Sukses

5 Hal Terkait Pertunjukan Seni di Alun-Alun Surabaya yang Jadi Sorotan

Polemik pertunjukan seni budaya di Alun-Alun Surabaya (Plaza Balai Pemuda) menjadi polemik di Kota Surabaya lantaran menimbulkan kerumunan di tengah pandemi COVID-19.

 

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya telah menyelesaikan revitalisasi plasa atas kompleks di Balai Pemuda, Surabaya, Jawa Timur. Pemkot Surabaya pun mengundang sejumlah seniman dalam rangka peresmian tersebut.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga akan menggelar pertunjukan seni pada 19-25 Agustus 2020 di gedung tersebut. Tampilan kesenian yang digelar pada 19 Agustus 2020 ada campursari, wayang kulit, reog, music angklung, musik KPJ, dan stand up comedy.

Dari informasi yang dihimpun, animo masyarakat pun tinggi untuk datang ke alun-alun Surabaya di tengah pandemi COVID-19 dalam dua hari pada pekan ini. 

Hal tersebut pun menjadi bahan evaluasi Pemerintah Kota Surabaya. Akhirnya diputuskan untuk meniadakan sementara pertunjukan seni di Alun-Alun Surabaya mulai 21 Agustus 2020.

"Kegiatan kesenian ditiadakan karena memang evaluasi dua hari ini. Animo masyarakat luar biasa," ujar Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara 

Berikut sejumlah hal terkait pertunjukan seni di Alun-Alun Surabaya menjadi sorotan yang dirangkum Sabtu, (22/8/2020):

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Soal Perizinan

Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wimboko mengungkapkan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan izin keramaian gelaran pertunjukan seni di Alun-Alun Surabaya 

"Tidak ada. Kami belum berani mengeluarkan izin karena masih tinggi penularan di Surabaya ini,” ungkap Wimboko, Jumat, 21 Agustus 2020.

Dikonfirmasi mengenai penyebab keramaian di alun-alun Kota Surabaya, Wimboko meminta menanyakan langsung kepada penyelenggara.

"Ya tanyakan sendiri kepada penyelenggara. Yang jelas, kalau ditanya tidak mengeluarkan izin keramaian, iya, kami tidak mengeluarkan izin keramaian," ucapnya. 

Terpisah, Kepala Sub Bagian Humas Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Polisi (AKP) M. Akhyar menyampaikan, pihaknya akan memanggil panitia penyelenggara karena telah menimbulkan kerumunan massa di tengah upaya penanganan COVID-19. "Iya, rencananya begitu. Nanti reserse akan memanggil itu," kata Akhyar. 

 

3 dari 6 halaman

Evaluasi Pemkot Surabaya

Sementara itu, Kepala BPB Linmas Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, operasional Alun-alun Surabaya akan segera dievaluasi demi kebaikan bersama. Ia juga menyampaikan terimakasih kepada warga yang sangat antusias ingin melihat alun-alun yang baru diresmikan itu.

"Karena ini akan dievaluasi dulu, maka seluruh pagelaran seni kami berhentikan sementara, mulai hari ini tidak ada pagelaran seni di sana. Kami juga mohon maaf kepada warga yang sudah kadung datang,” kata Irvan. 

Irvan memastikan, Pemkot Surabaya sebenarnya sudah berupaya untuk menerapkan protokol kesehatan dalam setiap pagelaran seni tersebut.

Buktinya, pada hari pertama, Rabu, 19 Agustus 2020 disiagakan sejumlah petugas untuk memastikan penonton bermasker dan tetap jaga jarak atau tidak menimbulkan kerumunan. Namun, karena antusiasme warga sangat tinggi, akhirnya kurang maksimal.

Kemudian, pada hari kedua, Kamis, 20 Agustus 2020, pihaknya menambah petugas untuk menjamin protokol kesehatan itu.

Bahkan, saat itu diberlakukan pembatasan penonton supaya tidak terjadi kerumunan di area Alun-alun Surabaya. Akan tetapi ternyata, warga malah berjubel di pedesterian dan itu tentu tidak diperbolehkan.

"Makanya, kami menilai perlu untuk melakukan beberapa evaluasi karena antusiasme warga begitu tinggi, sehingga kami hentikan sementara supaya kami juga bisa melakukan evaluasi, terutama tentang formulasi baru pertunjukan seni tersebut,” kata dia.

