Sukses

Pemprov Jatim Angkat Bicara Terkait Mobil PCR BNPB

Kepala Pelaksana BPBD Jatim sekaligus Ketua Rumpun Preventif Promotif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, Suban Wahyudiono menyampaikan kronologi soal mobil laboratorium BNPB.

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Pelaksana BPBD Jatim sekaligus Ketua Rumpun Preventif Promotif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, Suban Wahyudiono angkat bicara mengenai bantuan mobil labolatorium khusus Polymerase Chain Reaction (PCR) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

Suban mengatakan, kronologis perihal bantuan mobil tersebut. Pada 11 Mei 2020, pihaknya telah mengirimkan surat permohonan bantuan kepada Gugus Tugas Pusat.

"Bantuan mobil BNPB ditujukan ke Provinsi Jatim. Gugus Tugas Jatim bersurat ke Gugus Tugas Pusat," ujar dia di dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat malam (29/5/2020). 

Suban mengatakan, surat tersebut bunyinya perihal permohonan dukungan percepatan penegakan diagnosa COVID-19. Ada 15 unit yang diminta oleh Pemprov Jatim.

"Disamping surat, Gubernur telepon ke Jenderal Doni Monardo beserta Pangdam soal bantuan mobil PCR," ucapnya. 

Setelah berkirim surat tersebut, lanjut Suban, pihaknya kemudian diarahkan oleh Gugus Tugas Pusat untuk berkomunikasi dengan Deputi I. "Diarahkan ke pak Dodi dan pada tanggal 27 dikirim unit mobil dengan 2 mesin PCR," kata Suban.

Suban mengatakan, selanjugnya mobil tiba di Surabaya pada Rabu, 27 Mei 2020 di Rumah Sakit Lapangan yang ada di Jalan Indrapura. 

"Mobil kemudian langsung beroperasi di RS Unair serta Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Total ada 300 sampel yang dikerjakan dengan rincian 200 sampel di RS Unair dan 100 di Asrama Haji," ucapnya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Kemudian pada 28 Mei 2020, lanjut Suban, mobil PCR diarahkan ke Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan untuk mempercepat pemeriksaan sampel yang belum dapat diperiksa. Tak hanya itu, salah satu mobil digeser ke Tulungagung juga untuk mempercepat pemeriksaan.

"Mobil lab tidak hanya untuk Surabaya. Tapi juga daerah lain seperti Lumajang dan Tulungagung. Mengapa harus Tulungagung, karena butuh bantuan cepat, karena terkendala kapasitas swab," ucapya. 

"PDP Tulungagung ini tertinggi kedua di Jatim. Berdasarkan jumlah PDP 558 orang, terdapat 172 meninggal dengan status PDP sebelum sempat diswab, itu kronologisnya," ia menambahkan. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.