Sukses

Deretan Pesan Pasien Sembuh dari Corona COVID-19 di Surabaya

Berikut sejumlah cerita dan pesan pasien yang sembuh dari Corona COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien terkonfirmasi virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan penyakit COVID-19 tercatat 1.986 kasus hingga 3 April 2020.  Di tengah bertambahnya kasus positif COVID-19, total pasien sembuh mencapai 134 di Indonesia.

Sementara itu, di Surabaya, total terkonfirmasi positif Corona COVID-19 mencapai 74 orang hingga 3 April 2020 dan dari luar Surabaya sebanyak tiga orang. Selain itu, pasien sembuh mencapai 14 orang dan dari luar Surabaya sebanyak dua orang. Demikian berdasarkan data lawancovid-19.surabaya.go.id.

Sejumlah pasien dari Surabaya ini ada yang menceritakan mengenai perjuangannya untuk sembuh dari COVID-19. Salah satunya ibu dari dua anak asal Surabaya yang menceritakan bagaimana perjuangannya untuk sembuh. Ia mendapatkan semangat dari dokter dan perawat yang menanganinya untuk tetap kuat dan tidak putus dalam berdoa. Setelah melewati perawatan dalam ruang isolasi, ia pun kini berkumpul bersama dengan keluarga.

Berikut sejumlah cerita dan pesan pasien yang sembuh dari Corona COVID-19 di Surabaya, ditulis Sabtu (4/4/2020):

Pasien sembuh dari Surabaya yaitu ibu dari dua anak yang menceritakan perjuangannya setelah menjalani berbagai proses perawatan di rumah sakit selama lebih dari dua minggu. Ia mulai merasakan perubahan pada kondisi tubuh sekitar awal Maret 2020.

Awalnya ia demam tinggi. Lalu badan terasa patah-patah dan kehilangan nafsu makan. Pada 9 Maret, ia memeriksakan kondisi di salah satu rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur.

"Beberapa hari saya dirawat di RS Mitra Keluarga. Waktu itu nafas saya sudah lemas. Dada kanan warnanya abu-abu sudah bisa sembuh karena terapi. Lalu yang kiri memburuk berbentuk embun dan menutup-nutup,” ujar dia.

Ia menuturkan, pada 11 Maret dibawa ke RSU Unair untuk dilakukan swab tenggorokan dan hidung. Pada saat yang bersamaan, RS Mitra Keluarga sudah mengosongkan pasien. Kemudian, esok harinya, ia dilarikan ke RSUD dr Soetomo dan langsung masuk dalam ruang isolasi khusus.

"Saya tahu saat dimasukkan ke ruang isolasi khusus. Dengan kondisi lemas bernafas pun sudah tidak sampai, oksigen tidak maksimal. Saya sendiri di ruang khusus itu bersama alat medis,” ungkapnya.

Selama perawatan super intensif di ruang isolasi khusus itu berlangsung, ibu dua anak ini tidak mengetahui kalau ia tengah mengidap penyakit yang kini mewabah di berbagai belahan dunia. Bahkan, yang dia tahu dokter hanya menyampaikan kondisi pasien harus sembuh, harus kuat dan tidak putus dalam berdoa.

"Ibu harus sembuh, ibu sehat, karena hanya ibu yang bisa membantu diri ibu sendiri, imun ibu yang membentengi ibu sendiri. Itu kata dokter pada saya. Tidak pernah sama sekali dokter dan perawat bilang pada saya tentang virus,” urainya.

Menurut dia, selama beberapa hari dirawat di ruang isolasi merupakan hari paling berat yang pernah dilewati. Setelah keluar dari ruang isolasi khusus penuh peralatan medis, ia harus menjalani tahap berikutnya, yakni masuk ke ruang isolasi tanpa peralatan.

"Itu lima hari yang luar biasa berat. Saya merasakan betapa sakitnya. Dokter terus mendukung saya, ibu tidak apa-apa jalan pelan-pelan selangkah dulu dan pakai oksigennya. Lalu setelah itu saya dimasukkan ke ruang yang tidak ada peralatan lagi masih di ruang isolasi juga,” ujar dia.

Bukan Virus Biasa

Ia pun berpesan agar warga Surabaya juga dapat mematuhi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Ia juga sebagai mantan pasien pasien Corona COVID-19 sudah merasakan betapa sakitnya melawan virus tersebut.

"Peraturan pemerintah itu harus didengar. Ini bukan penyakit atau virus biasa. Saya sudah mengalami ini. Untuk anak muda, sudah tidak usah lagi keluar kalau sekadar nongkrong itu tidak perlu. Kita batasi interaksi. Memang ada dokter tapi, dia juga manusia,” pungkas dia. 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jaga Diri dan Diam di Rumah

Salah satu pasien yang menceritakan kesembuhannya dari Corona COVID-19 yaitu salah satu dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) anestesi di rumah sakit umum dr Soetomo. Ia mengapresiasi kepada guru-gurunya dari Departemen Anestesi RSUD dr Soetomo hingga berbagai pihak yang telah membantu dan merawatnya dengan luar biasa hingga dinyatakan sembuh.

Ia pun menyampaikan sejumlah harapan agar Gugus Tugas COVID-19 Jatim dapat mengaktifikan rumah sakit khusus menangani virus corona baru seperti di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

“Juga besar harapan saya segera dilakukan tes massal sehingga masyarakat boleh tahu dan mempunyai tanggungjawab lebih ketika dinyatakan positif untuk diisolasi di rumah dan tidak menularkan pada orang lain,” tutur dia.

Ia juga berharap ada perbaikan dan melengkapi peralatann yang kurang di rumah sakit untuk menghindari infeksi yang mengarah ke gejala yang berat terkait COVID-19.

Ia juga berpesan untuk menerapkan social distancing dan menjaga diri tidak ikut berkumpul dan berkerumun. “Yang menjaga diri mengisolasi diri duduk di rumah sehingga tidak sebar virus potensial berbahaya bagi orang tua dan orang yang memiliki berbagai penyakit. Saya menghargai usaha kalian,” ujar dia.

Dokter PPDS Anestesi ini juga berharap kepada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Gugus Tugas COVID-19 untuk menyediakan rumah singgah bagi tenaga medis.

“Supaya kami tidak khawatir ketika bekerja dan pulang membawa virus itu kemudian menulari keluarga kami. Semuanya kami harapkan tetap sehat, dan tidak sampai terinfeksi ataupun menularkan pada keluarganya dan saya harap semuanya diberkati Tuhan,” tutur dia.

3 dari 3 halaman

Kurangi Risiko Bertemu dengan Orang Banyak

Kemudian ada juga pasien pria asal Surabaya yang dinyatakan sembuh. Ia pun menyampaikan pesan untuk masyarakat di Jawa Timur. Ia mengimbau untuk menghindari penyebaran COVID-19. “Diharapkan kurangi aktivitas keluar rumah, kurangi risiko bertemu dengan orang banyak. Kurangi risiko kontak dengan orang banyak sehingga kita bisa mengurangi risiko penularan,” tutur dia.

Ia mengatakan, tidak ada yang tahu siapa yang memiliki atau positif COVID-19 di antara orang-orang yang bertemu. "Untuk itu perlu ada pemahaman kesadaran bahwa kita harus banyak berdiam diri di rumah,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.