Sukses

Polemik Izin Keramaian di Alun-Alun Surabaya

Polrestabes Surabaya akan memanggil panitia penyelenggara karena telah menimbulkan kerumunan massa di tengah upaya penanganan COVID-19

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wimboko mengungkapkan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan izin keramaian gelaran pertunjukan seni di Alun-Alun Surabaya 

"Tidak ada. Kami belum berani mengeluarkan izin karena masih tinggi penularan di Surabaya ini,” ungkap Wimboko, Jumat (21/8/2020). 

Dikonfirmasi mengenai penyebab keramaian di alun-alun Kota Surabaya, Wimboko meminta menanyakan langsung kepada penyelenggara.

"Ya tanyakan sendiri kepada penyelenggara. Yang jelas, kalau ditanya tidak mengeluarkan izin keramaian, iya, kami tidak mengeluarkan izin keramaian," ucapnya. 

Terpisah, Kepala Sub Bagian Humas Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Polisi (AKP) M. Akhyar menyampaikan, pihaknya akan memanggil panitia penyelenggara karena telah menimbulkan kerumunan massa di tengah upaya penanganan COVID-19. "Iya, rencananya begitu. Nanti reserse akan memanggil itu,” kata Akhyar. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemkot Surabaya Evaluasi

Sementara itu, Kepala BPB Linmas Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, operasional Alun-alun Surabaya akan segera dievaluasi demi kebaikan bersama. Ia juga menyampaikan terimakasih kepada warga yang sangat antusias ingin melihat alun-alun yang baru diresmikan itu.

"Karena ini akan dievaluasi dulu, maka seluruh pagelaran seni kami berhentikan sementara, mulai hari ini tidak ada pagelaran seni di sana. Kami juga mohon maaf kepada warga yang sudah kadung datang,” kata Irvan. 

Irvan memastikan, Pemkot Surabaya sebenarnya sudah berupaya untuk menerapkan protokol kesehatan dalam setiap pagelaran seni tersebut.

Buktinya, pada hari pertama, Rabu, 19 Agustus 2020 disiagakan sejumlah petugas untuk memastikan penonton bermasker dan tetap jaga jarak atau tidak menimbulkan kerumunan. Namun, karena antusiasme warga sangat tinggi, akhirnya kurang maksimal.

Kemudian, pada hari kedua, Kamis, 20 Agustus 2020, pihaknya menambah petugas untuk menjamin protokol kesehatan itu. Bahkan, saat itu diberlakukan pembatasan penonton supaya tidak terjadi kerumunan di area Alun-alun Surabaya. Akan tetapi ternyata, warga malah berjubel di pedesterian dan itu tentu tidak diperbolehkan.

"Makanya, kami menilai perlu untuk melakukan beberapa evaluasi karena antusiasme warga begitu tinggi, sehingga kami hentikan sementara supaya kami juga bisa melakukan evaluasi, terutama tentang formulasi baru pertunjukan seni tersebut,” kata dia.

Salah satu formulasi yang sampai saat ini masih terus dikaji adalah pagelaran seni yang dilakukan tanpa penonton, seperti pertandingan sepak bola Liga Champions, Motor GP, Balap Mobil F1, dan beberapa olahraga lainnya yang tetap dilakukan meski tanpa penonton. “Formulasi-formulasi semacam ini masih terus kami kaji di saat evaluasi ini,” ujarnya.

Namun begitu, ia memastikan pertunjukan seni budaya akan digelar kembali demi menjawab dan mengakomodasi para pekerja seni di masa pandemi COVID-19 ini. Sebab, pemkot sudah banyak menerima keluhan dari para pekerja seni yang kesulitan secara ekonomi di masa pandemi ini.

"Tentunya, jika nanti digelar kembali, kami pastikan sudah mematuhi semua protokol kesehatan dan tidak ada lagi kerumunan massa seperti sebelumnya,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia berharap semua elemen masyarakat memaklumi dan menyadari langkah Pemkot Surabaya untuk melakukan evaluasi ini. Bahkan, ia terus mengajak kepada semua warga untuk terus menjaga protokol kesehatan, karena pandemi Covid-19 ini belum sepenuhnya usai.

Ia juga terus mengimbau kepada warga Kota Surabaya untuk menghindari kerumunan, karena berkerumun itu memiliki risiko tinggi penularan dan penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, ia meminta untuk sebisa mungkin tidak menciptakan kerumunan. “Ayo terus jaga protokol kesehatan dengan biasakan yang tidak biasa,” pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.