Sukses

KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan di Jember

Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Jember-Banyuwangi, di Desa Sempolan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, pada Kamis petang, 13 Agustus 2020 yang menyebabkan lima orang tewas

Liputan6.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan hasil investigasi kecelakaan maut di Jalan Raya Jember-Banyuwangi di Desa Sempolan yang mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka pada pekan lalu.

Pemaparan hasil investigasi kecelakaan maut di Sempolan itu dilakukan tim KNKT dalam rapat yang berlangsung di Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa, 18 Agustus 2020.

"Kami melakukan investigasi karena sering terjadi kecelakaan di Jalan Raya Jember-Banyuwangi dan kecelakaan tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa," ujar Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, seperti dikutip dari Antara.

Ia menuturkan, pihaknya mendapat informasi dari staf Dinas Perhubungan Jember terkait kecelakaan maut yang terjadi di Sempolan dan info awal korban dalam kecelakaan itu sebanyak delapan orang. Namun, korban dipastikan lima orang yang meninggal dunia sehingga KNKT memutuskan turun untuk investigasi.

"Penyebab kecelakaan itu karena kesalahan prosedur mengemudi dari sopir truk fuso sehingga menyebabkan rem blong saat jalan menurun," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tiga Kesalahan Pengemudi

Dalam investigasi, tim KNKT wawancara dengan pengemudi truk fuso dan melihat kondisi sejumlah kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan maut di Desa Sempolan tersebut.

"Ada tiga kesalahan utama pengemudi dari hasil investigasi yang dilakukan KNKT, yakni menggunakan gigi persneling tinggi di turunan, mengocok rem atau menginjak rem berulang, dan mencoba memindahkan gigi persneling ke gigi rendah," tutur dia.

Ia mengatakan, menggunakan gigi persneling tinggi di turunan menyebabkan daya rem berkurang (brake fading) dan setelah terjadi brake fading biasanya pengemudi akan menginjak rem berulang-ulang dan menyebabkan tekanan angin tekor hingga di bawah 8 bar.

Kondisi itu mengakibatkan pedal rem dan pedal kopling tidak bisa digunakan. Dengan kondisi itu, pengemudi mencoba memindahkan gigi persneling ke gigi rendah dengan dua kemungkinan, yakni jika tenaganya kuat persneling akan masuk ke gigi netral, tetapi jika tenaganya lemah persneling tetap di gigi tinggi, sehingga menyebabkan rem blong.

"Kami juga sudah melakukan wawancara dengan pengemudi yang menyampaikan bahwa kendaraan dari atas berjalan dengan kecepatan normal dan berkali-kali menggunakan rem untuk mengurangi kecepatan," tutur dia.

Pengemudi juga merasakan pedal rem keras tidak bisa diinjak, kemudian pengemudi memindahkan gigi persneling ke gigi rendah dan masuk gigi netral yang menyebabkan truk meluncur dengan cepat sehingga pengemudi hanya bisa membunyikan klakson.

"Hasil pemeriksaan kendaraan truk fuso yakni kampas rem masih baik, air tank dalam kondisi kosong (tidak ada udara), terdapat klakson telolet, kandungan air dalam minyak rem tinggi di atas 4, dan terdapat kebocoran seal pada tromol dan minyak rem tumpah ke kampas," ujar dia.

Kecelakaan terjadi di Jalan Raya Jember-Banyuwangi, tepatnya di Desa Sempolan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, pada Kamis petang, 13 Agustus 2020 yang menyebabkan lima orang tewas dan lima korban lainnya mengalami luka-luka.

Kecelakaan terjadi karena truk fuso bermuatan kedelai mengalami rem blong hingga menabrak satu truk colt diesel dan enam sepeda motor. Atas kejadian itu, polisi sudah menetapkan sopir truk fuso berinisial SY menjadi tersangka dalam kecelakaan beruntun itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.