Sukses

BMKG Juanda: Surabaya Berpeluang Hujan Disertai Petir hingga Malam Hari

BMKG Juanda memperkirakan, suhu akan berada di kisaran 26-34 derajat celsius dengan kecepatan angin 30 KM per jam.

Liputan6.com, Jakarta - Badan  Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi Surabaya, Jawa Timur alami hujan disertai petir dari siang hari hingga malam hari.

Mengutip instagram @infobmkgjuanda, Surabaya akan alami hujan disertai petir pada pukul 13.00 WIB, 16.00 WIB, dan 19.00 WIB. Sedangkan pada malam hari pukul 22.00 WIB cenderung cerah berawan.

Suhu akan berada di kisaran 26-34 derajat celsius dengan kecepatan angin 30 KM per jam. Kelembaban udara 60-95 persen. Selain itu, BMKG Juanda merilis peringatan dini tiga harian di Jawa Timur untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada siang hari di Surabaya, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang.

Selain itu, Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang dan Jember. Kemudian pada malam hari waspadai hujan disertai petir pada malam hari di Pacitan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.

Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.

"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.