Sukses

Terapkan Protokol Kesehatan, Masjid Al Akbar Surabaya Gelar Salat Gerhana Matahari Sebagian

Meski di tengah pandemi COVID-19, Masjid Nasional Al Akbar Surabaya menggelar salat gerhana dengan menerapkan standar protokol kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena alam Gerhana Matahari terjadi di Jawa Timur khususnya di Surabaya. Meski  di tengah pandemi COVID-19,  Masjid Nasional Al Akbar Surabaya menggelar salat gerhana dengan menerapkan standar protokol kesehatan.

Para jemaah mulai berdatangan sejak pukul 14.40 WIB, sembari menunggu gerhana matahari para jemaah beriktikaf sembari mengaji Al-Qur’an.

"Alhamdulillah Masjid Nasional Al Akbar Surabaya di tengah pandemi Covid-19, tetap melaksanakan shalat gerhana dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan Masjid Al Akbar Surabaya. 14 protokol kesehatan harus dilaksanakan, "tutur Humas Masjid Al Akbar Surabaya, H Helmy M Noor, Minggu (21/6/2020), seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Helmy menuturkan, ada sekitar 1.000 jemaah ikuti salat tersebut.  "1.000 (jemaah-red)," ujar Helmy saat dihubungi lewat pesan singkat.

Semua jemaah wajib menggunakan masker dan menerapkan phisycal distancing di area wudhu dan di dalam masjid ketika melaksanakan salat.

"Semua jemaah tertib menggunakan masker, termasuk muadzin, imam dan khotib menggunakan masker," tutur dia.

Selain itu, para jemaah sebelum masuk ke dalam masjid terlebih dahulu dicek suhu badan, masuk melalui tiga pintu yang telah disediakan bilik sterilisasi.

"Para jemaah juga diberi tas plastik sebagai bungkus sandal dan sandal dibawa masuk, agar keluarnya tidak berkerumun,” ujar  Helmy.

Imam shalat dan khotib dipimpin langsung oleh Imam Besar Masjid Al Akbar Surabaya yaitu KH Abdul Hamid Abdullah sebagai imam dan Prof Dr H M Roem Rowi, MA sebagai khotib salat gerhana.

"Kami sengaja tidak menggelar nobar gerhana matahari dikarenakan sangat sulit untuk menerapkan phisycal distancing,” kata  Helmy. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Dalam kotbah, Gerhana Matahari Prof Roem Rowi mengajak kepada para jemaah untuk selalu beristigfar, takbir dan bersedekah.

"Mari bersama kita memohon ampunan kepada Allah dan memohon agar cobaan Covid-19 ini segera berakhir," kata Prof Roem Rowi di atas mimbar.

"Gerhana matahari adalah tanda kekuasaan Allah. Wabah pandemi Covid-19 juga kekuasaan Allah. kita sedang diuji oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak terjadi gerhana karena kematian dan kehidupan seseorang. Jika kalian melihat keduanya berdo'alah kepada Allah dan sholatlah sampai kembali seperti semula," kata  Muttafaq Alaihi. Dalam riwayat Bukhari disebutkan: "Sampai terang kembali."

"Mari di momentum ini kita semua tingkatkan keimanan kepada Allah. Mari kita berdoa agar pandemi ini segera diangkat oleh Allah dari bumi Indonesia dan segera berakhir,” terang Guru Besar UIN Sunan Ampel ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.