Sukses

Pemprov Jatim Ungkap Klaster Baru di Bojonegoro, Bermula dari Pedagang Keliling

Sebanyak 86 pedagang di Pasar Kota Bojonegoro dinyatakan reaktif dari hasil rapid test, dan kemudian jalani tes swab.

Liputan6.com, Jakarta - Klaster baru muncul di Bojonegoro, Jawa Timur. Klaster ini berada di Pasar Kota Bojonegoro. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur pun meminta agar pasar ini ditutup sementara untuk melakukan sterilisasi seperi penyemprotan disinfektan.

Ketua Rumpun Tracing Pemprov Jawa Timur, Kohar Hari Santoso menuturkan, klaster baru di Bojonegoro tersebut terdeteksi ketika seorang pedagang rengkek atau pedagang keliling yang sakit dan dirawat di salah satu rumah sakit.

Kemudian dilakukan pemeriksaan dengan memakai rapid test atau tes cepat. Hasilnya pedagang itu ternyata reaktif. Namun, pedagang itu meninggal sebelum hasil tes swab keluar. 

"Ada pedagang rengkek yang sakit dan dirawat. Rapid testnya reaktif. Sempat dilakukan SWAB, keluar belakangan setelah beliaunya meninggal. Lalu ada kasus lagi, dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif," tutur Kohar, pada Jumat malam, 8 Mei 2020.

Terkait temuan itu, 269 pedagang yang ada di pasar itu menjalani rapid test. Hasilnya ternyata ada 86 orang dinyatakan reaktif. Oleh karena itu, pedagang di Pasar Kota Bojonegoro itu dilakukan rapid test ulang dan segera dilakukan tes swab.

“Rencananya akan dilakukan rapid test ulang dan segera dilakukan swab. Hasilnya nanti akan dikirim ke Malang, karena RS Saiful Anwar Malang sudah bisa melakukan PCR,” tutur dia.

Berikut terkait hal munculnya klaster baru di Bojonegoro yang dirangkum pada Minggu, (10/5/2020):

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Langkah Pemkab Bojonegoro Usai Hasil Rapid Test Pedagang Pasar Kota

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menindaklanjuti hasil uji cepat deteksi COVID-19 sebanyak 86 pedagang pasar tradisional di daerah setempat yang menunjukkan reaktif atau positif.

"Dengan hasil rapid test (uji cepat) tersebut, kita harus mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di lingkungan masyarakat," ujar Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah dalam keterangan pers di Bojonegoro, Kamis, menanggapi hasil tes cepat terhadap pedagang Pasar Kota Bojonegoro, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 8 Mei 2020.

Dikutip dari laman resmi Pemkab Bojonegoro, uji cepat itu dilakukan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bojonegoro pada Kamis, dini hari, saat kondisi pasar tradisional mulai ramai.

Dari 269 pedagang Pasar Kota Bojonegoro yang menjalani tes cepat, 86 orang hasil tesnya reaktif atau mengarah ke positif Corona COVID-19. Mereka yang sebagian besar pedagang keliling (rengkek) itu terdiri atas 75 orang asal Bojonegoro dan 11 orang dari Tuban.

"Berdasarkan hasil rapat forpimda dengan instansi terkait dan perwakilan pedagang, diputuskan untuk menutup sementara pasar tersebut guna mencegah penyebaran," kata dia.

3 dari 5 halaman

Pasar Tutup Sementara

Di pasar pun dilakukan jadwal buka tutup. Pada 9-10 Mei 2020, pasar ditutup total untuk dilakukan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh area pasar. Kegiatan jual beli akan dilakukan di jalan luar pasar dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat.

Pasar Kota Bojonegoro kembali dibuka pada 11 Mei 2020, pukul 04.00 hingga 07.00 WIB untuk kegiatan jual beli di luar pasar, sedangkan bagi pedagang di dalam pasar mulai buka pukul 06.00 hingga 14.30 WIB.

4 dari 5 halaman

Gubernur Jatim Khofifah Minta Pasar Tutup Selama 7 Hari

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menuturkan, klaster pasar di Bojonegoro bermula dari seorang pedagang sayur di pasar itu yang setiap hari pulang-pergi dari Surabaya ke Bojonegoro mengendarai sepeda motor.

"Hasil rapid test-nya reaktif. Sudah di-swab, tapi hasilnya belum keluar dan beliau sekarang sudah meninggal dunia," tutur dia seperti dikutip dari Antara.

Ia meminta agar dilakukan penutupan terhadap pasar tersebut selama 7 hari. Penutupan dilakukan, sembari menunggu hasil swab pedagang di pasar tersebut keluar.

"Pasar akan ditutup selama 7 hari, sampai selesai swab. Lalu, memberikan proteksi terhadap siapa saja yang ada di lingkaran pasar. Sebab yang bisa dirapid penjualnya, (sedangkan) pembelinya, pelanggan, ini kan harus dilakukan tracing," ujar dia, Jumat, 8 Mei 2020.

Ia pun meminta pada dokter Kohar sebagai koordinator tracing agar melakukan tracing atau pelacakan ulang terhadap siapa saja yang pernah melakukan kontak dengan para pedagang di pasar tersebut.

"Yang reaktif cukup besar, lakukan tracing ulang terhadap siapa saja yang pernah melakukan kontak," ujar dia.

5 dari 5 halaman

Melakukan Isolasi

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bojonegoro Masirin menuturkan, bagi pedagang yang hasil tes cepatnya reaktif atau positif akan dilakukan isolasi dan tes swab untuk memastikan apakah benar-benar terpapar virus corona baru (Sars-Cov-2) yang sebabkan COVID-19 atau tidak.

"Mereka (para pedagang, red.) akan kita isolasi di Balai Latihan Kerja atau BLK Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander. Kesehatan mereka akan dipantau selama 14 hari ke depan sambil menunggu hasil swabnya keluar," kata Masirin, seperti dikutip dari Antara.

Hingga Kamis, pukul 18.00 WIB, jumlah keseluruhan kasus positif COVID-19 di Kabupaten Bojonegoro tercatat 15 orang, setelah ada penambahan lagi tiga kasus baru. Dari jumlah kasus itu, 12 orang dalam perawatan dan tiga orang meninggal dunia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.