Sukses

BMKG Maritim Tanjung Perak Imbau Warga Waspadai Banjir Rob di Pesisir Selatan Jatim

Ada aktivitas pasang air laut, kondisi gelombang tinggi, dan curah hujan tinggi dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah Indonesia dan pesisir selatan Jawa Timur berupa banjir rob

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Jawa Timur mengimbau warga terutama nelayan untuk mewaspadai gelombang tinggi dan banjir rob di wilayah pesisir selatan Jawa Timur dalam tiga hari.

Mengutip instagram @bmkgmaritimjatim, Kamis (28/5/2020), akibat ada aktivitas pasang air laut, kondisi gelombang tinggi, dan curah hujan tinggi dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah Indonesia dan pesisir selatan Jawa Timur berupa banjir rob pesisir antara lain di Pesisir Pacitan, Malang Selatan, Pesisir Blitar, Jember Selatan, dan Banyuwangi Selatan.

Saat dikonfirmasi, Prakirawan BMKG Tanjung Perak Surabaya, Arizal menuturkan, pasang air laut di Jawa hanya sekitar satu meter, tetapi gelombang di selatan Jawa Timur mencapai 4,8 meter.

Menurut Arizal, hal itu memicu air pasang sehingga menghempas ke area yang tak biasa. Banjir rob pun diperkirakan dapat terjadi dalam tiga hari ke depan terutama di pesisir selatan Jawa Timur.

"Ini dipicu pusat tekanan rendah di selatan wilayah Jawa, dan bergerak ke selatan Kupang, ke arah Australia, sehingga meningkatkan kecepatan angin dan gelombang,” ujar Arizal, saat dihubungi Liputan6.com.

Arizal pun mengimbau masyarakat terutama nelayan untuk waspadai gelombang laut tinggi di selatan Jawa Timur. "Masyarakat, pegiat kegiatan di laut seperti nelayan di selatan Jawa Timur lebih waspada karena gelombang laut tinggi," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BMKG: Gelombang Setinggi 6 Meter Berpotensi Terjadi di Laut Selatan Jawa

Sebelumnya, gelombang dengan ketinggian 6 meter berpotensi terjadi di laut selatan Jawa, yakni di sepanjang Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Hal ini diungkap analis cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan.

"Tinggi gelombang wilayah perairan selatan maupun Samudra Hindia selatan Yogyakarta hingga Jabar diprakirakan berkisar 4 sampai 6 meter atau sangat tinggi," kata Rendi, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, seperti dilansir Antara, Rabu, 27 Mei 2020.

Tinggi gelombang di wilayah perairan tersebut, menurut dia, dipengaruhi oleh pola sirkulasi di Samudra Hindia barat Sumatera serta pola angin di belahan bumi selatan yang bertiup dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan 3 sampai 20 knot.

BMKG menyebut pihaknya sudah menyampaikan peringatan dini mengenai potensi gelombang tinggi di perairan selatan Yogyakarta hingga Jawa Barat maupun Samudra Hindia selatan Yogyakarta hingga Jawa Barat hingga 28 Mei 2020 kepada pemangku kepentingan terkait.

"Kami imbau warga yang bermukim di sepanjang pesisir selatan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir rob karena selain gelombang tinggi sekarang juga sedang terjadi pasang yang tinggi," ujar Rendi. 

Dia menambahkan, pada Selasa, 26 Mei pagi, telah terjadi air pasang setinggi 2,1 meter di perairan selatan Cilacap, sekitar pukul 10.00 WIB. Kondisi ini mengakibatkan sejumlah tanggul pantai jebol.

Diperkirakan air pasang dengan ketinggian dua meter  berpeluang terjadi esok hari, Kamis, 28 Mei, pukul 12.00 WIB dengan tinggi air 1,9 meter.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap telah mengirimkan 1.500 karung ditambah 500 karung dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Cilacap untuk diisi pasir guna mengatasi masalah tanggul jebol akibat air pasang.

"Kami bersama masyarakat dan PSDA langsung bekerja bakti untuk melakukan penanganan darurat terhadap tanggul jebol. Karena berdasarkan ilmu titen (keyakinan) yang diyakini teman-teman nelayan, kondisi air pasang seperti ini masih akan berlangsung hingga 3-4 hari ke depan," kata Kepala BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.