Sukses

Peringati Hari Perempuan Internasional, Risma Ingatkan Berani Hadapi Tantangan

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) berbagi pengalaman ekstrem dalam suatu acara untuk peringati hari perempuan internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) berpesan terutama kepada perempuan untuk berani menghadapi tantangan. Meski perempuan, menurut Risma ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan diri.

Risma menyampaikan hal tersebut saat  berbagi pengalaman ekstrem pada acara "Surabaya Creative Lab" dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 2020 yang digelar dalam suatu acara pada Sabtu, 7 Maret 2020.

Risma menceritakan pengalaman saat menyeberangi laut menggunakan perahu. Saat itu, Risma yang sedang bertugas ke Pulau Sabang berniat menyeberang ke Banda Aceh. Sewaktu akan kembali, ternyata tidak ada kapal besar.

Padahal dia sedang terburu-terburu mengejar jadwal penerbangan pesawat di bandara. "Saat di Pulau Sabang, Aceh itu, saya ngejar tiket pesawat, tidak ada kapal besar, saya pakai perahu," ujar dia, seperti dikutip dari Antara.

Dia menuturkan, perahu yang seharusnya hanya untuk empat orang penumpang dimuati lima penumpang. Ketika perahu melaju, lanjut dia, nahkoda terlihat minggir ke samping dan ia hanya memilih diam sampai akhirnya bertanya ke sang nahkoda sesaat telah sampai tujuan.

"Sampai sana nahkodanya teriak dan bilang kalau ada apa-apa sama ibu, dibunuh saya. Dia ngomong ombaknya empat meter, minggir jalannya. Makanya sampainya 2,5 jam," kata dia.

Dari situ Risma belajar kalau tidak perlu menjadi pribadi yang meragu. Ia percaya kematian dan kelahiran takdir Tuhan. "Kita harus berani lampaui, kalau tidak berani kita akan nyesal. Besok belum tentu bisa. Tidak usah ragu tidak usah takut," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harus Berani Ambil Sikap

Selain itu, Risma juga bercerita ancaman pembunuhan ketika masih menjabat Kepala Bagian (Kabag) Bina Pembangunan Kota Surabaya sekitar 2002.

Saat itu, Risma menggagas sistem daring untuk pengadaan atau e-procurement. Sistem ini untuk memudahkan kinerja monitoring pelaksanaan kegiatan pembangunan melalui proyek-proyek yang ada.

Ancaman pembunuhan itu disadari Risma ketika secara mendadak ada truk yang melaju kencang menuju arahnya. Beruntung, Risma refleks menghindar dan melompat ke samping tempatnya berdiri, sampai akhirnya bagian kepalanya membentur aspal.

Ancaman itu terus berlanjut, sampai-sampai Risma sempat menitipkan anaknya yang masih usia sekolah ke gurunya. Bahkan, ada ular yang masuk ke rumahnya saat dia masih kerja. Kemudian ular tersebut diusir oleh anaknya yang kedua.

"Anak saya nomor dua itu indigo. Jelang Maghrib ada ular, 'dibilangin' itu bukan mamaku itu, kamu pulang aja. Balik ularnya, itu kata dia," kata dia.

Kejadian tersebut dilewati oleh wali kota perempuan di Surabaya ini secara perlahan. Ia menegaskan, ancaman dan tantangan harus dihadapi. "Jangan takut melampauinya," kata dia.

Terlebih, menurut dia, banyak yang bisa dilakukan oleh perempuan. Anggapan perempuan itu lemah harus dipangkas. "Kita harus berani ambil sikap. Kita masih bisa. Itu pengalaman saya," ujar Tri Rismaharini.

3 dari 3 halaman

Tema Hari Perempuan Internasional pada 2020

Hari perempuan internasional diperingati setiap 8 Maret. Pada 2020, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengangkat tema “Saya Generasi Kesetaraan: Menyadari Hak Perempuan”.

Mengutip Antara, Kampanye generasi kesetaraan membawa bersama orang dari setiap gender, usia, etnis, ras, agama dan negara untuk mendorong aksi yang akan menciptakan kesetaraan gender dunia yang semua layak mendapatkannya. 

Tujuan kampanye tersebut untuk memobilisasi mengakhiri kekerasan berbasis gender, keadilan ekonomi dan hak untuk semuanya, otonomi tubuh, kesehatan dan hak seksual dan reproduksi, serta tindakan feminis untuk keadilan iklim. Selain itu, menginginkan teknologi dan inovasi untuk kesetaraan gender dan kepemimpinan feminis.

Mengutip berbagai sumber, hari perempuan internasional ini berlangsung sejak 8 Maret 1914. Hal ini dilatarbelakangi keresahan dan perdebatan kritis di kalangan perempuan pada 1908. Saat itu, kaum perempuan lebih aktif ikut kampanye perubahan karena tingkat penindasan dan kesenjangan perempuan cukup tinggi.

Sekitar 15 ribu perempuan berupaya menyuasarakn suaranya untuk mendapatkan pengurangan jam kerja, kenaikan gaji, dan kebebasan dalam memilih. Kemudian muncul gagasan dibuatkannya hari perempuan internasional pada Konferensi Internasional soal pekerja perempuan di Kopenhagen pada 1910.

Petingi Women’s Office dari Partai Sosial Demokrat Jermen, Clara Zetikin usul ada perayaan hari perempuan di seluruh dunia. Hal tersebut mendapatkan sambutan positif dari ratusan wanita dari belasan negara, gagasan itu menjadi awal mula hari perempuan internasional. PBB pun meresmikan hari perempuan internasional pada 1977 untuk merayakan hak perempuan dan perdamaian internasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.