Sukses

Catat Kenaikan Tertinggi, Pasien COVID-19 di Jatim Tembus 14.000 Orang pada 5 Juli 2020

Kasus baru COVID-19 di Jawa Timur catatkan kenaikan tertinggi yang mencapai 552 orang dalam sehari pada 5 Juli 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur kembali mencatatkan kasus baru Corona COVID-19 terbanyak di Indonesia pada Minggu, 5 Juli 2020. Bahkan dalam sehari kasus baru COVID-19 tersebut catatkan kenaikan tertinggi yang mencapai 552 orang.

Sebelumnya Jawa Timur pernah mencatatkan rekor kenaikan tertinggi kasus baru positif COVID-19 dalam sehari sebanyak 502 orang pada 21 Mei 2020.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto menuturkan, jumlah pemeriksaan mencapai 21.054 spesimen sehingga total pengujian spesimen mencapai 915.482 spesimen.

Dari pemeriksaan spesimen itu didapatkan hasil positif COVID-19 mencapai 1.607 orang sehingga total menjadi 63.749 orang.

"Penambahan kasus cukup tinggi di Jawa Timur tambahkan konfirmasi 552 kasus baru dan juga laporkan 154 sembuh," ujar Yurianto, Minggu (5/7/2020).

Berdasarkan laporan media harian COVID-19 pada Minggu, 5 Juli 2020, pasien positif Corona COVID-19 bertambah 552 orang sehingga total menjadi 14.013 orang di Jawa Timur.

Pasien sembuh dari Corona COVID-19 bertambah 154 orang sehingga menjadi 4.892 orang. Di satu sisi, pasien meninggal karena COVID-19 bertambah 24 orang sehingga menjadi 1.020 orang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Didapatkan dari Kontak Tracing

Kasus konfirmasi positif COVID-19 terbanyak lainnya di DKI Jakarta sebanyak 257 orang dan 286 orang sembuh. Kemudian Jawa Tengah melaporkan 208 kasus baru COVID-19 dan 50 orang sembuh. Sulawesi Selatan mencatat 360 orang dan 95 sembuh dari Corona COVID-19, Jawa Barat melaporkan 106 kasus baru dan 17 orang sembuh.

Yurianto menuturkan, tambahan kasus baru sebanyak 1.607 orang tersebut tidak dimaknai seluruh masuk rumah sakit (RS). Sebagian besar, menurut Yurianto didapatkan dari kontak tracing terhadap pasien yang dirawat di rumah sakit kemudian dilakukan kontak tracing terhadap orang yang diduga kontak erat dengan pasien yang dirawat.

Selain itu juga tes masif dengan pemeriksaan antigen yaitu real time PCR dan tes cepat molekuler sehingga mendapatkan kasus positif.

"Langkah tepat kasus ini melaksanakan isolasi mandiri secara ketat, ini jadi penting kalau tidak dilaksanakan bisa jadi sumber penularan baru di tengah masyarakat. Harus temukan kasus konfirmasi positif dan lakukan isolasi secara mandiri karena tidak ada indikasi di rumah sakit," kata dia.

Selain itu, pihaknya juga mendapatkan 18 provinsi melaporkan penambahan kasus baru di bawah 10. Tujuh provinsi tidak ada penambahan kasus sama sekali antara lain di Aceh, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Barat, NTT, dan Gorontalo.

3 dari 4 halaman

Pasien Sembuh

Yurianto menuturkan, pada Minggu, 5 Juli terdapat 886 pasien sembuh sehingga total menjadi 29.105 sembuh. Angka kesembuhan berada 45,42 persen secara nasional. Angka ini di bawah tingkat kesembuhan global. “Pada hari ini rata-rata global 56,71 persen,” ujar dia.

Meski demikian, menurut Yurianto, ada 11 provinsi yang sudah memiliki angka kesembuhan di atas 75 persen. Ia melihat hal itu banyak pasien sudah sembuh dari Corona COVID-19.

Di satu sisi, pasien meninggal karena COVID-19 bertambah 82 orang jadi 3.171 orang. “Angka kematian nasional lima persen. Ini pun relatif tinggi saat ini 4,72 persen,” ujar dia.

Terkait ruang perawatan di tengah pasien positif COVID-19 yang banyak dan membutuhkan perawatan, menurut Yurianto masih cukup termasuk tempat tidur dan ruang isolasi.

“Tingkat hunian tempat tidur baru terisi 53,9 persen artinya masih ada separuh kurang terisi. Di Jawa Timur misalkan tempat tidur isolasi sebanyak 5.837 tempat tidur hanya terpakai 4.214 tempat tidur. Posisi secara keseluruhan tempat tidur disiapkan masih cukup,” kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Pakai Masker dan Jaga Jarak

Yurianto mengatakan, tidak ada ruang pesismistis untuk penanganan COVID-19. Akan tetapi, perlu upaya keras dari semua pihak dan masyarakat untuk putus rantai penularan.

Ia mengingatkan untuk tetap waspada dan melaksanakan protokol kesehatan yang menjadi kunci sehingga aman dari penularan COVID-19. Hal itu mulai dari memakai masker yang benar, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

“Pelaksanaan protokol kesehatan jadi kunci, jaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, kunci untuk putus mata rantai penularan. Di seluruh dunia melakukan hal sama mengubah kebiasaan lama jadi baru untuk memungkinkan kita aman dari penularan COVID-19,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.