Sukses

Rumah Sakit Unair Rawat Dua Pasien Berstatus ODP Terkait Corona Covid-19

Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) gandeng BPBD Jawa Timur membuat crisis center untuk memisahkan pasien khusus antara virus corona (Covid-19) dan pasien lainnya agar tidak terganggu.

Liputan6.com, Surabaya - Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya merawat dua pasien berstatus orang dalam pemantauan (ODP) yang baru datang dari daerah endemik virus corona atau Covid-19.

"Dua pasien berstatus ODP tersebut merupakan orang yang baru berinteraksi dengan orang dari negara terjangkit Covid-19. Selama waktu 14 hari dari kedatangan, muncul gejala panas, batuk, dan sesak," kata Tim Satgas Corona RS Unair, dr Alfian Nur Rosyid SpP di Surabaya, Rabu (11/3/2020). 

Alfian mengungkapkan, selama merebaknya Covid-19, RSUA telah merawat sembilan pasien. Dari sembilan pasien tersebut, tujuh pasien telah di swap reagen Covid -19 dan dinyatakan negatif. 

"Yang dua ini baru masuk dua hari ini, dan baru tadi diswap kemudian dikirim ke Kemenkes. Prosesnya tujuh hari untuk hasilnya,” kata dia.

Alfian memaparkan, dua ODP ini merupakan warga negara Indonesia (WNI). Satu ODP pulang dari Jepang dan diterima melalui crisis center. Sementara satu pasien lainnya baru saja berkontak dengan orang dari luar negeri dan merupakan rujukan dari rumah sakit luar kota. 

"Aktivitas dengan orang ini dilakukan di Jakarta dan saat pulang ke Jatim pasien demam dan mengalami sesak nafas," ujar dia. 

Lebih lanjut,  Alfian menuturkan, kedua pasien menunjukkan gejala demam dan batuk berdahak. Bahkan saat masuk pasien  juga mengeluhkan sesak nafas.

"Tetapi sekarang sesak nafasnya sudah hilang. Kalau dinyatakan negatif dan gejala klinisnya membaik maka kami izinkan pulang. Sekarang masih di ruang isolasi," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gandeng BPBD Jawa Timur

Sementara itu,  RSUA telah bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur untuk memasang tenda di depan instalasi gawat darurat (IGD). 

Tenda tersebut dimanfaatkan sebagai tempat crisis center RSUA dengan tujuan untuk memisahkan pasien khusus antara virus corona dan pasien lainnya agar tidak terganggu, serta mengurangi pasien superinfeksi.

"Sementara di crisis center beberapa WNA mulai dari Belanda,  China dan sejumlah negara lain. Tetapi mereka statusnya sehat,  sehingga diizinkan pulang," ujar dia.

Ia menuturkan, setiap hari ada sekitar 40 sampai 50 pasien yang memeriksakan diri ke crisis center. Mulai dari keluhan sakit dengan riwayat  kunjungan negara terjangkit karena panik.

Berdasarkan dari infografis Kedokteran Paru dan Resiprologi untuk menyikapi virus corona (Covid-19) ini antara lain jangan panik, waspada bila muncul gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam disertai kesulitan bernafas, dan segera berobat ke fasilitas pelayanan terdekat.

Lalu jalankan pola hidup sehat dengan rajin cuci tangan dengan air dan sabun antiseptik atau sabun antiseptik cair minimal 20 detik. Terutama setelah memegang barang-barang di fasilitas umum sebelum makan dan minum. Lalu hindari memegang muka, mulut, hidung dan mata apabila belum cuci tangan.

Selain itu gunakan masker saat sakit batuk, pilek, atau flu, saat berada di area infeksius seperti rumah sakit atau saat di keramaian yang padat, menutup mlut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk. Lalu makan dan minum teratur yang bergizi, istirahat cukup, hindari konsumsi yang menurunkan imunitas seperti minum alkohol, merokok, olahraga. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.