Sukses

Tim Gabungan Gencar Gelar Rapid Test bagi Warga Nekat Berkerumun

Razia dengan penindakan rapid test terhadap orang-orang yang nongkrong di warung kopi gencar dilakukan di Surabaya.

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) memastikan rapid test atau tes cepat virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 bagi orang-orang yang masih berkerumun terus berlanjut.

"Razia kami gelar bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jatim. Pangdam dan Sekdaprov Jatim pernah ikut turun melakukan razia," tutur Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu malam, 15 April 2020, seperti dikutip dari Antara.

Selama tiga hari terakhir, kata dia, razia dengan penindakan rapid test terhadap orang-orang yang nongkrong di warung kopi gencar dilakukan di Surabaya.

Razia dilakukan menyusul data persebaran kasus pasien positif COVID-19 di Surabaya yang terus melonjak, dari 97 orang pada 11 April 2020 menjadi menjadi 244 orang pada hari ini.

Jenderal polisi bintang dua tersebut menegaskan razia kali ini tak hanya sekadar pembubaran massa yang berkumpul.

"Razia dengan mengamankan orang juga pernah kami lakukan karena yang bersangkutan telah terjaring berkali-kali. Sekarang penindakannya dengan rapid test," ujar dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menggelar Rapid Test

Kapolda menyebut pada hari pertama, Senin, 13 April 2020 melakukan rapid test terhadap 200 orang yang terjaring razia di warung-warung dan kafe di Surabaya.

Kemudian, pada hari kedua Selasa, 14 April menjaring sekitar 100 orang yang juga langsung dilakukan rapid test.

"Di hari kedua terdapat dua orang yang dinyatakan positif. Sampai sekarang diisolasi di RS Bhayangkara sampai hasil swab-nya keluar," kata dia.

Sementara itu, jumlah pasien terkonfirmasi positif di Jatim saat ini mencapai 499 orang atau bertambah 25 orang dibanding sehari sebelumnya yang berjumlah 474 orang.

Warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim mencapai 1.621 orang atau bertambah dari data sehari sebelumnya 1.498 orang, sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 15.328 orang atau meningkat dari sehari sebelumnya sejumlah 14.931 orang.

3 dari 3 halaman

Patroli Skala Besar Terus Dilakukan

Sebelumnya, tim Gabungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Polrestabes Surabaya dan TNI, menggelar patroli skala besar sebagai upaya preventif untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan, Senin malam, 13 April 2020. Patroli gabungan dilakukan dengan sasaran cafe-cafe yang biasa digunakan nongkrong masyarakat.

Dalam kegiatan itu, selain sosialisasi physical distancing, tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Linmas, jajaran Polrestabes Surabaya, TNI dan Dinas Kesehatan (Dinkes) ini juga mewajibkan seluruh pengunjung cafe untuk mengikuti rapid test.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, patroli gabungan yang menyasar ke semua wilayah di Surabaya ini ke depan bakal terus digelar. Tujuannya, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar sementara waktu tidak mengadakan kegiatan yang sifatnya kumpul-kumpul.

“Sasaran kita adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat supaya tidak lagi mengadakan kerumunan-kerumunan yang sifatnya massal dengan banyak orang, dan sekaligus kita lakukan rapid test,” kata Eddy, Selasa, 14 April 2020, dikutip dari laman Surabaya.go.id

Namun demikian, Eddy menuturkan, ketika rapid test itu dilakukan hasilnya negatif, orang tersebut dalam dua atau tujuh hari ke depan belum tentu juga negatif Covid-19. Akan tetapi, rapid test ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mendeteksi orang tersebut apakah saat ini negatif atau terjangkit Covid-19.

“Menurut Dinkes (Dinas Kesehatan), rapid test bisa berjalan tujuh sampai sepuluh hari orang tersebut bersinggungan dengan orang yang positif. Sehingga dari (hasil) rapid test, belum tentu dua, tiga, atau satu minggu lagi, mereka juga negatif,” jelasnya.

Akan tetapi, Eddy menyatakan, upaya ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat supaya lebih berhati-hati lagi terhadap penyebaran Covid-19. Sebab, langkah terbaik untuk mencegah dari tertularnya virus itu adalah dengan saling menjaga jarak, mengurangi kumpul-kumpul, dan tetap tinggal di rumah.

"Tidak perlu keluar ketika itu tidak penting, karena itu kegiatan kumpul-kumpul kami mohon kepada masyarakat untuk dikurangi,” pesannya.

Eddy juga memastikan, pihaknya bersama jajaran samping bakal terus menggelar kegiatan patroli skala besar ini dengan menyasar ke seluruh wilayah di Surabaya. Apabila nantinya ketika patroli dan dilakukan rapid test hasilnya positif Covid-19, maka orang tersebut langsung dilakukan isolasi ke rumah sakit rujukan.

“Hasil (patroli gabungan) semalam negatif semuanya. Tapi ini akan kita lakukan terus, nanti kalau sampai itu kita temukan positif langsung kita isolasi, kita siapkan rumah sakit rujukan,” tegasnya.

Di tempat terpisah, Kabag Ops Polrestabes Surabaya, AKBP Anton Elfiro Trisanto menambahkan, operasi gabungan skala besar ini menyasar kepada masyarakat yang sedang melakukan kegiatan kumpul-kumpul di cafe. Selain melakukan sosialisasi physical distancing, setiap pengunjung juga dilakukan rapid test.

“Tujuannya adalah supaya masyarakat tidak lagi melaksanakan kegiatan kumpul-kumpul dan belanja yang duduk-duduk memakan waktu lama. Kalau mereka mau makan, supaya dibungkus dan segera dibawa pulang,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.