Sukses

Cerita Warga Kembali Terobos Banjir di Surabaya demi Sang Buah Hati

Sore itu, sekitar pukul 16.30 WIB, langit di Surabaya terlihat mendung dan saat melintas di Jalan Dupak Surabaya, banyu langit pun akhirnya turun tak terelakkan.

Liputan6.com, Surabaya - Rasa kangen yang melanda setelah seharian menerima panggilan video dari sang buah hati yang sedang sakit batuk di rumah, membuat salah satu karyawan swasta di Surabaya, Jawa Timur, Iwan (33) memutuskan untuk pulang kerja lebih cepat, Selasa, 3 Maret 2020.

Sore itu, sekitar pukul 16.30 WIB, langit di Surabaya terlihat mendung dan saat melintas di Jalan Dupak Surabaya, banyu langit pun akhirnya turun tak terelakan. Iwan pun memutuskan berteduh.

Peristiwa dan lokasi berteduh yang hampir sama sebelumnya dialami oleh Iwan. Namun, karena mempunyai jas hujan yang baru, Iwan sendiri yang akhirnya mencoba menerjang hujan di Surabaya demi bertemu sang buah hati.

Sambil menunggangi sepeda motor matic, dalam benak hati Iwan berdoa supaya jalan yang dilalui tidak terendam banjir. Iwan yang sebelumnya melewati Jalan Tanjungsari belok ke kanan arah ke Benowo, mengambil keputusan berbeda dengan berbelok ke kiri.

Alih-alih mencoba peruntungan, tepat berada di Jalan Sukomanunggal atau Jalan Satelit Indah Surabaya, genangan air yang cukup tinggi menghadang laju motor Iwan.

Awalnya Iwan bertahan di atas sepeda motor tapi setelah melihat ke belakang, knalpot motor matic sudah kemasukan air. Secara otomatis mesin kendaraan langsung  dimatikan dan menuntun kendaraan sampai kurang lebih 100 meter.

Iwan tidak sendirian berjalan di genangan air yang sampai ke lutut itu, banyak juga warga yang menuntun sepeda motornya. Bahkan tepat di sebelah kanan Iwan, ada seseorang yang jatuh. Kemungkinan kelelahan menuntun sepeda motor saat banjir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengais Rupiah Saat Banjir di Surabaya

Setelah kurang lebih 15 menit berjalan di air, Iwan tidak menemukan tanda-tanda banjir yang surut, ketinggian banjir masih stabil di sekitaran lutut. Iwan pun memutuskan untuk berhenti dan beristirahat di depan sebuah minimarket.

Iwan melihat banyak sekali anak muda setempat yang menawarkan jasa untuk mendorong kendaraan. Seperti yang dilakukan oleh Arif yang mengaku tidak memasang tarif untuk membantu mendorong kendaraan.

"Ya seikhlasnya saja pak, ini bukan pekerjaan saya tapi saya niat untuk menolong," tutur Arif saat ngobrol dengan Liputan6.com

"Di daerah sini sudah langganan banjir dan kami sudah terbiasa membantu pengendara motor yang mogok," ujar Arif.

Arif dan kawan-kawannya ternyata tidak hanya mendorong kendaraan mogok saja, mereka juga membantu memperbaiki kendaraan. Setiap sepeda motor yang mogok biasanya dikerjakan oleh tiga orang.

Satu orang bertugas mengangkat roda depan sepeda motor, satu orang lagi di belakang untuk menahan kendaraan supaya tidak mundur dan satu orang lagi menyetater sepeda motor.

Dengan diangkatnya roda depan sepeda motor alhasil air yang masuk di knalpot motor pun keluar. Mereka pun membantu memperbaiki sampai kendaraan pun hidup kembali.

Tepat sekitar pukul 20.00 WIB, hujan pun sedikit redah dan hanya gerimis saja serta banjir pun sudah mulai surut. Iwan pun bergegas bergegas melanjutkan perjalanan demi bertemu dengan sang buah hati.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.