Sukses

Panen Labu Air, Khofifah Ingin Gedung Grahadi Instagramable

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa ingin Gedung Grahadi terlihat Instagramable melalui labu air. Begini ceritanya.

Liputan6.com, Jakarta - Gedung Negara Grahadi atau Gedung Grahadi, rumah dinas dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Gedung ini berada di Surabaya yang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.

Sejak menempati tempat ini, Khofifah melakukan banyak aktivitas dan beberapa di antaranya ia unggah di instagram resminya, @khofifah.ip.

Baru-baru ini, Khofifah mengunggah video mengenai salah satu koleksi tanaman yang berada di belakang Gedung Grahadi, yaitu Labu Air atau dikenal dengan Labu Sayur.

Dalam video yang diunggahnya pada 20 Februari 2020, ia membawa labu yang sudah dipetik tersebut sambil menjelaskan mengapa memilih tanaman tersebut sebagai koleksi di Gedung Grahadi. Khofifah mengaku ingin membuat setiap sudut di Gedung Grahadi terlihat instagramable dan mempunyai banyak spot untuk berfoto.

“Sebetulnya saya ingin tiap sudut di Grahadi ini instagramable. Mungkin kalau pohon sukun, ini memang permanen. Tapi kalau seperti labu ini enggak permanen. Kapan hari kita tanami kabucha sekarang ini labu sayur. Nanti kita ingin labu yang lain yang lebih panjang lagi. Jadi adalah sesuatu yang bikin kita merasa fun dan tiap ke sini juga akan bisa punya sudut-sudut berfoto, di grahadi jadi suasananya beda. Bapak-bapak bisa bawa pulang,"kata dia.

Selain itu, dalam captionnya Khofifah juga menjelaskan, labu air tersebut bisa dijadikan sebagai sayur seperti lodeh. Selain itu, Khofifah juga menerangkan tanaman tersebut adalah bahan dasar dari baju khas Papua, Koteka.

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Manfaat Labu Sayur

Dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Winarso Drajad Widodo menuturkan, labu air merupakan tanaman tua. Nama ilmiahnya lagenaria siceraria.Tanaman ini memang belum dipastikan tepatnya berasal dari mana. Winarso menuturkan, kalau ada yang menyebutkan tanaman ini berasal dari India, tetapi ada juga menyebutkan dari Afrika.

"Catatan-catatan kitab India, sudah disebutkan labu ini. Bahasa sansekerta dari labu adalah Alabu. Labu ini ada yang manis dan pahit, dan memiliki sejumlah varietas dan bentuk, jadi tidak hanya lonjong saja," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Winarso menambahkan, labu tumbuh di dataran rendah dan tinggi atau sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini juga mudah ditanam dan biasanya di daerah tropis. Winarso menuturkan, untuk menanam labu membutuhkan rambatan agar bagus hasilnya. “Syaratnya perlu rambatan. Dulu di kampung saya tanam terus dirambatkan di genting,” kata dia.

Selain itu, menurut Winarso, labu juga dapat ditanam di pot. Asalkan bisa sudah berdaun sempurna dipindahkan ke lubang penanaman dengan ukuran 20 cm yang sudah disiapkan. Biasanya tanaman ini dapat dipanen kalau sudah tiga bulan. “Labu air termasuk tanaman sekunder atau yang tidak diutamakan tetapi, potensi bagus untuk bahan pangan dan kesehatan,” kata dia.

Winarso mengatakan, labu air yang muda biasanya digunakan untuk sayur. Hal tersebut baik untuk kesehatan. Sedangkan biasanya kalau labu tua juga digunakan untuk pembuatan koteka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.