Sukses

Harga Bawang Putih Naik, BPS Sebut Inflasi Jatim Masih Terkendali

BPS Jatim mengatakan penyebaran atau wabah virus corona mempengaruhi inflasi di wilayah setempat pada Februari 2020, yang tercatat sebesar 0,31 persen secara bulan ke bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mengatakan,inflasi di Jawa Timur masih terkendali. Meski demikian, BPS Jatim mengharapkan penyebaran atau wabah virus corona atau Covid-19 dapat segera teratasi.

BPS Jatim mengatakan penyebaran atau wabah virus corona mempengaruhi inflasi di wilayah setempat pada Februari 2020, yang tercatat sebesar 0,31 persen secara bulan ke bulan.

"Secara umum inflasi di Jatim masih terkendali, dan saya berharap wabah corona atau COVID-19 dapat segera diatasi agar tidak lagi semakin berdampak pada inflasi," ujar Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan, seperti dikutip dari Antara, Selasa (3/3/2020).

Dadang Hardiwan menuturkan, pengaruh wabah corona terhadap inflasi terlihat pada kenaikan harga bawang putih yang menjadi komoditas dengan persentase kenaikan harga tertinggi di Jatim.

"Bulan lalu bawang putih melonjak 46,61 persen, ini karena pasokannya yang menjadi penyebab naiknya harga di pasaran, sebab Jatim masih impor bawang putih dari Tiongkok," ujar dia.

Selain bawang putih, menurut dia, komoditas lain yang menyumbang inflasi antara lain cabai merah yang naik 28,32 persen serta buah buah melon yang naik 19,11 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Emas Sumbang Inflasi di Jawa Timur

Selanjutnya semangka yang harganya naik 9,15 persen serta daging ayam ras yang naik 4,65 persen. Sementara harga emas yang sempat melonjak pada bulan lalu juga membuat harga perhiasan emas naik 2,73 persen.

Untuk penghitungan angka inflasi di delapan kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur selama Februari 2020, seluruh kota mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi, kata dia, terjadi di Jember yaitu mencapai 0,51 persen, kemudian Probolinggo sebesar 0,39 persen, Madiun dan Kediri sebesar 0,38 persen, Surabaya sebesar 0,32 persen, Malang sebesar 0,28 persen, Sumenep sebesar 0,16 persen, dan Banyuwangi sebesar 0,10 persen.

Sedangkan jika dibandingkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Februari) 2020 di 8 kota IHK Jawa Timur, hingga Februari 2020, Kabupaten Sumenep merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yaitu mencapai 1,00 persen, sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Banyuwangi yang mengalami inflasi sebesar 0,61 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.