Sukses

Saat Anak-Anak Down Syndrome Pimpin Flashmob Tari Jaranan

Sejumlah orangtua membentuk komunitas tari bagi anak-anak down syndrome untuk memberikan kegiatan sambil mengenal budaya Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Anak-anak berkebutuhan khusus down syndrome memimpin flashmob tarian tradisional Jawa Timur "Jaranan". Kegiatan itu dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional tahun 2020, yang digelar oleh Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jawa Timur.

"Senang rasanya bisa tampil menari di depan umum," ujar Ilham Dini, salah satu penari difabel, saat dikonfirmasi usai tampil di Gedung BK3S Jawa Timur, Jalan Raya Tenggilis Surabaya, seperti dikutip dari Antara, ditulis Jumat, (28/8/2020).

Ibunda Ilham Dini, Lasiana mengungkapkan putri-nya itu sejak beberapa tahun terakhir rutin mengikuti kegiatan menari minimal seminggu sekali, bersama sejumlah anak-anak down syndrome lainnya, di sebuah sanggar kawasan Jalan Jambi Surabaya.

"Kami bersama beberapa orangtua, kurang lebihnya sembilan anak, membentuk komunitas tari. Biar tahu tentang budaya, selain juga memberi kegiatan kepada anak-anak kita. Biar tidak diam saja di rumah," tutur dia.

Semangat Didin, sapaan akrab putri-nya itu, terbilang tinggi untuk bisa menari.

"Dia ingin bisa menari setelah melihat teman-temannya yang sempurna tampil. Sebenarnya juga ingin menyanyi tapi terbentur dengan suaranya yang tidak sempurna," ucap Lasiana.

Anak-anak down syndrome ini terlihat tidak canggung saat memimpin flashmob tari jaranan dari atas panggung di Gedung BK3S Jawa Timur. Menurut Lasiana, karena memang sudah sering tampil menari di muka umum.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harapan Orangtua

Ketua BK3S Jawa Timur, Pinky Saptandari menuturkan, telah mengundang anak-anak down syndrome ini untuk menari sebanyak dua kali. Pertama kali diundang pada peringatan Hari Anak Nasional pada 2019. Saat itu menampilkan tari jaranan sercara kolosal bersama anak-anak lainnya.

"Saya ingat peringatan Hari Anak Nasional tahun lalu. Mereka menarinya di lapangan bersama teman-temannya. Properti-nya kita masih punya. Ya sudah, kita ajak lagi untuk menari flashmob bersama para hadirin supaya memeriahkan acara Hari Anak Nasional tahun ini. Itu sebetulnya bagi mereka juga menimbulkan rasa gembira karena mereka diapresiasi," ujar dia.

Anak-anak down syndrome tersebut tampak telah mahir membawakan sejumlah tarian tradisional "Jawa Timuran". Menurut Lasiana, selain "jaranan", mereka juga kerap membawakan tari "remo" dalam berbagai acara di depan umum.

Selain itu, seperti yang juga ditampilkan di Gedung BK3S Jawa Timur, mereka mampu dengan gemulai membawakan tari kreasi rampak. Lasiana menuturkan, bagi orangtua, diharapkan dengan kegiatan menari ini, kelak anak-anaknya bisa lebih mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.