereka yang belum pernah mengonsumsi rokok sebelumnya juga rendah, yakni 0,2 persen pada usia 11-18 tahun. 

Profesor David Khayat, Ahli Onkologi dari Prancis, menambahkan semua pihak harus mendorong penggunaan produk tembakau alternatif sebagai bagian dari konsep pengurangan risiko dari tembakau. 

"Sebagai ahli kanker, saya mendorong pasien saya yang perokok untuk berhenti merokok. Tapi, jika tidak bisa, saya harus menawarkan mereka alternatif. Kita perlu mendukung pasien yang gagal dengan metode lain," ujar dia.

Apabila tidak diberikan solusi alternatif, menurut Khayat, para perokok dewasa akan terus mengonsumsi rokok, meskipun mereka sebenarnya tahu bahwa produk tersebut berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan produk tembakau alternatif sama halnya seperti memakai sabuk pengaman untuk meminimalkan bahaya yang ditimbulkan jika terjadi kecelakaan pada kendaraan.

"Teknologi telah memberikan kami alat untuk melakukannya, mengapa kita menolak untuk melakukannya dengan tembakau? Kami ingin memberantas kanker dan pasien tetap hidup. Alternatif hari ini adalah produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik,” tutur Khayat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.