Sukses

UTBK Hari Pertama di Unair, Peserta Ada Datang Kepagian hingga Terlambat

Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih menuturkan, pihaknya bertanggung jawab agar UTBK tetap berjalan dan bisa dilaksanakan dengan baik

Liputan6.com, Jakarta - Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih mengatakan, pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Airlangga berjalan baik pada hari pertama.

Ia menuturkan, sempat terjadi kendala sebelum ujian. Banyak peserta dan pengantar datang terlalu pagi. Sementara pintu gerbang di sejumlah lokasi belum dibuka. Oleh karena itu, peserta dan pengantar terlihat ada penumpukan.

"Meski demikian secara umum pelaksanaan di pusat UTBK UNAIR berjalan baik,” ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (5/7/2020).

"Ada satu dua barangkali yang agak terlambat, tapi tetap bisa masuk karena masih pada batas toleransi,” ia menambahkan.

Selain itu, usai menerima surat imbauan dari Pemerintah Kota Surabaya soal hasil rapid test atau tes cepat sebagai syarat ujian, pihaknya langsung berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Termasuk di antaranya dengan beberapa pemimpin daerah di Jawa Timur.

"Alhamdullilah beberapa pemimpin daerah langsung merespons. Mereka tidak mengirimkan rapid test-nya ke sini, tapi memberikan pelayanan langsung di lokasi masing-masing. Ada Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Kediri, Banyuwangi justru lebih awal. Dan beberapa daerah lainnya," kata dia.

Ia menuturkan, pihaknya bertanggung jawab agar UTBK tetap berjalan dan bisa dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, pihaknya harus mendukung penuh dan kemudian mencari bermacam-macam sumber rapid test ke berbagai pihak. Misalnya berkoordinasi dengan PUSPAS UNAIR, rumah sakit, dan berbagai mitra lainnya.

"Kami berharap semoga nanti dapat di angka 20 ribu rapid test sehinga 60-70 persen peserta yang ada di UNAIR bisa dilayani dengan sebaik-baiknya. Ini pemeriksaannya gratis. Tapi, ya jangan semuanya ke sini, yang di daerah bisa memanfaatkan yang ada di daerah," kata dia.

Unair juga mendapatkan bantuan 4.000 rapid test dari BIN dan BPBD Jawa Timur 2.000 rapid test, sejumlah alat pelindung diri (APD), masker, dan hand sanitizer.

Prof Nasih menuturkan, jika berkaca pada hari pertama sesi pertama UTBK, pihaknya optimistis rapid test yang tersedia dapat mewadahi peserta UTBK. "Dengan perhitungan pada sesi pertama di dua lokasi rapid test UNAIR, jumlah peserta rapid test 60 orang,” ujar dia.

Ia menambahkan, jika sehari 200 orang, kemungkinan dapat melayani sampai akhir pelaksanaan UTBK ini berkaitan dengan rapid test.

"Kami sangat bersyukur paling tidak yang sudah berkomitmen dan barangnya sudah di dekat-dekat sini sudah di angka 6.500 rapid test 7.000-an yang bisa kita manfaatkan,” kata dia.

Berdasarkan data UNAIR hari pertama pada sesi pagi dan sore, peserta terdaftar sebanyak 2.350 siswa, dan peserta hadir 2.171 siswa. Hadir tanpa rapid test dan dilakukan pemeriksaan on the spot gratis di Universitas Airlangga sebanyak 147 siswa. 

Sementara itu, Penanggung Jawab Lokasi UTBK di Fakultas Farmasi UNAIR, Prof Dr Dwi Setyawan menuturkan, panitia juga menyediakan fasilitas pendukung bagi peserta di ruang ujian. Di antaranya masker, sarung tangan plastik, bolpoin, cairan disinfektan dan hand sanitizer.

"Jadi untuk berjaga-jaga, kami juga menyediakan masker, sarung tangan plastik. Jika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi,” tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons Orangtua dan Peserta UTBK

Mengutip Antara, orangtua peserta UTBK asal Bojonegoro, Sularsih mengaku sejak semalam kebingungan mencari lokasi tes cepat untuk anaknya.

"Anak saya datang dari Bojonegoro naik kereta kemarin sore, sudah cari puskesmas dan laboratorium pada tutup. Kami tahu ada syarat tes cepat setelah lihat instagram Unair," ujar Sularsih yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya itu.

Oleh karena itu, Sularsih berinisiatif datang sejak pagi ke lokasi tes yang berada di Unair. Meskipun anaknya ujian di sesi kedua yaitu pukul 14.00 WIB.

Hal serupa diungkapkan Safitri Ningtyas peserta UTBK asal Lamongan. Safitri baru mengetahui ada syarat tes cepat H-3 sebelum ujian.

"Setelah tahu syarat itu mau langsung tes, tetapi masih sakit jadi tidak dibolehin sama petugas laboratoriumnya. Makanya ini datang ke kampus belum bawa hasil tes cepat, baru tahu bisa tes cepat di Unair semalam juga," tutur dia.

Safitri mengaku cukup lega bisa tes cepat di Unair. Sebab di Lamongan ada tes cepat khusus peserta UTBK di RSUD itupun tidak gratis dan baru dilakukan pekan depan. Sementara di puskesmas hanya untuk pasien

Selain itu, Reza Camilla, seorang peserta UTBK asal Magetan mengaku sangat panik mendengar syarta rapid test bagi peserta UTBK di Surabaya. Ia mengaku baru kemarin mengetahui syarat dari talk show IG yang digelar UNAIR bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.

"Sempat panik, tahunya kemarin dari IG TV. Makanya, langsung ke sini mau rapid test,” tutur dia.

Reza datang dengan ditemani kakaknya mengaku cukup lega kalau di UNAIR sediakan rapid test gratis pada Minggu, 5 Juli 2020 meski sudah datang ke lokasi rapid test di ACC. Sesuai prosedur, pemeriksaan rapid test bisa dilakukannya sesuai jadwal ujiannya.

"Saya jadwal ujiannya besok tanggal 6 Juli 2020 di kampus C sini. Jadi besok saya datang lebih awal lagi,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.