Sukses

Jawa Timur Alami Defisit Perdagangan pada Semester I 2020

Barang migas yang mendorong kenaikan ekspor adalah bagian dari katoda atau tembaga yang dimurnikan dan pada Juni tercatat ekspor sebesar USD 119,23 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat kinerja sektor migas dan nonmigas mendorong kenaikan nilai ekspor di wilayah itu pada Juni 2020, yakni mencapai  USD 1,39 miliar, atau naik 24,77 persen dibanding Mei 2020.

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menuturkan, nilai ekspor sektor migas pada Juni 2020 naik sebesar 116,65 persen dibanding bulan Mei 2020 yaitu dari USD 18,14 juta menjadi USD 39,29 juta, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 15 Juli 2020.

Dadang mengatakan, barang migas yang mendorong kenaikan ekspor adalah bagian dari katoda atau tembaga yang dimurnikan dan pada Juni tercatat ekspor sebesar USD 119,23 juta, dilansir dari Antara.

"Komoditas ini sebagian besar diekspor ke Tiongkok dan peringkat kedua ditempati komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan nilai ekspor sebesar 85,84 juta dolar AS, yang dominan diekspor ke Jepang," ujar dia.

Barang migas ketiga yang mendorong ekspor adalah minyak petroleum mentah dengan nilai ekspor 38,22 juta dolar AS, untuk tujuan ekspor ke Thailand.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Impor Naik 21,01 Persen, Terbesar Bawang Putih

Untuk impor, Dadang mengatakan pada Juni 2020 mencapai USD 1,53 miliar  atau naik 21,01 persen dibandingkan Mei 2020.

"Dilihat dari jenis komoditasnya, impor bawang putih menjadi kontributor terbesar impor ke Jatim yaitu sebesar 76,38 juta dolar AS atau naik sebesar 68,62 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas ini seluruhnya berasal dari Tiongkok," kata Kepala BPS Jatim.

Selanjutnya, komoditas nonmigas yang naik adalah hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai yang dominan dari Brazil, dan ketiga adalah bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur yang dominn didatangkan dari Singapura.

"Secara total neraca perdagangan Jatim selama Juni 2020 mengalami defisit sebesar 138,30 juta dolar AS. Selisih nilai perdagangan pada sektor nonmigas adalah defisit sebesar 43,54 juta dolar AS, sedangkan pada sektor migas defisit sebesar 94,76 juta dolar AS," katanya.

Sementara itu, secara kumulatif Januari-Juni 2020, neraca perdagangan Jatim juga mengalami defisit sebesar USD 385,59 juta dengan disumbang oleh selisih perdagangan ekspor-impor di sektor nonmigas yang surplus USD 1.023,15 juta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.