Salah satu formulasi yang sampai saat ini masih terus dikaji adalah pagelaran seni yang dilakukan tanpa penonton, seperti pertandingan sepak bola Liga Champions, Motor GP, Balap Mobil F1, dan beberapa olahraga lainnya yang tetap dilakukan meski tanpa penonton.

"Formulasi-formulasi semacam ini masih terus kami kaji di saat evaluasi ini,” ujarnya.

 

4 dari 6 halaman

Akomodir Pekerja Seni

Namun begitu, ia memastikan pertunjukan seni budaya akan digelar kembali demi menjawab dan mengakomodasi para pekerja seni di masa pandemi COVID-19 ini. Sebab, pemkot sudah banyak menerima keluhan dari para pekerja seni yang kesulitan secara ekonomi di masa pandemi ini.

"Tentunya, jika nanti digelar kembali, kami pastikan sudah mematuhi semua protokol kesehatan dan tidak ada lagi kerumunan massa seperti sebelumnya,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia berharap semua elemen masyarakat memaklumi dan menyadari langkah Pemkot Surabaya untuk evaluasi ini.

Bahkan, ia terus mengajak kepada semua warga untuk terus menjaga protokol kesehatan, karena pandemi COVID-19 ini belum sepenuhnya usai.

Ia juga terus mengimbau kepada warga Kota Surabaya untuk menghindari kerumunan, karena berkerumun itu memiliki risiko tinggi penularan dan penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, ia meminta untuk sebisa mungkin tidak menciptakan kerumunan. “Ayo terus jaga protokol kesehatan dengan biasakan yang tidak biasa,” pungkasnya.

 

5 dari 6 halaman

DPRD Sesalkan Pertunjukan Seni di Alun-Alun Surabaya

Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur menyesalkan pagelaran seni rangkaian peresmian Alun-Alun Surabaya di Komplek Balai Pemuda yang dimulai pada 19 Agustus 2020 tanpa mengindahkan protokol kesehatan.

"Pemanfaatan alun-alun sebagai pusat hiburan dan kesenian untuk warga Surabaya memang pantas diapresiasi. Hanya saja menjadi tidak elok, ketika pemerintah kota memfasilitasi dan menciptakan kerumunan untuk warga," ujar anggota Komisi D DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto di Surabaya, Jumat, 21 Agustus 2020, seperti dikutip dari Antara.

Dia menuturkan, Kota Surabaya sempat berada di zona oranye selama dua pekan ini. Artinya, lanjut dia, penanganan yang dilakukan pemerintah dan perilaku masyarakat dalam mencegah dan menangani COVID-19 mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik.

Namun sayangnya, kata dia, berdasarkan peta risiko pada situs resmi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional yang diperbarui per 16 Agustus, zonasi Surabaya menampilkan warna merah kembali.

"Bisa jadi penanganan yang dilakukan pemerintah kota longgar, atau warga yang menjadi lengah. Penerapan prinsip hidup sehat bersih dan jaga jarak harus terus dilakukan masif dan tanpa henti," kata dia.

 

6 dari 6 halaman

DPRD Bakal Panggil Pemkot Surabaya

Politikus Partai Demokrat ini mengatakan jika kondisi semacam tersebut berlangsung tanpa ada protokol kesehatan yang ketat, tidak mustahil Surabaya akan kembali mengalami peningkatan kasus positif COVID-19.

"Di saat pemerintah melarang kerumunan, di satu sisi malah menciptakan kerumunan," ujar dia.

Oleh karena itu, kata dia, Komisi D akan mengundang pemerintah kota terkait pengelolaan Alun-Alun Surabaya dan protokol kesehatan dalam waktu dekat ini.

Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan hasil rapat di pemkot mulai Jumat ini kegiatan rangkaian peresmian Alun-Alun Surabaya di Balai Pemuda dihentikan.

"Sebenarnya kegiatan itu untuk mengakomodir kemauan dari pelaku seni di Surabaya. Tapi kita tidak menduga kalau antusias warga yang menonton begitu tinggi sehingga untuk sementara kegiatan dihentikan," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.