Sukses

Satgas Jatim: COVID-19 Bermutasi, Jangan Lengah Terapkan Protokol Kesehatan

Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Timur (Jatim), Joni Wahyuhadi menuturkan, ada COVID-19 yang juga bermutasi menjadi strain baru.

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Timur (Jatim), Joni Wahyuhadi menyampaikan, kalau saat ini COVID-19 terus bermutasi dan dapat menular 10 kali lebih cepat.

Hal tersebut diketahui Joni setelah mendapatkan kiriman jurnal terbaru dari Direktur organisasi kesehatan dunia (WHO) Asia Tenggara, Selasa pagi (25/8/2020). 

"Jurnal itu menerangkan sekarang ini ada jenis COVID-19 yang kecepatan menularnya lebih tinggi. Ada yang bermutasi. Ada yang menularnya 10 kali lebih cepat," ujar Joni yang juga sebagai Direktur Utama RSUD dr Soetomo. 

Joni menuturkan, ada COVID-19 yang juga bermutasi menjadi strain baru sehingga bisa mengenai seseorang yang sudah pernah terpapar COVID-19. 

"Kemudian ada yang terserang sembuh, bisa sakit lagi. Ternyata strain baru lagi. Ada ini jurnalnya yang baru. Artinya mutasi lagi. Ada strain baru lagi. Sembuh, (bisa) kena virus corona model baru lagi. Gejalanya dikatakan di situ (jurnal) lebih ringan," ucap Joni. 

Joni menegaskan, protokol kesehatan menjadi kunci utama agar terhindar dari paparan virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19.

Seperti disiplin memakai masker di tempat umum, rajin cuci tangan selesai beraktivitas, mengurangi memegang bagian wajah dan menjaga jarak atau physical distancing.

"Intinya protokol kesehatan jangan lengah," ujar Joni. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mutasi Baru, COVID-19 di Malaysia 10 Kali Lebih Menular

Sebelumnya, Otoritas kesehatan di negeri jiran Malaysia mendeteksi mutasi baru Virus Corona (COVID-19). Mutasi ini lebih menular ketimbang strain virus asal kota Wuhan.

Mutasi ini dinamakan D614G dan dideteksi oleh Malaysian Institute for Medical Research pada empat kasus COVID-19 di Malaysia. Kasus-kasus itu berasal dari dua klaster, yakni klaster Sivagangga dan Ulu Tiram.

Informasi ini disebar oleh Dirjen Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah. Ia berkata mutasi baru ini ditemukan pada Juli lalu dan 10 kali lebih mudah menular ke orang lain.

"Ini artinya masyarakat perlu lebih sadar dan lebih hati-hati karena virus COVID-19 dengan mutasi D614G telah terbukti terdeteksi di Malaysia. Ini bisa 10 kali lebih mudah menginfeksi individu-individu lain dan mudah menyebar jika disebar oleh individu 'super spreader,'" ujar Noor Hisham via Facebook, seperti dikutip Minggu, 16 Agustus 2020.

Tindakan Malaysia masih tetap menggunakan langkah pencegahan dan meminta masyarakat untuk disiplin seperti menjaga jarak fisik, sering mencuci tangan dengan sabun, serta mengenakan masker terutama saat di tempat umum atau ramai.

Noor Hisham kemudian menyebar artikel di Medium dari peneliti tentang mutasi D614G dan disebutkan bahwa mutasi itu belum terbukti lebih berbahaya terhadap nyawa manusia. Pada artikel itu juga disebutkan bahwa sejauh ini COVID-19 D614G dipercaya masih dapat diatasi dengan vaksin.

Berdasarkan data pemerintah Malaysia, jumlah kasus COVID-19 di negara itu mencapai 9.200. Sebanyak 8.859 pasien sudah sembuh dan 125 meninggal dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.