Sukses

Riwayat Pasien Positif Corona COVID-19 yang Meninggal di Jatim

Pasien positif COVID-19 asal Surabaya meninggal pada Selasa, 24 Maret 2020.

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur, dr. Joni Wahyuhadi membeberkan riwayat pasien positif Corona COVID-19 meninggal dunia asal Surabaya, Jawa Timur.

Pria yang sekaligus menjabat sebagai Dirut RSUD dr. Soetomo ini menyampaikan pasien yang meninggal tersebut ialah seorang wanita. Mulanya, dia mengalami keluhan sakit pernafasan dan memeriksakan diri di salah satu rumah sakit swasta di Surabaya Barat.

"Korban meninggal wanita, datang ke RS swasta Surabaya Barat," tuturnya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (25/3/2020).

Joni menceritakan, karena memiliki gejala menyerupai virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Hubei, Tiongkok, pasien tersebut dirujuk ke RSAL dr. Ramelan. "Dirawat di RSAL (dr. Ramelan Surabaya)," kata dia.

Selanjutnya, setelah menjalani perawatan itensif, kondisi pasien rupanya tak kunjung membaik. Dia pun diumumkan meninggal dunia karena terinfeksi virus corona baru (Sars-CoV-2), Selasa, 24 Maret 2020. Faktor lain yang tak bisa menyelamatkan nyawa pasien ialah usia. "Usianya 50 tahun lebih," ucap Joni.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perkembangan Situasi Corona COVID-19 di Jatim per 25 Maret 2020

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyampaikan perkembangan terkini mengenai kabar terbaru penanganan virus corona baru (Sars-CoV-2) yang memicu COVID-19 di wilayah Jawa Timur. 

"Pasien positif virus corona atau Covid-19 di Jatim tidak bertambah, jumlahnya masih sama seperti data Selasa kemarin, yakni 51 pasien yang terkonfirmasi positif," ucapnya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu, 25 Maret 2020.

Khofifah mengatakan, selanjutnya  jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) masih bertambah. Kali ini tercatat ada sebanyak 190 PDP. Jumlah ini meningkat 45 PDP. Karena sebelumnya ada 145 PDP. "PDP tercatat 190 orang," kata Khofifah.

Khofifah menjelaskan, kemudian orang dalam pemantauan (ODP), jumlahnya juga meningkat signifikan. Total ada 2.542 ODP di Jatim. Angka tersebut melonjak 539 ODP. Dari yang sebelumnya tercatat 2.003 ODP. "ODP di Jatim 2.542 orang," ujarnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.