Sukses

Satgas Probolinggo Sebut Komorbid Jadi Penyebab Utama Kematian Pasien COVID-19

Komorbid atau penyakit penyerta menjadi penyebab utama tingginya kasus kematian pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo menyatakan akan berupaya menekan kematian karena COVID-19 terutama pasien memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Salah satu langkah dilakukan dengan menemukan pasien dengan komorbid sedini mungkin sehingga kondisinya tidak terlalu berat dan bisa ditangani sedini mungkin.

Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono menuturkan, komorbid atau penyakit penyerta menjadi penyebab utama tingginya kasus kematian pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Akhir-akhir ini hampir setiap hari terjadi kasus orang terkonfirmasi positif COVID-19 yang meninggal dunia sehingga angka kasus kematian akibat virus corona di Kabupaten Probolinggo semakin bertambah," ujar Shodiq di Probolinggo, seperti dikutip dari Antara, ditulis Sabtu, (29/8/2020).

Jumlah warga terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Probolinggo hingga Jumat malam tercatat sebanyak 425 orang atau bertambah delapan orang dari sebelumnya sebanyak 417 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 79 orang masih dirawat dan menjalani isolasi, kemudian 328 orang sembuh, dan 18 orang meninggal dunia.

"Hari ini ada tambahan delapan warga yang terkonfirmasi positif dan satu di antaranya meninggal dunia yakni laki-laki berusia 53 tahun yang merupakan warga Desa Gerongan, Kecamatan Maron," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ada Komorbid Beratkan Pasien Terpapar COVID-19

Ia mengatakan, kasus orang terkonfirmasi positif COVID-19 yang meninggal dunia biasanya mereka mempunyai penyakit penyerta, sehingga memberatkan penyakitnya ketika orang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Seperti pasien warga Desa Gerongan karena yang bersangkutan sebelumnya datang ke RSUD Tongas dengan keluhan sesak napas, gagal jantung dan kencing manis, serta saat dilakukan pemeriksaan rontgen ada gambaran pneumonia," katanya.

Warga tersebut meninggal sebelum hasil pemeriksaan tes usapnya keluar, tetapi proses pemakaman tetap dilakukan dengan prosedur COVID-19 dan Satgas kini melakukan pelacakan terhadap kontak eratnya.

3 dari 3 halaman

Upaya yang Dilakukan

Shodiq mengatakan, upaya-upaya yang akan dilakukan adalah dengan menemukan pasien dengan komorbid itu sedini mungkin sehingga kondisinya tidak terlalu berat dan bisa ditangani sedini mungkin.

"Nantinya puskesmas-puskesmas akan lebih giat lagi melakukan surveilans. Oleh karena itu masyarakat yang mempunyai komorbid jangan takut untuk berobat ke puskesmas apabila ada gangguan kesehatan," ujarnya.

Ia menuturkan, puskesmas akan melakukan surveilans sehari-hari ke depannya yakni surveilans terhadap pengunjung puskesmas yang memiliki gejala mirip COVID-19 dan surveilans terhadap kelompok rentan seperti lansia serta kelompok-kelompok yang menderita diabetes maupun penyakit-penyakit turunan lainnya.

Sementara itu, jumlah pasien positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh bertambah tujuh orang pada Jumat malam, sehingga total orang yang sembuh dari COVID-19 sebanyak 328 orang atau setara 77,18 persen dari total 425 orang yang terkonfirmasi positif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.