Sukses

IDI Jatim: Selain Jaga Jarak, Hindari Kerumunan untuk Cegah COVID-19

Untuk mencegah penyebaran COVID-19 tersebut, Ketua IDI Jatim dr Sutrisno mengingatkan kalau menjaga jarak saja tidak cukup.

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur mengimbau warga tidak hanya menerapkan jaga jarak minimal dua meter tetapi juga menghindari kerumunan. Hal tersebut sebagai upaya mencegah penularan COVID-19.

Ketua IDI Jawa Timur, dr Sutrisno SpOG mengatakan, pasar, area kantor dan pabrik menjadi klaster baru sekarang. Klaster tersebut muncul karena ada kerumunan dan tempat berkumpul masyarakat di tengah ruangan tertutup yang belum memiliki ventilasi baik dan berpendingin atau air conditioner (AC).

Hal ini mengingat berdasarkan penelitian berkembang penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu lama, demikian mengutip laman COVID19.go.id.

"Ketika orang-orang kumpul satu ruangan dengan AC, ventilasi tidak bagus, udara berputar di situ-situ saja, dan orang-orang tersebut tidak memakai masker karena pikir ah itu teman saya, itu bisa jadi (penularan COVID-19-red). Pasar, kantor,pabrik itu jadi klaster baru sekarang," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (21/7/2020).

Gugus Tugas Pusat pernah menyampaikan di tempat kerja ada 20 klaster dengan 272 kasus di Jawa Timur. Sementara itu, di pasar ada 31 klaster dengan ditemui 199 kasus.

Mengutip laman covid19.go.id, penelitian karakteristik virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 masih berkembang. Sebelumnya dalam pernyataan resmi Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada 9 Juli 2020 dijelaskan, tranmisi atau penularan virus Sars-CoV-2 terjadi terutama melalui percikan atau buliran air liur atau droplets, baik secara langsung atau tidak langsung ataupun kontak dekat.

Dalam suatu penelitian menyebutkan, tranmisi lewat udara dapat terjadi pada prosedur yang menimbulkan aerosol seperti di fasilitas kesehatan.

WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penularan yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu lama. Teori menunjukkan sejumlah droplet pernafasan dapat menghasilkan aerosol. Aerosol sendiri itu tetesan pernafasan yang sangat kecil sehingga dapat melayang di udara.

"Droplet itu 5 mikrometer. Aerosol itu ukurannya mikro droplet kurang dari 5 mikrometer, virus itu 20 nano. Selama orang masih berkumpul, ngobrol di ruangan sempit, AC hidup,  dan tidak bisa dihindari maka jalani 3 M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," ujar dia.

Untuk mencegah penyebaran COVID-19 tersebut, Sutrisno mengingatkan kalau menjaga jarak saja tidak cukup. Individu juga sebaiknya menghindari kerumunan.

"Menjaga jarak ini bukan hanya minimal dua meter saja. Tetapi hindari kerumunan. Hindari kerumunan orang banyak. Work for home itu sudah bagus. Saat di pasar just for a moment, beli kemudian langsung pulang. Pakai masker, face shield," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imbau Patuhi Protokol Kesehatan

Sutrisno mengakui pandemi COVID-19 mengubah sejumlah hal dalam sosialisasi terutama silaturahmi. Meski demikian, ia menuturkan, dibutuhkan kreativitas sehingga sosialisasi, pembelajaran, ekonomi tetap dilakukan.

"Sekarang seminar-seminar sudah online, layanan perizinan sudah online, just for a moment seperti ini," kata dia.

Sutrisno pun mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan mulai dari memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Hal ini untuk mencegah penyebaran COVID-19.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.