Sukses

ITS Gandeng Unair Rancang Inovasi Bilik Tes Swab COVID-19

Bilik tes swab ini dapat menjadi solusi untuk keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan dalam menangani pemeriksaan COVID-19 saat ini.

Liputan6.com, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ambil bagian dalam menghadapi situasi darurat COVID-19. Kali ini, ITS memproduksi inovasi berupa bilik tes swab COVID-19 yang merupakan hasil kolaborasi dengan Universitas Airlangga (Unair). 

Wakil Rektor IV ITS Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian Bambang Pramujati menyampaikan, pembuatan bilik tes ini didasari oleh keluhan Rumah sakit Universitas Airlangga (RSUA) terkait risiko terpaparnya dokter saat mengambil sampel swab. 

"Dari diskusi, muncul ide untuk memodifikasi bilik sterilisasi yang ada menjadi bilik tes swab,” tutur dia, Minggu (3/5/2020). 

Menurut Bambang, bilik tes swab ini dapat menjadi solusi untuk keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan dalam menangani pemeriksaan COVID-19 saat ini. Bilik tes swab meminimalkan kontak fisik dengan pasien atau orang yang diperiksa.

Bambang menuturkan, sama seperti beberapa inovasi sebelumnya, bilik tes swab ini juga merupakan kerja sama ITS dengan Unair, dalam hal ini untuk RSUA. 

Ia mengatakan, ITS dan Unair menjadi mitra dalam konsorsium riset yang berkaitan dengan Covid-19 dengan pendanaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Beberapa topiknya adalah robot (Raisa dan Violeta) serta smart syringe pump. 

Seperti dijelaskan Bambang, ada juga produk lainnya yang merupakan kerja sama tetapi tidak dengan pendanaan BRIN. Produk tersebut seperti chamber sterilisasi, face shield, dan swab box.

"ITS yang merealisasikan ide, baik dari pihak ITS atau Unair, dan peruntukkannya (untuk digunakan) di RSUA," terang Bambang.

Ia juga menambahkan, ITS melihat kesempatan ini sebagai kesempatan lain untuk membantu tim medis agar lebih aman dan nyaman dalam menjalankan tugasnya. "Setelah produk-produk inovasi yang lain juga sudah dimanfaatkan oleh banyak pihak," lanjut dosen Departemen Teknik Mesin ini.

Bambang mengatakan, ITS baru memproduksi dua unit bilik tes swab untuk RSUA. Sebab, untuk saat ini belum ada pesanan yang pasti akan kebutuhan boks tersebut.

Kebutuhan bilik tes swab memang tidak sebanyak chamber sterilisasi karena kebutuhannya bergantung pada prosedur pengambilan swab sample terhadap pasien di rumah sakit. 

"Namun, bila ada kebutuhan lainnya ITS siap untuk memproduksi lagi,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dilengkapi Lampu UV

Bilik tes swab milik ITS sedikit berbeda dengan bilik tes swab yang sudah ada. Ketua proyek inovasi bilik tes swab ini, Djoko Kuswanto mengatakan, bilik tes rancangannya dilengkapi dengan lampu UV untuk sterilisasi bilik serta melindungi operator. 

"Bilik juga memiliki pendingin udara dengan Hepa filter guna menopang keamanan dan kenyamanan operator," terang dosen  Departemen Desain Produk ITS ini.

Pada bilik ini, lanjut Djoko, alat swab diletakkan di meja kecil di bagian luar depan bilik. Untuk melakukan tes, tangan operator akan melalui lubang pengaman yang dilengkapi handschoen (belalai lengan). "Komunikasi operator dengan pasien bisa melalui pengeras suara yang terpasang di bilik," katanya. 

Selain itu, Djoko menjelaskan bahwa tekanan udara di dalam bilik didesain sedemikian rupa, sehingga lebih positif dibandingkan tekanan udara di luar bilik. Hal ini bertujuan agar udara cenderung mengalir keluar bilik bukan ke dalam. "Bilik tes swab inovasi ITS ini juga memiliki desain melengkung di bagian depan sesuai antropometri operator," ucapnya. 

Inovasi ini, dikatakan Djoko, merupakan kolaborasi berbagai disiplin ilmu. Departemen Desain Produk ITS bekerja dalam aspek antropometri, ergonomi, dan rancang bangun bilik. Sedangkan Departemen Fisika di bidang fisika medis, dan Fakultas Vokasi bekerja pada sistem sterilisasi bilik. "Sementara Divisi Mikrobiologi RSUA dan RS dr Soetomo yang terlibat bekerja dalam supervisi operator swab," ujarnya.

Merangkap sebagai desainer bilik tes swab, Djoko berharap inovasi ini dapat digunakan sesuai harapan dan tujuan pengembangannya, serta mampu melindungi tenaga kesehatan dengan optimal tanpa menghilangkan aspek kenyamanannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.