Sukses

Dua Kepala Dinas Pemkot Surabaya Jalani Isolasi Mandiri, Ada Apa?

Dua kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur sedang menjalani isolasi mandiri

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya membenarkan dua kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur sedang menjalani karantina mandiri karena terkonfirmasi positif COVID-19.

"Iya benar, keduanya saat ini menjalani karantina mandiri," ujar Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara kepada wartawan di Surabaya, Kamis, (2/7/2020) seperti dikutip dari Antara.

Dua pejabat tersebut adalah Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Candra Uratmangun.

Dia menuturkan, kedua kepala dinas tersebut diketahui terkonfirmasi positif COVID-19 setelah mengikuti rapid test atau tes cepat maupun swab test atau tes usap yang digelar Pemerintah Kota Surabaya beberapa waktu lalu.

Hasilnya dinyatakan dua kepala dinas dinyatakan reaktif berdasarkan tes cepat atau rapid test dan terkonfirmasi positif COVID-19 setelah mengikuti swab test.

Febri menuturkan, kedua kepala dinas ini diketahui positif bukan karena tertular di lingkup kerjanya atau kantor kedinasan, melainkan terkena di luar kantor.

Meski demikian, lanjut dia, dua kantor tersebut ditutup sementara waktu hingga 14 hari ke depan. Ia mengatakan, Pemkot Surabaya gencar menggelar tes cepat massal di masing-masing kantor kecamatan sebagai upaya memutus mata rantai penularan COVID-19 di kalangan ASN di tingkat kecamatan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya meminta pengurus Rukun Warga (RW) se-Kota Surabaya peduli atau memberikan perhatian kepada warganya yang terkonfirmasi positif COVID-19 agar bersedia dirawat di rumah sakit.

"Tugas kita semua saat ini, termasuk saya sendiri, jajaran kecamatan, kelurahan dan teman-teman RW untuk merayu supaya pasien yang terkonfirmasi COVID-19 itu bisa mau untuk dirawat di rumah sakit," tutur dia.

Menurut dia, hal itu dilakukan agar COVID-19 itu tidak menyebar ke keluarganya atau saudara-saudaranya. Meski begitu, Risma meminta kepada para pengurus RW untuk tetap menjaga jarak sekitar 2 meter apabila hendak merayu pasien yang terkonfirmasi COVID-19 itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.